Menurut Sarwadi, Balai Pustaka merujuk pada dua pengertian yakni nama penerbit dan nama angkatan sastra Indonesia. Angkatan Balai Pustaka merupakan angkatan di mana karya yang dikarang oleh para sastrawan diterbitkan pada tahun 1920-an.
Setelah mengetahui pengertian karya sastra Indonesia angkatan Balai Pustaka, rasanya tidak lengkap jika tidak mengetahui tokoh atau pengarang di masa tersebut. Berikut beberapa nama sastrawan yang termasuk dalam angkatan Balai Pustaka.
Nur Sutan Iskandar merupakan sastrawan angkatan Balai Pustaka yang lahir pada 3 November 1893. Pemilik nama asli Muhammad Nur ini menjadi salah satu pengarang yang paling produktif berkarya. Beberapa karya sastra yang dikarangnya antara lain:
Marah Rusli menjadi tokoh yang tidak boleh dilupakan dalam kesusastraan Balai Pustaka. Sastrawan asal Padang Sumatra Barat ini lahir 7 Agustus 1889. Salah satu karyanya yang melegenda yakni roman Siti Nurbaya yang terbit pada 1920.
Selain itu, ia juga menerbitkan sederet judul lain yakni:
Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih popular dengan nama Buya Hamka merupakan sastrawan sekaligus ulama Indonesia. Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama.
Karyanya yang terkenal yakni Tenggelamnya Kapal van Der Wicjk yang telah diadaptasi menjadi film layar lebar. Selain itu, ia juga menulis sederet buku. Di antaranya yakni:
Abdul Muis juga menjadi salah satu sastrawan tersohor dari angkatan Balai Pustaka. Selain sastrawan, ia juga dikenal sebagai seorang politikus dan wartawan.
Pengarang yang lahir pada 17 Juni 1959 ini juga merupakan salah satu pengurus besar Sarekat Islam. Dirinya dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pertama oleh Bung Karno.
Karya-karyanya yang popular di antaranya yakni: