Open Door Policy: Pengertian, Manfaat dan Kelebihan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bisa dikatakan, open door policy adalah sebuah solusi untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif terhadap suatu perusahaan melalui komunikasi antara karyawan dan manajer.

Saat ini, sudah banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan open door policy dengan tujuan memudahkan komunikas antara karyawan dengan atasan.

Kebijakan tersebut cukup menguntungkan karena jika ada suatu permasalahan pada karyawan bisa berkomunikasi langsung dengan manajer untuk mencari titik terangnya. Begitu juga sebaliknya. Ingin tahu open door policy secara mendalam? Yuk, simak artikel sampai habis!

Apa itu Open Door Policy

Secara harfiah, open door policy artinya adalah kebijakan pintu terbuka. Yang dimaksud dengan pintu terbuka di sini bukan sebuah pintu yang terbuka, melainkan kebebasan berkomunikasi.

Dilansir dari berbagai sumber, open door policy adalah kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menjembatani komunikasi antara karyawan dengan atasan agar lebih mudah.

Dalam kasus tertentu, tidak semua pemimpin di dalam perusahaan peduli dengan pendapat bawahannya. Sehingga sering muncul kasus minimnya komunikasi antara karyawan dengan atasan yang mengakibatkan internal perusahaan berantakan.

Situasi tersebut bisa dicegah dengan menerapkan open door policy. Jika kamu penasaran apakah perusahaan sudah menerapkan open door policy, kamu bisa tanya ke HRD.

Namun, biasanya kebijakan tersebut disampaikan pada karyawan baru dan tercatat di kebijakan perusahaan. Kebijakan open door policy di setiap perusahaan juga bisa berbeda-beda. Tergantung lingkungan perusahaan masing-masing.

Manfaat Open Door Policy

1. Lingkungan kerja menjadi lebih baik

Selain kebebasan berkomunikasi, open door policy juga bisa mengubah budaya kerja yang lebih baik di perusahaan.

Sebab saat pendapat karyawan yang selalu didengar oleh atasan pasti akan menumbuhkan loyalitas, meningkatkan rasa kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan dan juga merasa dihargai.

Ketika karyawan merasa nyaman di lingkungan kerjanya tentu akan meningkatkan produktivitas kerja yang berdampak pada perusahaan itu sendiri.

2. Merasa diperhatikan

Secara teknis, posisi pegawai atau karyawan hanya sebagai bawahan yang mudah disuruh-suruh oleh atasan.

Dengan adanya kebijakan open door policy, para karyawan akan lebih merasa dihargai dan diperhatikan sehingga tingkat kepuasan kerja semakin tinggi yang berdampak meningkatkan produktivitas kerja oleh seorang karyawan.

Tak hanya karyawan saja, para Office Boy (OB), satpam dan tukang kebun pun akan merasa lebih diperhatikan di perusahaan tersebut.

3. Menumbuhkan diskusi yang sehat

Kebijakan pintu terbuka tentu saja akan menumbuhkan diskusi yang sehat karena karyawan tidak merasa sungkan untuk memberikan ide, opini dan gagasan. Serta mengurangi gap antara karyawan dan atasan.

Dengan begitu, lama-lama akan menumbuhkan diskusi yang sehat dan mendorong untuk mendapatkan ide-ide segar dari berbagai pihak. Ide-ide segar tersebut bisa membantu mendorong pertumbuhan perusahaan.

Kelebihan Open Door Policy

1. Memahami perilaku karyawan

Atasan yang berinteraksi langsung dengan karyawan akan membuat manajemen memahami perilaku mereka dengan baik dan mendeteksi siapa saja karyawan yang cukup problematik sejak dini, sehingga tidak akan mengganggu aktivitas perusahaan di masa yang akan datang.

2. Mendorong interaksi berbagai pihak

Kebijakan pintu terbuka memang bertujuan untuk membuka komunikasi lintas level, baik itu OB, satpam, tukang kebun, karyawan hingga manajemen eksekutif.

Dengan begitu terciptalah dorongan interaksi berbagai pihak di dalam perusahaan yang akan melahirkan perbaikan kinerja, gagasan yang bisa dieksekusi dan hubungan antar pihak semakin erat.

3. Mengantisipasi masalah sebelum membesar

Terkadang, masalah-masalah besar yang terjadi di dalam perusahaan berawal dari masalah sepele. Untuk itulah kebijakan open door policy diciptakan sebagai jembatan komunikasi antara karywan dengan manajer.

Atasan bisa mengantisipasi masalah yang terjadi pada karyawan sejak dini dari bawahan yang mendatanginya. Ataupun sebaliknya.

Kekurangan Open Door Policy

1. Tidak semua pihak bisa menerimanya

Meskipun perusahaan sudah menerapkan kebijakan pintu terbuka, namun tidak semua pihak bisa menerimanya. Entah itu dari pihak bawahan maupun atasan.

Alasannya karena tidak semua permasalahan bisa dibicarakan oleh atasan. Apalagi jika urusan pribadi yang mengacu pada adu domba dan berakhir membuat keributan di dalam perusahaan.

Atau karyawan yang lebih leluasa cari muka dengan manajer tentu akan membuat beberapa pihak tidak suka dan berujung membuat kegaduhan kecil.

2. Tidak semua atasan menerima masukan

Ada di beberapa perusahaan memiliki seorang pemimpin yang tidak peduli dengan pendapat bawahannya. Meskipun perusahaan mempunyai kebijakan pintu terbuka, namun tidak bisa mengubah watak setiap orang.

Cara Menerapkan Open Door Policy

1. Buat handbook

Handbook yang berarti buku pegangan ini berisikan kebijakan-kebijakan apa saja yang ingin diterapkan, mulai dari tujuan sampai cara pelaksanaannya yang bisa dilakukan oleh setiap individu di perusahaan.

2. Sosialisasikan

Setelah membuat buku pegangan, tentu saja beri tahu seluruh tim yang ada di perusahaan. Jelaskan terkait cara kerjanya, benefitnya hingga seluruh yang ada di buku tersebut.

3. Buat batasan

Meskipun secara harfiah berarti kebebasan berkomunikasi, namun buka berarti tidak ada batasan. Buat batasan seperti prosedur, waktu dan lain-lain yang tidak mengganggu keharmonisan perusahaan.

4. Terapkan

Langkah terakhir yaitu terapkan kebijakan tersebut. Jangan sampai sudah susah-susah membuat kebijakan open door policy, namun hanya sebatas formalitas saja. Kamu bisa mulai dengan membuat beberap program khusus yang menunjang kebijakan pintu terbuka.

fbWhatsappTwitterLinkedIn