Seni Cetak Dalam : Pengertian, Teknik, Contoh, dan Cara Membuatnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seni cetak dalam adalah istilah yang mengacu pada teknik dan proses mencetak seni pada media yang berbeda-beda. Cetak dalam melibatkan penggunaan cetakan atau plat untuk mentransfer gambar atau desain ke permukaan lain, seperti kertas, kanvas, logam, kain, atau bahan lainnya.

Seni cetak dalam memiliki sejarah yang panjang dan telah digunakan selama berabad-abad sebagai metode untuk mereproduksi karya seni. Teknik-teknik cetak dalam yang terkenal termasuk litografi, gravure, ukiran kayu, ukiran logam, dan serigrafi.

Seni cetak dalam memberikan kesempatan kepada seniman untuk menciptakan karya seni yang dapat direproduksi dengan jumlah yang lebih besar daripada karya seni yang dibuat secara langsung. Teknik cetak dalam juga memungkinkan seniman untuk mencapai efek tekstur dan kualitas cetakan yang unik yang sulit dicapai dengan teknik lain.

Penggunaan seni cetak dalam telah berkembang seiring waktu, dan teknologi modern telah memperkenalkan metode cetak digital yang menggunakan printer dan perangkat lunak khusus untuk mencetak karya seni. Meskipun demikian, seni cetak dalam masih dipertahankan sebagai teknik yang bernilai dan digunakan oleh banyak seniman kontemporer.

Pengertian Seni Cetak Dalam Menurut Ahli

Pengertian seni cetak dalam menurut ahli dapat bervariasi tergantung pada perspektif dan pendekatan para seniman terhadap subjek tersebut. Berikut adalah beberapa pendapat dari ahli tentang seni cetak dalam:

1. William Ivins Jr.

William Ivins Jr., seorang sejarawan seni dan pakar cetak dalam, menyatakan bahwa seni cetak dalam merupakan medium yang unik yang melibatkan transmisi gambar dari satu permukaan ke permukaan lain dengan menggunakan plat, cetakan, atau saringan khusus.

2. David Jury

Menurut David Jury, seorang desainer grafis dan pengarang buku tentang seni cetak dalam, seni cetak dalam melibatkan penggunaan teknik cetak tradisional seperti litografi, gravure, ukiran kayu, dan serigrafi untuk mencetak gambar atau desain pada berbagai media.

3. Peter Black

Peter Black, seorang seniman dan pengajar seni cetak dalam, menggambarkan seni cetak dalam sebagai proses artistik yang melibatkan teknik-teknik seperti ukiran, gravure, monoprint, dan serigrafi. Black berpendapat bahwa seni cetak dalam memberikan kesempatan untuk eksplorasi visual dan ekspresi kreatif yang unik.

4. Richard Noyce

Richard Noyce, seorang kurator seni cetak dalam dan pengarang buku tentang subjek tersebut, mengartikan seni cetak dalam sebagai bentuk seni yang melibatkan penggunaan cetakan atau plat untuk mencetak gambar pada media yang berbeda, seperti kertas, logam, atau kain.

Menurutnya, seni cetak dalam memungkinkan reproduksi karya seni dengan jumlah yang lebih besar dan memungkinkan eksperimen dengan berbagai teknik cetak. Pendapat ahli di atas memberikan pemahaman tentang seni cetak dalam sebagai teknik dan proses artistik yang melibatkan penggunaan cetakan atau plat untuk mencetak gambar atau desain pada media yang berbeda.

Teknik Seni Cetak Dalam

Terdapat berbagai teknik seni cetak dalam yang digunakan dalam menciptakan karya seni cetak. Berikut adalah beberapa teknik cetak dalam yang umum digunakan:

1. Teknik Litografi

Litografi dalam teknik cetak dalam menggunakan batu atau plat logam yang diasam untuk mencetak gambar atau desain pada media cetak, seperti kertas. Istilah “litografi” berasal dari bahasa Yunani, di mana “lithos” berarti batu dan “graphein” berarti menulis atau mencetak.

  1. Menyiapkan batu kapur atau plat logam (biasanya tembaga atau aluminium) yang halus dan datar.
  2. Permukaan batu atau plat kemudian dilapisi dengan bahan yang dapat menarik tinta cetak, biasanya menggunakan bahan lemak atau bahan kimia khusus yang sensitif terhadap tinta.
  3. Seniman mentransfer gambar atau desain ke permukaan batu atau plat menggunakan media yang sesuai, seperti tinta lemak, pensil litho, atau tinta khusus yang sesuai dengan teknik litografi. Bagian yang ingin dicetak diusap dengan bahan yang menarik tinta, sementara area yang tidak diinginkan dibiarkan bebas dari bahan penarik tinta.
  4. Setelah persiapan cetakan selesai, cetakan dapat dicetak dengan menggunakan mesin litho atau pers cetak khusus. Tinta cetak diaplikasikan pada permukaan batu atau plat, dan kemudian permukaan dicelupkan ke dalam air.
  5. Air akan menolak tinta pada area yang tidak diinginkan, sedangkan tinta akan melekat pada area gambar yang tertutup oleh bahan penarik tinta. Ketika cetakan dipindahkan ke media cetak, seperti kertas, gambar akan ditransfer dengan presisi dan detail yang akurat.

