Daftar isi
Polarisasi merupakan terserapnya sebagian arah getar cahaya. Polarisasi hanya dapat terjadi pada gelombang transversal.
Polarisasi karena pembiasan
Menurut hukum Brewster, jika sinar pantul tegak lurus sinar bias maka sinar pantul terpolarisasi :
tan = ip=n2/n1.a
Keterangan :
Ip = sudut terpolarisasi
= sudut datang yang menghasilkan sinar pantul terpolarisasi
n1 = indeks bias medium asal sinar
n2 = indeks bias medium yang dituju sinar
Polarisasi karena absorbsi selektif
Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu analisator dan polarisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi linier daru cahaya sebagai analisator. Analisator berfungsi mengubah arah polarisasi dan mengatur besarnya intensitas cahaya yang diteruskan ke pengamat. Intensitas cahaya terpolarisasi vertikal yang diteruskan oleh polarisator dituliskan dalam persamaan berikut :
Menurut hukum Mallus intensitas cahaya dituliskan dalam persamaan berikut :
I2 = I1=cos2θ=1/2.I0 cos2θ
Pemutaran bidang terpolarisasi :
θ=c.ℓ.α
keterangan :
I0 = intensitas cahaya mula-mula (W/m2)
Ii = intensitas cahaya yang datang menuju analisator (W/m2)
I2 = intensitas cahaya yang keluar dari analisator ((W/m2)
θ = sudut antara sumbu analisator dengan sumbu polarisator
c = konsentrasi larutan (mol/m2)
Polarisasi dengan pembiasan ganda
Polarisasi dengan pembiasan ganda terjadi pada kristal yang memiliki dua indeks bias. Jika sinar datang tak terpolarisasi jatuh tegak lurus bidang kristal maka sinar akan keluar dari bidang kristal. Sinar tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinar bias dan sinar istimewa.
Polarisasi hamburan
Hamburan adalah penyerapan dan pemancaran kembali oleh partikel-partikel (gas). Polarisasi hambauran contohnya terjadi pada saat sinar matahari yang dihamburkan cahayanya melalui atmosfer bumi, sehingga tampak oleh pengamat di bumi sebagai cahaya yang terpolarisasi sebagian.