Daftar isi
Tari Bali, sesuai dengan namanya yaitu tarian yang berasal dari Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita.
Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah.
Selama Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan konvensi Warisan Budaya Takbenda pada 29 November hingga 4 Desember 2015 di Windhoek, Namibia, UNESCO mengakui tiga genre tarian tradisional di Bali, Indonesia, sebagai Warisan budaya tak benda.
Tari Bali dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, wali (sakral) atau bebali (upacara) dan balih-balihan (hiburan).
Dan berikut ini akan kami jabarkan satu persatu tarian-tarian tersebut.
Seni Tari Wali ditarikan pada setiap kegiatan upacara adat dan agama Hindu di Bali. Di Pura, tarian ini dipentaskan di area terdalam pura (Jeroan). Jenis tariannya antara lain:
Tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya upacara. Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai.
Jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin. Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok, berisi 8 sampai 40 penari.
Tari ini adalah tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen. Gerakan Tari Pendet lebih dinamis dibanding Tari Rejang.
Kini, Pendet telah ditarikan untuk hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.
Adalah tari yang memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan menolak bala.
Adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari pria, seorang memainkan kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki belakang dan ekor.
Bebali adalah jenis tarian upacara, biasanya dipentaskan di halaman tengah pura. Tari ini sifatnya di antara sakral dan hiburan.
Tari ini adalah sendratari Bali yang tertua. Musik, literatur dan kosakata yang digunakan dalam tariannya diturunkan dari periode Majapahit di Pulau Jawa.
Pertunjukkan ini biasanya ditampilkan di pura pada saat hari-hari besar dan upacara.
Tarian ini sangat kental dengan aura magis. Karena dilakukan oleh penari bertopeng untuk menetralisir roh jahat.
Drama tari (Buleleng). Menggabungkan tarian, drama epik, dan musik.
Balih-balihan adalah jenis tarian yang bersifat non-religius dan cenderung menghibur.Ditampilkan di halaman depan atau luar pura.
Jenis-jenisnya, yaitu :
Tari ini adalah tarian pergaulan yang dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan.
Penari putri mengenakan mahkota berbentuk merak berwarna emas dan hiasan daun kelapa kering.
Sebagian besar tarian ditampilkan dalam posisi duduk, dengan gerakan-gerakan tangan, bahu dan mata.
Tarian ini dapat ditarikan secara solo, duet, trio, kelompok atau dalam sendratari. Tari ini diiringi dengan permainan gamelan gong kebyar.
Adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati berdasarkan mimpinya melihat bidadari.
Penari legong yang berjumlah 3 orang menari mengikuti permainan gamelan semar pagulingan.
Tari tradisional yang satu ini adalah tarian beramai-ramai yang dibawakan di malam hari mengelilingi api unggun.
Ditampilkan oleh seratus atau lebih pria sambil duduk, dipimpin oleh pendeta di tengah-tengah.
Tari kecak tak diiringi musik, tetapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul bagian-bagian dari tubuh agar menghasilkan suara.
Mereka mengucapkan kata-kata “cak, cak, cak” untuk menghasilkan suatu paduan suara unik.
Tarian sosial populer oleh pasangan, selama musim panen atau pada hari-hari penting.