Keuntungan utama litografi adalah kemampuannya untuk menghasilkan cetakan dengan detail yang halus dan tekstur yang kompleks. Hal ini memungkinkan seniman untuk mencapai efek yang sulit dicapai dengan teknik cetak lainnya.

Selain itu, litografi juga memungkinkan reproduksi yang lebih mudah, sehingga karya seni dapat dihasilkan dalam jumlah yang lebih besar. Litografi telah menjadi teknik cetak yang populer dalam dunia seni, digunakan oleh banyak seniman terkenal dan memiliki sejarah panjang sebagai bentuk ekspresi artistik yang unik.

2. Teknik Gravure

Gravure adalah salah satu teknik cetak dalam yang melibatkan pengukiran gambar atau desain pada plat logam, biasanya tembaga atau seng. Istilah “gravure” berasal dari bahasa Prancis yang berarti “ukiran”.

Proses gravure dimulai dengan persiapan plat logam yang halus dan rata. Gambar atau desain yang akan dicetak diukir pada permukaan logam dengan menggunakan alat pemahat atau asam.

Ada dua metode umum yang digunakan dalam gravure:

  • Ukiran dengan Alat Pemahat

Pada metode ini, seniman menggunakan alat pemahat atau burin untuk secara manual mengukir gambar pada permukaan logam. Alat pemahat dipakai untuk mengukir garis-garis, detail, dan tekstur pada plat logam.

  • Ukiran dengan Asam

Pada metode ini, seniman melindungi permukaan logam dengan lapisan lilin atau resin yang resisten terhadap asam. Gambar atau desain yang diinginkan kemudian ditransfer ke lapisan pelindung menggunakan teknik seperti photogravure atau etching.

Setelah itu, logam direndam dalam asam yang mengikis area yang terbuka oleh lapisan pelindung, meninggalkan gambar yang diukir dalam permukaan logam. Setelah proses pengukiran selesai, plat logam diberi tinta cetak yang sesuai dengan teknik gravure.

Tinta diterapkan pada permukaan logam dan kemudian dibersihkan sehingga hanya tinta yang tertinggal pada bagian yang diukir. Selanjutnya, cetakan dilakukan dengan menekan plat logam pada media cetak, seperti kertas atau kain, menggunakan tekanan yang cukup untuk mentransfer tinta.

Salah satu keunggulan gravure adalah kemampuannya untuk mencetak gambar dengan kualitas tonal yang tinggi dan kemampuan menghasilkan gradasi yang halus. Oleh karena itu, gravure sering digunakan dalam mencetak gambar dengan nuansa atau detail yang kompleks, seperti dalam pencetakan reproduksi seni, buku bergambar, majalah, atau karya seni cetak yang rumit.

Gravure memiliki sejarah panjang dalam seni cetak dan masih digunakan secara luas dalam industri percetakan modern. Teknik ini memerlukan keahlian dan ketelitian dalam pengukiran dan pencetakan untuk menghasilkan karya seni cetak dengan kualitas yang diinginkan.

3. Teknik Ukiran kayu

Ukiran kayu adalah salah satu teknik cetak dalam yang melibatkan pengukiran gambar atau desain pada blok kayu untuk mencetak gambar pada media cetak, seperti kertas. Istilah “ukiran kayu” merujuk pada proses mengukir gambar pada blok kayu untuk mencetak gambar.

  1. Memilih blok kayu yang sesuai, seperti kayu lunak seperti linoleum, kayu lapis, atau kayu keras seperti kayu maple atau kayu cherry.
  2. Permukaan blok kayu kemudian dipoles agar halus dan rata, dan gambar atau desain yang akan dicetak ditransfer ke permukaan blok kayu.
  3. Setelah gambar ditransfer, seniman menggunakan berbagai alat ukir, seperti pisau ukir, pahat, atau gouge, untuk mengukir gambar pada permukaan kayu. Alat-alat ini digunakan untuk mengangkat dan menghilangkan bagian kayu yang tidak diinginkan, sehingga meninggalkan bagian gambar yang akan dicetak.
  4. Setelah proses pengukiran selesai, cetakan dapat dilakukan dengan menekan blok kayu pada media cetak, seperti kertas, menggunakan tekanan yang cukup untuk mentransfer tinta ke media. Tinta cetak yang sesuai dengan teknik ukiran kayu diterapkan pada permukaan blok kayu. Dan kemudian, digosok dengan bantuan baren atau rol cetak untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik.

