Daftar isi
Seperti yang sudah kita ketahui, pelangi merupakan sebuah lengkungan dengan cahaya yang berwarna – warni dan biasanya muncul selepas hujan turun. Akan tetapi, munculnya pelangi apakah hanya setelah hujan saja? Jawabannya tidak. Karena ada beberapa faktor dan syarat yang dapat memunculkan pelangi jika terpenuhi seperti pada berikut ini.
Syarat Terjadinya Pelangi
Syarat yang pertama adalah keberadaan posisi matahari yang harus tepat pada atas garis horisontal. Cahaya yang dihasilkan oleh matahari tidak boleh terhalang oleh awan, pegunungan maupun hal lain. Selain itu, matahari harus berada sedikit lebih rendah.
Jika kita berada pada posisi yang sama yakni sejajar dengan garis horisontal, maka matahari harus berada pada sudut 42 derajat supaya kita dapat melihat pelangi terbentuk tepat pada posisi kita berdiri.
Kita perlu mencatat bahwa, pelangi dan matahari memiliki sisi yang berlawanan. Maka jika kita sedang memandangi pelangi di depan, matahari berada di belakang kita. Oleh karena itu, udara yang berada di sisi langit yang mengandung banyak butiran air juga harus berlawanan dengan diri kita.
Udara yang mengandung butiran air tersebut tidak hanya mengandung hujan saja. Melainkan dapat berasal dari banyak hal lain asal memenuhi syarat terbentuknya pelangi contohnya percikan air ke udara pada air terjun maupun pantai yang berada dekat dengan tebing. Pada saat tersebutlah kemungkinan kita juga dapat menemukan pelangi.
Tak hanya itu, pelangi dapat terjadi karena adanya proses pembiasan cahaya matahari. Pembiasan cahaya matahari pada tetesan – tetesan air akan menghasilkan pelangi berwarna warni yang sangat indah. Proses pembiasan ini hanya dapat terjadi ketika cahaya dibelokkan dari medium udara menuju medium cair.
Masing – masing warna yang ada di pelangi memiliki sudut pembelokkan yang berbeda – beda, oleh karena itu menghasilkan pantulan warna – warni yang sangat indah dan menakjubkan. Pembelokan cahaya pertama menghasilkan warna ungu, sedangkan pembelokkan yang terakhir menghasilkan warna merah.
Setiap sudut pembelokkan cahaya menghasilkan warna yang membuat kagum mulai dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, hingga ungu dan yang sering kita sebut dengan ‘mejikuhibiniu’.
Sering kali kita menganggap bahwa pelangi dihasilkan dari usainya hujan, karena ia muncul ketika sinar matahari jatuh tepat pada tetesan hujan terakhir. Tak jarang peristiwa ini terjadi saat pagi maupun sore hari.
Karena itu, pelangi tidak akan nampak ketika matahari berada jauh di atas langit. Akan tetapi, jika keberadaaannya terlalu rendah dibandingkan dengan langit, busurnya akan lebih terlihat. Sedangkan ketika matahari cukup rendah pada sebuah daerah yang tinggi misalnya gunung, pelangi akan tampak seperti melingkar.
Proses Terjadinya Pelangi
Terdapat tiga tahap dalam proses terbentuknya pelangi yang merupakan fenomena alam dengan proses optik ini antara lain refleksi, dispersi, dan juga proses refraksi. Berikut penjelasannya.
- Proses Refleksi
Proses ini terjadi ketika butiran atau tetesan air menjadi cermin kecil dengan pancaran cahaya matahari yang menyinarinya. Oleh karenanya sebagian besar cahaya yang menyinari akan terpantul kembali dan menghasilkan pantulan cahaya.
Ketika hujan, kandungan udara biasanya sebagian besar adalah butiran air yang membentuk tirai dan akan memantulkan kembali jika cahaya matahari datang menyinarinya.
- Proses Dispersi
Proses selanjutnya adalah dispersi cahaya. Fenomena ini terjadi ketika cahaya matahari mengalami penguraian. Pasalnya, cahaya matahari yang tampak seperti berwarna putih akan memantul ketika mengenai butiran air. Cahaya yang terpantul itulah akan terdispersi dan melebar kemudian menghasilkan warna – warni pelangi.
- Proses Refraksi
Proses yang terakhir adalah proses refraksi. Proses ini terjadi saat cahaya matahari menembus melewati butiran atau tetesan air tersebut kemudian akan memantul pada arah yang sedikit berbeda atau dinamakan refraksi cahaya.
