Geografi

Kaldera: Proses Pembentukan – Tipe dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bumi terus mengalami proses perubahan struktur dan permukaannya dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut terjadi baik karena peristiwa dari dalam bumi maupun dari luar bumi secara alami atau karena campur tangan manusia. Salah satu hasil dari fenomena perubahan struktur tersebut adalah kaldera.

Apa itu Kaldera?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kaldera diartikan sebagai kawah gunung berapi yang sangat luas, terjadi karena peledakan atau runtuhnya bagian puncak gunung berapi. Sementara dalam Kamus Merriam-Webster, kaldera adalah kawah gunung berapi dengan diameter berkali-kali lipat dari lubang dan terbentuk oleh bagian tengah gunung berapi yang runtuh karena ledakan yang luar biasa.

Akan tetapi, kaldera ini berbeda dengan kawah. Kaldera terbentuk dari proses vulkanik yang menyebabkan perubahan struktur gunung menjadi runtuh ke bawah. Sedangkan kawah terbentuk akibat erupsi yang menyebabkan batuan atau material lain keluar dari bagian atas gunung.

Kemudian, dilansir dari situs National Geographic memberikan pengertian pada kaldera sebagai depresi (penurunan tanah) berukuran sangat besar yang terbentuk ketika terjadi erupsi vulkanik akibat bekas letusan yang runtuh. Sedangkan menurut situs Britannica, kaldera merupakan depresi vulkanik besar berbentuk mangkuk dengan diameter lebih dari satu kilometer dan dikelilingi oleh lereng curam.

Ciri-ciri Kaldera

Kaldera memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan magma atau danau pada umumnya. Berikut adalah beberapa ciri dari kaldera, di antaranya:

  • Terbentuk akibat aktivitas magma di dalam bumi yang keluar.
  • Dapat terbentuk dari proses yang sangat cepat (erupsi) maupun lambat (susutan).
  • Kebanyakan berbentuk lingkaran atau oval.
  • Memiliki diameter lebih dari 1 kilometer.
  • Sebagian besar dikelilingi oleh tebing yang tinggi atau terisi dengan air menjadi danau.

Proses Pembentukkan Kaldera

Terdapat dua macam proses dalam pembentukkan kaldera, yaitu sebagai berikut:

  • Kaldera yang terbentuk karena letusan
    Pada umumnya, kaldera terbentuk karena letusan. Proses yang terjadi adalah magma yang mengandung banyak silika dengan viskositas atau kelekatan tinggi membuat gas-gas menjadi terjebak dengan tekanan yang tinggi di dalam magma. Gas tersebut mendorong magma semakin mendekati permukaan bumi sehingga menyebabkan tumpukan material di atasnya meletus. Hasil dari letusan tersebut adalah keluarnya magma serta debu vulkanik yang menyebar ke permukaan bumi. Selain material dari dalam bumi, letusan yang besar itu juga mengakibatkan terbentuknya kaldera. Tidak hanya itu, kaldera dengan kandungan silika yang besar juga dapat menciptakan kubah baru dan bisa menciptakan letusan ratusan hingga ribuan kilometer kubik material bumi.
  • Kaldera yang bukan terbentuk karena letusan
    Kemudian terdapat pula kaldera yang terbentuk tidak disebabkan oleh letusan secara cepat, melainkan dengan penyusutan secara perlahan. Proses pembentukan kaldera ini berawal dari adanya magma yang tidak terlalu kental sebab lebih bersifat basal, sementara kandungan silikanya lebih rendah. Magma yang lebih cair tersebut mengakibatkan tinggi permukaan secara perlahan menurun karena magma mengalir keluar secara perlahan dan membuat ruang kosong di kantong magma. Adanya ruang kosong tersebutlah yang menyebabkan terbentuknya kaldera. Oleh sebab itu, kaldera yang terbentuk dengan proses ini disebut juga dengan kaldera susuta.

Tipe-tipe Kaldera

Kaldera dapat dibedakan berdasarkan bentuk serta proses pembentukkannya. Berikut adalah tiga tipe kaldere, yaitu:

Crater-Lake Type Calderas

Kaldera dengan tipe kawah-danau ini terbentuk setelah fase erupsi plinian atau letusan dengan semburan gas dan abu vulkanik yang mencapai lapisan stratosfer sehingga pada saat yang sama, terjadi kekosongan di dalam ruang magma. Akibatnya, lama kelamaan bagian yang kosong itu terisi oleh air atau salju.

Contoh dari tipe kaldera ini adalah Kaldera Oregon yang memiliki kedalaman sekitar 600 meter dan kemudian mempunyai tambahan dinding setinggi kurang lebih 600 meter sehingga totalnya lebih dari 1.200 meter. Kaldera tersebut terbentuk akibat erupsi dan runtuhan dari Gunung Mazama yang meletus 6.850 tahun yang lalu.

Basaltic Shield Volcano Calderas

Berbeda dengan kaldera tipe kawah-danau berkaitan dengan magma serta letusan eksplosif, tipe kaldera basaltik tidak dihasilkan dari peristiwa “bencana”, melainkan adanya penurunan permukaan bumi secara bertahap. Kaldera basaltik ini dari waktu ke waktu akan semakin membesar akibat keruntuhan episodik akibat ekstraksi laca dari ruang magma.

Dalam beberapa kasus, ekstrusi magma atau keluarnya magma terjadi melalui retakan yang menyebabkan letusan kecil di sepanjang sisi gunung berapi. Keruntuhan lokal di sepanjang rekahan tersebut menghasilkan sistem kawah lubang linier dari kaldera basaltik serta kawah puncak. Contoh kaldera tipe ini, yaitu Kaldera Kilauea dan Kaldera Erta Ale

Resurgent Calderas

Kaldera ini adalah kaldera yang muncul kembali akibat letusan besar aliran piroklastik sehingga membentuk struktur vulkanik raksasa berupa kaldera. Kaldera dengan tipe ini mirip dengan kaldera tipe kawah-danau, yakni sama-sama dihasilkan oleh kerak bumi di atas ruang magma dangkall yang runtuh. Pada umumnya, kaldera tipe ini berdiameter 15 hingga 100 kilometer. 

Kaldera ini memiliki ukuran yang lebih besar. Namun, tidak hanya ukurannya yang besar, kaldera ini juga memiliki depresi topografi dengan massa yang meningkat di bagian pusatnya sehingga terbentuk lantai kaldera yang berisi lava riolitik, aliran obsidian, dan kubah kubah baru. Salah satu contoh dari kaldera ini adalah Kaldera Valles di New Mexico dan Kaldera Long Valley di California.

Contoh Kaldera

Berikut adalah beberapa contoh dari kaldera yang ada di dunia:

  • Kaldera Yellowstone
    Berada di ketinggian 3.143 meter di Gunung Sheridan, Pegunungan Rocky, Wyoming, Amerika Serikat. Kaldera Yellowstone terbentuk melalui tiga supererupsi yang terjadi sejak 2,1 juta tahun lalu.
  • Danau Toba
    Kaldera ini terletak di Sumatera Utara, Indonesia dengan kedalaman 505 meter. Danau Toba terbentuk akibat letusan gunung berapi sekitar 74.000 tahun yang lalu. Di tengah Danau Toba terdapat sebuah gunung bernama Gunung Pusuk Buhit.
  • Kaldera Rotorua
    Kaldera Rotorua terletak di Zona Vulkanik Taupo, North Island, Selandia Baru di ketinggian 757 meter. Kaldera ini terbentuk akibat erupsi dan kantung magma yang kosong. Erupsi terbesar di Kadera Rotorua terjadi 220.000 tahun yang lalu dan erupsi terakhirnya adalah 25.000 tahun silam.

Kesimpulan Pembahasan

Kesimpulannya, kaldera adalah penurunan tanah yang sangat luas akibat erupsi besar gunung berapi sehingga permukaan gunung menjadi runtuh dan membuat cekungan. Beberapa ciri dari kaldera, yaitu berawal dari aktivitas magma, kebanyakan berbentuk lingkaran atau oval, dan biasanya dikelilingi tebing tinggi.

Proses tebentuknya kaldera terbagi menjadi dua, yaitu karena letusan atau erupsi sehingga magma dan material lain keluar dengan cepat serta magma yang keluar secara perlahan sehingga terjadi susutan permukaan. Kemudian, terdapat tiga tipe kaldera, yakni crater-lake, basaltic shield, dan resurgent. Contoh kaldera di antaranya Kaldera Yellowstone, Danau Toba, dan Kaldera Rotorua.