Bahasa Indonesia

Retorika: Pengertian – Sejarah dan Tujuannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Di Indonesia, baru Bung Karno lah sosok yang memahami cara mengguggah semangat pendengarnya melalui kekuatan kata-kata. Keterampilan inilah yang disebut dengan retorika.    

Pengertian Retorika

Pengertian Secara Umum

Secara umum, retorika diartikan sebagai seni berbicara di depan umum.

Pengertian Menurut KBBI

Menurut KBBI, retorika diartikan sebagai keterampilan berbahasa secara efektif. Retorika juga diartikan sebagai studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam karang mengarang.

Pengertian Menurut Para Ahli

Adapun pengertian retorika menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Aristoteles dalam karyanya berjudul Topics mengartikan retorika sebagai kombinasi antara ilmu logika dan cabang etika politik.
  • Cleanth Brooks dan Robert Penn Waren mengartikan retorika sebagai seni menggunakan bahasa secara efektif.
  • M. Mukhtasar Syamsuddin mengartikan retorika sebagai seni dan kepandaian berbicara atau berpidato dengan menggunakan segala teknik dan taktik berkomunikasi.

Sejarah Retorika

Menurut sejarah, awalnya retorika berasal dari peradaban Mesopotamia. Baru pada tahun 2080-1640 SM, retorika dkenal di Mesir Kuno. Selain di Mesopotamia dan Mesir Kuno, Cina Kuno juga baru mengenal retorika tahun 551-479 SM.  

Bagaimana dengan Yunani? Masyarakat Yunani mengenal retorika sebagai sebuah studi yang mengandung ajaran tentang cara berbicara yang menarik pada abad ke 5 SM.

Adalah Aristoteles (384-332 SM) yang disebut sebagai tokoh retorika Yunani. Bukunya berjudul “the Five Canons of Rhetoric” merupakan buah pemikirannya terkait retorika.  

Jika di Yunani retorika begitu berkembang, tidak demikian halnya dengan di Romawi. Hampir selama dua abad, retorika tidak begitu banyak berkembang di Romawi.

Yang ada hanya warisan retorika gaya Yunani yang dibukukan dengan judul Ad Herrenium dan ditulis dalam bahasa Latin pada tahun 100 SM.  

Meskipun retorika tidak begitu berkembang di Romawi, namun sekolah-sekolah retorika tumbuh subur di Romawi. Selain itu, Romawi juga mampu melahirkan beberapa orator ulung seperti Antonius, Crassus, Rufus, Hortensius, dan Cicero.

Sekitar abad ke-5-15 M, retorika mulai dikaitkan dengan sikap kenegarawanan. Retorika yang berkembang di eraini adalah retorika model demokratis.

Di penghujung abad pertengahan, timbul berbagai macam upaya untuk menciptakan kebudayaan baru yang didasarkan kepada pengetahuan retorika yang bersifat teoritis.

Sekitar abad ke-15-18 M, berdiri aliran retorika Ramisme yang dirintis oleh Peter Ramus.

Aliran ini membagi retorika menjadi dua bagian, yaitu penemuan (Inventio) dan disposisi (Dispositio) yang dimasukkan dan diperkenalkan sebagai bagian dari dialektika (logika).

Retorika terus berkembang hingga zaman modern. Pada abad 20 bahkan retorika mengalami pergeseran arah yakni epistemologis dan elokusionis.

Tujuan Retorika

Tujuan retorika diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Menyadarkan dan membangkitkan orang banyak mengenai masalah sosial sehingga tidak perlu digunakan suatu uraian ilmiah rasional.
  • Memengaruhi khalayak sesuai dengan kondisi dan situasi khalayak.

Strategi Retorika

Strategi retorika yang pernah berkembang sejatinya mengacu pada strategi pengembangan pidato di era Yunani dan Romawi sebagai berikut.

1. Inventio atau heureusis

Inventio atau heureusis adalah pengidentifikasikan materi yang meliputi menemukan, mengumpulkan, menganalisis, dan memilih materi yang sesuai untuk dijadikan pidato.

Materi-materi ini haruslah mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan hati.

2. Dispositio atau taxis atau oikomia

Dispositio atau taxis atau oikomia adalah penyusunan materi yang meliputi pengurutan materi berdasarkan prinsip-prinsip yang masuk akal, menganalisis penemuan yang ada, serta membandingkan pemikiran masa lalu dengan masa kini.

3. Elocutio atau lexis

Elocutio atau lexis adalah penyajian gagasan dengan menggunakan bahasa yang sesuai berdasarkan komposisi, kejelasan, langgam pidato, kerapian, kemurnian, ketajaman, kesopanan, kemegahan, dan hiasan pikiran.

4. Memoria dan mneme

Memoria dan mneme adalah menghafalkan pidato dengan cara mengingat gagasan-gagasan dalam pidato yang disusun.

5. Actio atau hypokrisis

Actio atau hypokrisis adalah menyajikan pidato dengan memperhatikan suara, sikap, dan gerak-gerik.

Fungsi Retorika

Adapun fungsi retorika di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Sarana memengaruhi dunia politik
  • Sarana berkomunikasi dalam berbagai aspek kehidupan
  • Sarana menyelubungi kebenaran atau penipuan
  • Sarana yang tepat dan memberi pengaruh pada situasi yang tepat

Jenis Retorika

Secara umum, terdapat dua jenis retorika yaitu retorika persuasif dan retorika dialektika.

  • Retorika persuasif adalah retorika yang bertujuan untuk memengaruhi orang lain dengan tidak begitu mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran moralitas. Misalnya, retorika yang disampaikan oleh penjual.
  • Retorika dialektika adalah retorika bertujuan untuk memengaruhi orang lain namun dengan mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, moralitas, dan bersifat menenangkan jiwa manusia.

Manfaat Mempelajari Retorika

Menurut Suhandang (2009), manfaat mempelajari retorika di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Memiliki kecakapan berpidato
  • Meningkatkan kecakapan di bidang akademis dan profesional
  • Meningkatkan kecakapan diri dan sosial
  • Meningkatkan kecakapan dalampemeliharaan kebebasan dan keterbukaan masyarakat.