Proses ini biasanya menghasilkan warna dengan arah refraksi yang berbeda tergantung dengan panjang gelombang pada masing – masing cahaya. Inilah yang mempengaruhi penyebaran cahaya pelangi, dan terlihat seperti kipas.
Masing – masing warna memiliki panjang gelombang yang berbeda – beda. Misalnya saja warna merah memiliki panjang gelombang kurang lebih 650 nanometer, sedangkan warna ungu memiliki panjang gelombang 400 nanometer. Dan cahaya merah biasanya tergambar pada lengkungan pelangi bagian luar.
Kita ambil contoh lain, misalnya terdapat perbedaan arah refraksi cahaya. Pada refraksi cahaya berwarna merah biasanya dibantulkan dari tetesan air dengan sudut lengkung yang lebih besar dibandingkan dengan sudut lengkung warna jingga.
Proses refraksi cahaya inilah yang akan menghasilkan pelangi dengan warna – warni yang berurutan dan terlihat seperti gradasi yang rapi mulai dari merah, jingga, kuning, lalu hijau, biru, nila, hingga warna ungu.
Jenis Pelangi
Uniknya, pelangi terbagi dalam beberapa jenis. Padahal yang kita tahu, pelangi hanyalah pelangi. Berikut penjelasannya.
- Pelangi Primer
Jenis pelangi yang pertama ini adalah jenis pelangi yang paling sering kita lihat dan mudah dijumpai. Pelangi primer dapat dihasilkan jika terjadi pembiasan serta pantulan internal sinar cahaya yang menembus ke dalam butiran hujan.
Biasanya pelangi primer menghasilkan warna secara berurutan dari dalam ke luar yakni ungi, biru, hijau, kuning, oranye, kemudian merah. Pita merah tersebut akan menghasilkan sudut 42 derajat, dan pita warna lainnya akan membentuk sudut yang lebih kecil.
- Secondary Bow
Pelangi yang kedua ini memiliki penampakan yang intensitasnya lebih rendah dan sangat langka. Oleh karena itu sangat sulit untuk dijumpai. Pasalnya, pelangi primer biasanya akan muncul terlebih dahulu.
Pelangi sekunder akan menghasilkan warna yang lebih redup dibandingkan dengan warna yang dihasilkan oleh pelangi primer. Selain itu, urutan warna yang dihasilkan juga berupa kebalikan dari pelangi primer.
- Supernumerary Bows
Pelangi jenis ini biasanya memiliki warna dominan antara lain hijau, merah muda, dan juga ungu. Selain itu, pelangi ini dapat biasanya dapat terbentuk ketika mengenai tetesan air hujan.
- Lunar Rainbow
Jenis pelangi ini dapat terbentuk tidak hanya karena cahaya matahari melainkan bulan. Oleh karena itu, pelangi ini dinamai dengan lunar rainbow. Hanya butuh butiran air dan juga cahaya saja untuk membentuk pelangi ini dapat juga terbentuk dengan purnama yang terang untuk membiaskan cahayanya dengan proses yang serupa dengan pelangi yang dihasilkan dari cahaya matahari.
- Red Rainbow
Red rainbow menghasilkan warna dominan merah yang biasanya muncul pada pagi hari saat matahari terbit maupun sore hari ketika matahari terbenan. Tebalnya filter pada atmosfer bumi yang menjadi biru dan kemudian terlihat lebih merah layaknya cahaya oranye yang membiaskan air akan menghasilkan pelangi merah pada spektrum ujung.
- Sundog
Pelangi ini biasanya dapat terbentuk ketika musim dingin maupun saat cuaca cerah. Pelangi sundogs akan terbentuk saat matahari bersinar dan melewati kristal es pada atmosfer. Pelangi ini akan menampakkan pantulan cahaya dengan bagian luar ungu dan bagian dalam yang berwarna merah diikuti dengan warna – warna yang lain.
Jika konsentrasi kristal es pada udara semakin menebal, pelangi ini akan memiliki struktur warna yang semakin tebal juga.
- Fogbows
Pelangi fogbows memiliki penampakan yang sangat sulit didapatkan dibandingkan dengan pelangi yang lain, oleh karena itu dapat disebut juga dengan pelangi busur kabut. Sulitnya mendapatkan pelangi ini disebabkan karena pelangi hanya dapat terbentuk ketika parameter mencapai jumlah tertentu.
Contohnya saja sumber cahaya yang menghasilkan pelangi harus tepat di belakang pengamat. Tak hanya itu, kabut yang berada di belakang pengamat haruslah sangat tipis agar sinar matahari dapat melalui kabut tersebut.
