Bahasa Indonesia

Majas Anadiplosis: Pengertian, Ciri-Ciri Dan Contoh

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Majas Anadiplosis

Majas anadiplosis berasal dari kata anadiplosi dalam bahasa Yunani yang memiliki arti pengulangan. Umumnya pengulangan kata dilakukan pada klausa yang berurutan sehingga pada klausa kedua dimulai dengan kata yang sama dengan pada akhir klausa sebelumnya.

Dapat dikatakan jika anadiplosis menunjukkan suatu pola pengulangan kata-kata tertentu. Menurut Goryds Keraf, anadiplosis merupakan suatu kata atau frasa terakhir yang berasal dari klausa atau frasa yang menjadi kata atau frasa pertama dari kalimat berikutnya.

Sehingga dapat diartikan jika majas anadiplosis merupakan sebuah majas yang menggunakan pengulangan kata, frasa, atau klausa yang terdapat pada bagian paling akhir kalimat untuk kemudian dijadikan kata, frasa atau klausa di awal dari kalimat berikutnya.

Majas anadiplosis termasuk ke dalam majas pengulangan dan sering digunakan dalam karya tulis sastra berupa puisi dan sajak.

Ciri-Ciri Majas Anadiplosis

Adapun ciri-ciri dari majas anadiplosis antara lain:

  1. Termasuk ke dalam majas penegasan.
  2. Menggunakan pengulangan kata, frasa, atau klausa pada kalimat berikutnya.
  3. Terdapat kata atau kalimat yang sama pada kalimat berikutnya.

Contoh Majas Anadiplosis

Aku menyesal telah berkorban untuk dirinya
Dirinya yang tak bisa menghargai sebuah pengorbanan
Pengorbanan seseorang yang menyayanginya
Yang menyayanginya dengan tulus hati

Dalam riang ada tawa
Dalam tawa ada sukacita
Dalam sukacita ada hati yang berbunga-bunga
Dalam hati yang berbunga-bunga ada bahagia

Ketulusan itu hanyalah daftar kata-kata
Daftar kata-kata yang tertulis di atas kertas
Kertas yang mudah terbakar
Mudah terbakar oleh dupa dan menjadi abu
Abu yang dapat terbang dan menguap ke angkasa

Aku ingat titik embun kecil pada bunga begonia yang baru mekar
Bunga begonia yang baru mekar melambangkan pesona dirinya
Dirinya yang selalu berdiri di atas jembatan bambu
Jembatan bambu tempat kita berdua pernah berjumpa

Ribuan kali aku bertanya pada mereka
Mereka yang telah membuangku layaknya sampah
Sampah yang tak cukup berarti
Tak cukup berarti untuk mereka rawat layaknya anak
Layaknya anak-anak lain di luar sana yang begitu dicintai
Dicintai oleh ayah dan ibu

Kita pernah menjadi teman
Teman yang kemudian berubah menjadi keluarga
Keluarga yang tak bertalikan darah, namun kini
Kini semua hanya tinggal kenangan
Kenangan yang begitu ingin ku hapus
Ku hapus dari memori ingatanku

Aku sadar semua telah berubah
Berubah menjadi hal yang menyakitkan
Menyakitkan hati dan seluruh tubuhku
Tubuhku berkhianat bahwa masih mencintai dia
Dia yang telah tiada di dunia fana ini

Bersama dengan turunnya rintik hujan di bulan itu, kamu memetik gitar
Gitar yang mengingatkanku akan lagu persahabatan
Lagu persahabatan yang kamu ciptakan untuk kita

Aku tidak peduli dengan jalan yang lebar dan ramai
Jalan yang lebar dan ramai hanya untuk dia
Dia tidak pantas berada di sampingku yang berjalan di jembatan kayu
Jembatan kayu yang panjang dan gelap hanya untuk diriku sendiri

Dalam diam ada keheningan
Dalam keheningan ada kesedihan
Dalam kesedihan ada air mata
Dalam air mata ada penyesalan