Sosiologi

Apa Perbedaan Imitasi dan Identifikasi?

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ciri dari adanya kehidupan sosial adalah interaksi sosial sebagai sebuah cara orang dalam bertindak dengan orang lain dan bereaksi terhadap cara orang lain bertindak.

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis meliputi hubungan antara orang perorangan, kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. 

Identifikasi dengan imitasi merupakan bentuk kegiatan interaksi sosial dimana di antara imitasi dengan identifikasi terdapat sebuah perbedaan yang terletak pada kepribadian dari seseorang. 

Pengertian Imitasi

Imitasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi antara interaksi sosial dengan cara meniru gaya orang lain melalui gaya bicara, gaya hidup, tingkah laku, bahkan penampilan yang menjadi ciri khas dari orang lain.

Imitasi berupa kegiatan meniru yang merupakan suatu proses kognisi dalam melakukan tindakan seperti yang dilakukan model dengan melibatkan indra untuk mengolah informasi dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik.

Imitasi bisa dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu yang berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak. Kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial dapat dilakukan dengan penurunan budaya pada generasi berikutnya.

Imitasi memiliki peran yang cukup penting dalam interaksi. Salah satu dampak positif dari imitasi yaitu dapat mendorong seseorang untuk mematuhi berbagai macam kaidah dan nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. 

Imitasi juga dapat menyebabkan dampak negatif, misalnya meniru tindakan-tindakan yang menyimpang dan mematikan daya kreasi dari seseorang. Masyarakat merupakan proses imitasi dalam fenomena sosial. Pengaruh satu pikiran dijelaskan oleh proses imitasi saran dan akibatnya terdapat perubahan dan gerakan di masyarakat.

Proses peniruan yang terjadi di masyarakat dirumuskan menjadi imitasi yang cenderung menyebar ke semua masyarakat dalam perkembangan geometris. Selanjutnya, imitasi bisa menyebar jika tidak terjadi gangguan dimana proses imitasi mirip dengan perkembangan seorang anak yang tengah belajar. Anak-anak bisa meniru segala bentuk tindakan, ucapan, atau perbuatan dari orang-orang di sekitarnya. 

Pengertian Identifikasi

Identifikasi adalah kecenderungan yang ada dalam diri seseorang untuk ‘menjadi sama’ dengan orang lain sebagai sebuah tindakan lebih lanjut dari proses sugesti dan imitasi yang pengaruhnya sangat kuat.

Sasaran identifikasi biasanya adalah orang yang benar-benar paling dikenal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya adalah seorang idola yang merupakan sebutan untuk orang yang menjadi sasaran identifikasi.  

Identifikasi menjadi sebuah proses atau sebuah kegiatan seseorang yang memiliki kecenderungan atau keinginan dari seseorang agar menjadi sama dengan yang ia jadikan sebagai acuannya dan bisa saja ia mengubah kepribadiannya.

Identifikasi sifatnya lebih mendalam karena terdapat kepribadian individu yang dapat terbentuk setelah melalui beberapa proses. Terkadang dapat berlangsung dengan sendirinya atau disengaja karena setiap individu memerlukan tipe ideal tertentu dalam proses kehidupannya. 

Identifikasi melibatkan asosiasi dengan kualitas, karakteristik, dan pandangan dari peran tertentu yang diinginkan individu untuk diri mereka sendiri dengan daftar tindakan yang dapat mereka hasilkan dan yang mungkin mereka tiru.

Identifikasi diakui menjadi salah satu bagian penting dari nilai yang dinikmati orang dalam hidup, misalnya hubungan, proyek, pekerjaan, dan tujuan hidup yang dapat berjalan dengan baik. Proses identifikasi dipengaruhi oleh fenomena sosial-ekonomi dan juga perasaan bimbang atau tidak aman, karena proses identifikasi jadi lebih lama. 

Faktor yang Memengaruhi Imitasi

Interaksi sosial terjadi akibat proses imitasi yang dapat kita lihat dari gaya hidup, daya tarik dan rasa senang terhadap idola yang mendorong orang tersebut ingin berperilaku, bersikap, dan bergaya seperti sang idola.

Keinginannya inilah yang mendorong seseorang untuk membeli pakaian, aksesoris, dan lain sebagainya. Segala keinginan yang bisa saja ia wujudkan dalam sebuah aksi atau tindakan yang akan menimbulkan interaksi.

Contoh lainnya adalah tumbuh kembang bayi yang baru lahir hingga ia berbicara yang memiliki kesamaan dengan salah satu keluarganya yang juga sudah melahirkan interaksi sosial.

Faktor yang Mempengaruhi Identifikasi

Seorang anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, mereka akan belajar dan meniru segala tindakan dan ucapan dari orang tuanya. Selama masa belajar tersebut, anak-anak akan menemukan banyak pengalaman baru dan mereka akan menemui hal-hal yang benar dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. 

Orang tua akan memberikan sikap yang baik dan sikap yang buruk dan anak-anak hanya mengikuti saja tanpa mengetahui apa maksudnya. Dengan berjalannya waktu, kematangan berfikir, dan seiring matangnya usia mereka, maka anak akan tahu apa yang dimaksud baik dan buruk.

Kemampuan untuk mengerti apa yang boleh dan apa yang tidak boleh inilah yang merupakan bentuk dari identifikasi dan terdapat proses panjang agar bisa memahami. Sehingga mereka bisa berinteraksi sosial dengan orang lain dan bisa menanggapinya dengan sikap yang seharusnya. 

Perbedaan Imitasi dan Identifikasi

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa perbedaan imitasi dan identifikasi dalam interaksi sosial adalah dalam kedalaman mengikuti atau meniru seseorang. Artinya, dalam proses imitasi, seseorang hanya ingin meniru sebagian saja dan tidak sampai sama persis seperti yang ditirunya.

Sedangkan, identifikasi menjadi sebuah sikap dari seseorang yang menunjukkan jika dirinya ingin agar bisa sama persis dengan apa yang ingin ditirunya.

Perbedaan kedua, imitasi hanya ada di dalam hal luar saja artinya tidak bisa untuk mengubah diri sendiri yang asli. Sedangkan, identifikasi bisa saja sampai pada tahap untuk mengubah kepribadian dari seseorang. 

Perbedaan yang terakhir, identifikasi dengan imitasi juga terlihat pada proses yang dilakukan oleh kedua bentuk interaksi sosial tersebut. Untuk imitasi ini, prosesnya akan melibatkan sebuah kemampuan kognisi dengan tahap yang lebih tinggi karena tidak akan hanya melibatkan suatu bentuk bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran dari orang lain.