Daftar isi
Ada banyak istilah yang menggambarkan tentang opini, yakni pendapat, tanggapan, hasil pemikiran ataupun pandangan seseorang dalam menjelaskan suatu hal namun sifatnya tidak objektif dan belum tentu pasti kebenarannya.
Bahkan ada yang mengartikan opini sebagai sebuah pendapat, pikiran atau tanggapan dari seseorang atau kelompok yang belum diketahui kebenarannya. Artinya opini tersebut bersifat subjektif dan bisa jadi setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda-beda terhadap suatu kejadian atau objek.
Sama seperti prediksi yakni sesuatu yang belum dapat dipastikan bahwa hal tersebut ada dan terjadi, serta bukan pula sebuah fakta, akan tetapi apabila opini dapat dipastikan atau dibuktikan kebenarannya maka opini tersebut dapat berubah menjadi fakta.
Perlu diingat jika fakta dan opini memiliki perbedaan. Perbedaan keduanya yakni:
Adapun ciri-ciri dari opini antara lain:
Selain itu, ciri-ciri opini di dalam kalimat yakni:
Dari opini sudah tentu di dalamnya ditemukan kalimat yang berisi mengenai pendapat dari diri sendiri atau pendapat yang berasal dari orang lain.
Dalam beberapa kasus, ada pula kalimat opini yang berasal dari pernyataan tokoh-tokoh terkenal hingga akhirnya terkesan sebagai fakta. Meskipun pendapat tokoh tersebut masih berupa pendapat yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Tidak jauh berbeda dengan di atas, ciri opini di dalam kalimat yakni pernyataan yang dipaparkan cenderung bersifat subjektif. Artinya segala sesuatu yang diungkapkan atau dikemukakan menurut pada salah satu pihak dengan kata lain tidak dapat bersikap netral.
Di dalam sebuah kalimat opini, pasti akan ditemukan kata-kata yang bersifat relatif. Artinya kata atau frasa cenderung dapat berubah bergantung dari siapa yang mengucapkannya, seperti lebih, agak, paling, biasanya dan lain sebagainya.
Tidak dipungkiri jika suatu opini belum bisa dipastikan kebenarannya sehingga perlu dibuktikan dan diuji. Oleh karena itu, dalam penyampaiannya menggunakan kata menurut saya, misal, mungkin dan lain sebagainya.
Opini biasanya menjelaskan hal tertentu seperti objek atau peristiwa dengan memperhatikan gejala, kemudian memberikan prediksi, harapan atau saran terhadap hal tersebut.
Unsur-unsur terbentuknya sebuah opini antara lain:
Kondisi yang mudah terpengaruh atau prediposisi terhadap seseorang, objek atau ide yang di dalamnya terdapat berbagai komponen seperti pengertian, perasaan atau emosi dan perilaku, keseluruhan komponen tersebut adalah komponen dari sikap.
Kepercayaan atau keyakinan adalah suatu sikap yang akan ditunjukan oleh seseorang ketika ia merasa cukup tahu serta menyimpulkan jika dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan di sini meliputi bagian dari pengalaman di masa lalu, seperti pikiran, ingatan hingga interprestasi terhadap sesuatu.
Persepsi merupakan suatu proses internal yang memungkinkan untuk mengorganisasikan, memilih, dan juga menafsirkan rangsangan yang berasal dari lingkungan, di dalam prosesnya mempengaruhi perilaku kita. Dengan kata lain, unsur persepsi menjadi unsur utama terbentuknya opini.
Opini pribadi adalah pendapat asli atau nyata yang berasal dari seseorang mengenai suatu masalah sosial. Opini pribadi muncul apabila seseorang tanpa adanya pengaruh orang lain menyetujui atau tidak masalah sosial.
Hingga akhirnya berdasarkan nalar ia sampai pada suatu tanggapan masalah sosial, ada apabila dikomunikasikan terhadap orang lain di dalam sebuah pembicaraan, maka ia telah menyampaikan opininya.
Opini individual adalah sebuah pendapat seseorang mengenai apa yang terjadi di masyarakat. Pendapat tersebut bersifat disetujui atau tidak, hingga akan dapat diketahui mengenai orang-orang yang sependapat dan yang tidak sependapat dari orang tersebut setelah dibicarakan dengan orang lain. Kondisi ini menjadi objek dari opini publik, bisa dikatakan jika opini publik adalah kombinasi dari opini-opini individual.
Opini kelompok yakni sebuah pendapat dari sekelompok orang mengenai suatu permasalahan sosial yang menyangkut kepentingan orang banyak.
Opini mayoritas merupakan pendapat terbanyak dari pihak-pihak yang saling berkaitan terhadap suatu masalah antara pro dan kontra. Pada umumnya opini ini dibawa ke forum terbuka dalam bentuk lembaga.
Opini minoritas kebalikan dari opini mayoritas, yaitu pendapat orang-orang yang jumlahnya relatif kecil atau sedikit jika dibandingkan dengan jumlah lainnya terkait dengan suatu masalah sosial.
Opini massa adalah lanjutan dari opini publik dan merupakan pendapat dari seluruh masyarakat sebagai hasil dari perkembangan pendapat berbeda mengenai masalah, berhubungan dengan suatu kepentingan umum.
Opini umum yaitu pendapat yang sama dari semua orang di dalam suatu masyarakat mengenai masalah yang berhubungan dengan kepentingan umum. Terlihat jika opini umum sama dengan opini massa, yakni memiliki pendapat yang sama.
Meskipun terdapat perbedaan antara keduanya yaitu bila pada opini massa pendapat berasal dari perkembangan opini publik sedangkan opini umum tidak ada.
Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat opini, antara lain:
Ide menjadi hal mendasar yang harus dimiliki seseorang saat membuat opini. Ide tersebut dapat diperoleh dimanapun dan kapanpun seperti buku, lingkungan sekitar, berita, dan lain sebagainya. Ide juga perlu dikembangkan untuk menciptakan beberapa judul untuk membuat opini.
Pengetahuan terhadap suatu bidang atau masalah yang menjadi topik tulisan menjadi bagian yang sangat penting bagi penulis. Setidaknya penulis harus ahli di bidang yang menjadi topik tulisannya agar masyarakat mengakui opini tersebut. Sebuah tulisan opini akan menjadi lebih mudah dipercaya masyarakat karena mempunyai otoritas.
Argumentasi dari seorang penulis juga menjadi hal penting dalam penulisan opini. Jika tulisan opini tersebut sesuai dengan bidang yang dikuasai penulis, argumentasi dapat dilakukan dengan cukup mudah.
Hal ini bisa terjadi sebab penulis sudah memahami hal-hal terkait dengan apa saja yang dimuat di dalam tulisan.
Setiap penulis mempunyai teknik penulisan yang berbeda-beda sesuai dengan tempat di mana tulisan opini dipublikasikan nantinya, salah satunya di media massa. Para pembaca di media massa kurang menyukai bentuk tulisan panjang dan bahasa yang terlalu rumit.
Oleh sebab itu, buatkan tulisan opini tidak terlalu panjang dan jangan bertele-tele serta pergunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami.
Apabila tulisan opini diharapkan dapat dipahami oleh banyak orang, gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti. Usahakan untuk tidak menggunakan bahasa-bahasa ilmiah yang membuat pembaca tidak memahami isi bacaan. Perhatikan juga setiap kalimat yang ditulis, harus efektif dari jumlah kata, tanda baca dan lainnya.