Kimia

Rekristalisasi: Pengertian, Prinsip, Jenis dan Contoh

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Rekristalisasi

Rekristalisasi merupakan teknik pemurnian zat padat dengan mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam sebuah pelarut. Dengan melarutkan zat pengotor dan senyawa ke dalam sebuah pelarut, senyawa maupun pengotor dapat dikeluarkan dari larutan.

→ Pelarut ditambahkan (jernih) ke dalam senyawa (jingga) → Pelarut ditambahkan untuk menghasilkan larutan senyawa jenuh (jingga) → Larutan senyawa jenuh (jingga) dibiarkan dingin dari waktu ke waktu untuk memberikan kristal (jingga) dan larutan jenuh (jingga-pucat).

Kristal dapat terbentuk dari senyawa endapan yang keluar dari hasil pengendapan larutan. Rekristalisasi merujuk pada pertumbuhan kristal yang lebih besar dengan mengorbankan kristal yang lebih kecil.

Suhu pada proses rekristalisasi juga sangat mempengaruhi keberhasilannya selain itu faktor lain yang menentukan keberhasilan rekristalisasi adalah kecocokan pelarut.

Dalam proses rekristalisasi terdapat tujuh langkah yang perlu dilakukan yaitu memilih pelarut, melarutkan zat terlarut, menghilangkan warna larutan, memisahkan zat padat, mengkristalkan larutan, menyaring hasil kristalisasi, dan mengeringkan produknya.

Jenis Rekristalisasi

Berdasarkan tekniknya rekristalisasi dibedakan menjadi tiga yaitu

  1. Rekristalisasi dengan penyaringan panas
    Teknik penyaringan panas dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dengan zat pengotor dalam suatu larutan. Perangkat penyaringan harus dipastikan dalam suhu yang panas untuk menghentikan pembentukan kristal senyawa terlarut selama penyaringan berlangsung sehingga membentuk kristal pada kertas saring.
  2. Rekristalisasi dengan nukleasi spontan
    Nukleasi merupakan hasil dari proses yang terjadi setelah supersaturasi akibat dari pemisahan zat terlarut atau penurunan suhu suatu larutan. Pada nukleasi kristal yang terbentuk sangat banyak sehingga sulit untuk memperoleh kristal dengan ukuran yang relatif besar.
    Untuk mendapatkan kristal dengan ukuran yang dikehendaki bisa dilakukan dengan mengatur kecepatan pendinginan. Yaitu dengan melakukan pendinginan perlahan dan dlakukan peningkatan secara bertahap.
  3. Rekristalisasi dengan seeding
    Rekristalisasi dengan seeding dilakukan dengan menambahkan sejumlah senyawa murni pada larutan, sehingga nukleasi sekunder tidak hanya terjadi dari kristal yang dihasilkan dari nukleasi primer.
    Dengan menggunakan seeding dapat lebih mudah untuk memisahkan ukuran kristal, karena kristalisasinya dilakukan dengan mengatur kecepatan penurunan suhu kristalisasi.

Prinsip Rekristalisasi

Prinsip dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dmurnikan, konsentrasi pengotor akan tetap dalam larutan sedangkan zat yang konsentrasinya lebih tinggi akan mengendap.

Prinsip rekristalisasi juga disampaikan Underwood yang berbunyi “setelah suatu kristal endapan terbentuk, kemurniannya dapat ditingkatkan dengan cara endapan tersebut disaring, dilarutkan ulang dan diendapkan ulang. Zat pengotor akan hadir dalam konsentrasi yang lebih rendah selama proses pengendapan”.

Keberhasilan pada proses penyaringan suatu endapan ditentukan pada struktur morfologi endapan. Semakin besar kristal yang terbentuk selama proses pengendapan akan semakin mudah proses penyaringan.

Struktur kristal juga mempengaruhi proses penyaringan karena umumnya struktur kristal yang lebih kompleks akan menahan cairan induk. Dengan kristal yang berstruktur kompleks seperti ini pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya dapat tercapai.

Contoh Rekristalisasi

Beberapa contoh kasus rekristalisasi antara lain

  • Pemurnian garam

Proses rekristalisasi diperlukan untuk pemurnian garam. Dengan melakukan penguapan menggunakan sinar matahari sehingga dihasilkan kristal garam sesuai yang diperlukan.

  • Pemurnian gula

Gula untuk keperluan konsumsi perlu dilakukan beberapa proses pemurnian. Langkahnya yaitu dengan melakukan penyaringan dari larutan sari tebu sehingga didapatkan kristal gula yang biasa dikonsumsi.