Daftar isi
Tuanku Imam Bonjol yang memiliki nama asli Muhammad Syahab, beliau merupakan seorang ulama, serta seorang pahlawan perjuangan melawan belanda dan menjadi pemimpin dalam perang padri.
Tuanku Imam Bonjol meninggalkan beberapa peninggalan sejarah, berikut ini 6 peninggalan sejarah Tuanku Imam Bonjol, simak pembahasannya.
Peninggalan sejarah Tuanku Imam Bonjol yang akan dibahas pertama yaitu Meriam sutan Palembang. Salah satu jenis senjata yang memakai mesiu dan peluru yang terbuat dari besi bulat ini dahulu digunakan oleh Tuanku Imam Bonjol saat melawan penjajah belanda dan menegakkan agama islam.
Namun saat ini Meriam tersebut hampir tertimbun di dalam tanah. Meriam peninggalan Imam Bonjol ini terletak di Nagari, Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol.
Tongkat berisi pedang dan serpihan serapan merupakan peninggalan sejarah selanjutnya dari Tuanku Imam Bonjol. Benda yang berbentuk seperti tongkat ini di dalamnya terdapat berisi pedang, pedang tersebut menjadi alat atau senjata yang digunakan oleh Tuanku Imam Bonjol dalam peperangan Padri.
Peninggalan sejarah Imam Bonjol selanjutnya yaitu al-quran yang ditulis tangan oleh istri tuanku Imam Bonjol. Al-quran tersebut ditulis langsung dengan tangan sang istri dari Tuanku Imam Bonjol. Hingga saat ini, al quran dengan tulisan tangan istri Imam Bonjol tersebut masih dijaga oleh Datuak Buruak.
Peninggalan sejarah selanjutnya yang akan dibahas yaitu lesung yang saat ini berada di museum imam bonjol. Lesung ini merupakan peninggalan imam bonjol yang digunakan untuk membuat atau menumbuk mesiu. Mesiu adalah bahan yang digunakan sebagai bahan peledak senjata api. Ketika kamu mengunjungi museum tuanku Imam Bonjol, kamu akan menemukan lesung tersebut.
Tugu kecil yang berada di atas bukit banteng juga merupakan peninggalan sejarah Tuanku Imam Bonjol. Pada tugu tersebut terdapat ungkapan kekecewaan Tuanku Imam Bonjol terhadap masyarakat daerah Bonjol yang terpecah belah.
Tugu itu menjadi saksi bisu dari rasa kekecewaan seorang Tuanku Imam Bonjol melihat masyarakatnya yang terpecah belah. Dalam Tugu tersebut terdapat tulisan yang berasal dari ungkapan kekecewaan Imam Bonjol, tulisan tersebut berisi “Melawan kolonial belanda bukan masalah untukku, namun dalam mempersatukan masyarakat bonjol membuat hatiku terluka”.
Peninggalan sejarah Tuanku Imam Bonjol yang terakhir akan dibahas yaitu Tambo yang ditulis oleh anak Tuanku Imam Bonjol, Naali Sultan Caniago. Tambo tersebut berisi perjuangan Tuanku Imam Bonjol, dan tambo tersebut hanya ada satu.
Namun sayangnya, saat ini belum ada yang tahu berada di tangan siapa tambo tersebut. Sehingga, masyarakat merasa sangat kehilang dengan status keberadaan tambo tersebut yang belum jelas dimana keberadaannya.