- Waterfall Rainbows
Jenis pelangi yang terakhir ini biasanya sangat sulit untuk ditemui karena berada di atas air terjun. Selain itu, pelangi ini dapat terjadi hanya ketika terjadi kabut air terjun yang bercampur dengan aliran udara secara konstan pada atmosfer secara terus menerus.
Mengapa Pelangi Bewarna Warni?
Jika kita sering bertanya – tanya mengapa pelangi dapat menghasilkan warna yang banyak dan berwarna – warni, di sinilah jawabannya. Pelangi yang berwarna – warni berhubungan erat dengan proses dispersi yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Warna – warni pelangi dihasilkan dari cahaya matahari yang terurai. Pasalnya, cahaya putih dari matahari yang memantul pada butiran air akan mengalami dispersi sehingga pelangi menghasilkan warna – warni yang indah.
Mengapa Warna Pelangi Dapat Terbentuk?
Warna pelangi yang terbentuk dengan indahnya disebabkan oleh adanya kombinasi pembiasan yang dapat terjadi karena adanya pantulan cahaya matahari terhadap tetesan air pada atmosfer. Adanya kisaran yang tepat pada sudut dan jarak sinar hingga sampai ke mata pada titik pertemuan cahaya dengan tetesan air.
Warna indah yang terbentuk berasal dari pembiasan cahaya putih yang berasal dari matahari yang menembus tetesan air karena cahaya matahari sebenarnya mengandung campuran seluruh spektrum warna.
Warna yang ada pada pelangi dapat terbentuk ketika sinar memantul dan memasuki tetesan pada sudut yang berbeda – beda ke mata yang memandangnya sehingga menghasilkan panjang gelombang yang berbeda – beda pula dan memancarkan warna yang berbeda. Secara singkat cahaya dipecah menjadi panjang gelombang yang berbeda mulai dari 440 hingga 700 nanometer.
Mitos dan Fakta Pelangi
Beberapa mitos dan fakta mengenai pelangi adalah sebagai berikut.
- Pada Ujung Pelangi Terdapat Pot Emas
Mitos pertama tentang pelangi yang sangat terkenal ini adalah terdapat pot emas pada ujung pelangi yang dijaga oleh sosok peri jantan yakni Leprechaun yang licik.
Mitos ini berasal dari Irlandia. Adapun mitos lain bahwa, ada seorang dari Irlandia yang menjarah banyak harta dan menguburnya di pedesaan. Kemudian Leprechaun menemukan hasil jarahan tersebut dan menguburnya di bawah tanah sebuah pulau sehingga munculah pelangi.
- Pelangi Tersusun Atas Tujuh Warna
Mulai dari bangku sekolah, kita pasti pernah mendengar bahwa pelangi terdiri dari tujuh warna yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan juga ungu. Adapun fakta lain yang mengatakan bahwa sebenarnya pelangi terdiri dari sejuta warna. Namun, hanya tujuh spektrum yang terlihat oleh pandangan mata.
- Pelangi Hanya Muncul Ketika Hujan Usai
Sebagian besar orang pasti menganggap bahwa hujanlah yang merupakan perantara pelangi muncul. Pasalnya, cahaya matahari akan menyinari tetesan hujan pada sudut yang tepat dan menghasilkan pelangi. Padahal, sebenarnya pelangi dapat terjadi kapan saja tanpa hujan sekalipun.
- Kita Dapat Membuat Pelangi Sendiri
Kita dapat membuat pelangi sendiri kapanpun kita mau asalkan ada tetesan air dan juga cahaya matahari yang terletak di belakangnya. Dengan adanya kedua hal tersebut, pelangi akan muncul dengan lengkungan cahaya yang berwarna – warni. Tak hanya dengan air, kita dapat membuatnya dengan bantuan cermin.
- Kita Dapat Menghilangkan Pelangi
Jika kita dapat membuatnya, kita juga dapat menghilangkannya. Pelangi berasal dari pantulan cahaya yang melengkung dengan warna yang indah. Dan ketika pantulan cahaya tersebut tertutup akan membuat gelombang cahaya terganggu dan warna tersebut menghilang.
- Pelangi Kebanyakan Muncul Pada Jam yang Sama
Sekalipun dapat muncul di pagi, siang, sore, hingga malam sekalipun, terdapat jam tertentu yang memungkinkan munculnya pelangi. Pelangi biasanya mungkin lebih sering terjadi saat sore hari. Hal tersebut dikarenakan sudut maupun pantulan matahari yang tepat untuk menghasilkan lengkungan pelangi.