Ukiran kayu menghasilkan cetakan dengan ciri khas yang kaya tekstur dan kesan alami dari serat kayu yang terlihat dalam cetakan. Teknik ini sering digunakan untuk mencetak karya seni dengan desain yang bersifat organik, seperti ilustrasi, gambar alam, dan karya seni tradisional.

Ukiran kayu memiliki sejarah panjang dalam seni cetak dan masih digunakan oleh banyak seniman saat ini. Keahlian dan ketelitian dalam mengukir dan mencetak diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan teknik ini.

4. Teknik Serigrafi

Serigrafi, juga dikenal sebagai sablon, adalah teknik cetak dalam yang melibatkan penggunaan saringan kain yang diperkuat dengan bingkai logam untuk mentransfer gambar atau desain ke media cetak, seperti kertas, kain, atau bahan lainnya. Istilah “serigrafi” berasal dari kata Latin “sericum” yang berarti sutra dan “graphien” yang berarti menulis atau mencetak.

  1. Menyiapkan saringan kain yang terbuat dari serat sutra atau serat sintetis seperti poliester. Saringan ini diperkuat dengan bingkai logam yang menjaga kekuatan dan kekakuan saringan.
  2. Gambar atau desain yang akan dicetak ditransfer ke saringan dengan menggunakan teknik seperti stencil, fotoemulsi, atau metode lainnya.
  3. Setelah saringan siap, tinta cetak yang sesuai dengan teknik serigrafi diterapkan pada satu sisi saringan. Saringan ditempatkan di atas media cetak, dan tinta disaring melalui saringan menggunakan alat khusus seperti rakel. Bagian-bagian saringan yang terbuka memungkinkan tinta melewati saringan dan mencetak gambar pada media cetak.

Serigrafi memungkinkan untuk mencetak gambar dengan warna-warna yang cerah dan jelas, serta efek tekstur yang menarik. Teknik ini sering digunakan dalam mencetak karya seni, poster, desain pakaian, dan produk cetak lainnya. Serigrafi juga memungkinkan untuk mencetak pada berbagai jenis media, termasuk kertas, kain, plastik, atau bahan lainnya.

Keuntungan serigrafi adalah kemampuannya untuk mencetak gambar dengan presisi tinggi, termasuk detail yang halus dan gradasi warna yang halus. Teknik ini juga memungkinkan untuk mencetak dengan tinta berlapis, sehingga menghasilkan efek yang kompleks dan menarik.

Serigrafi telah menjadi teknik cetak yang populer dan memiliki sejarah panjang dalam seni cetak. Dalam seni kontemporer, serigrafi sering digunakan sebagai medium ekspresi yang kreatif dan digabungkan dengan teknik-teknik lainnya untuk menciptakan karya seni yang inovatif dan unik.

5. Teknik Monoprint

Monoprint adalah teknik cetak dalam yang menghasilkan cetakan unik yang sulit diulang. Istilah “monoprint” berasal dari kata “mono” yang berarti tunggal atau satu-satunya, dan “print” yang berarti mencetak.

  1. Proses monoprint melibatkan penciptaan gambar atau desain pada permukaan datar, seperti kaca, logam, atau papan akrilik. Media cetak tersebut biasanya dilapisi dengan tinta cetak atau cat cetak yang sesuai dengan teknik cetak yang digunakan.
  2. Setelah gambar atau desain diterapkan pada permukaan cetak, media cetak ditempatkan di atas kertas atau media cetak lainnya. Tekanan diberikan pada bagian belakang media cetak untuk mentransfer gambar atau desain ke media cetak.
  3. Hasil cetakan bergantung pada teknik yang digunakan dan bagaimana tinta atau cat cetak menempel pada media cetak. Perbedaan utama antara monoprint dengan teknik cetak lainnya adalah bahwa dalam monoprint, hasil cetakan tidak bisa direproduksi secara identik.

Setiap cetakan monoprint unik karena faktor-faktor seperti tekanan yang berbeda, variasi dalam aplikasi tinta, atau manipulasi manual yang dilakukan pada media cetak sebelum mencetak. Monoprint memungkinkan untuk menciptakan efek dan tekstur yang unik serta mencapai hasil yang tidak dapat diprediksi.

Teknik ini memberikan kebebasan eksplorasi visual dan spontanitas dalam mencetak, dan sering digunakan oleh seniman sebagai ekspresi kreatif yang inovatif. Meskipun hasil cetakan monoprint tidak dapat direproduksi dengan presisi, beberapa seniman dapat menggunakan teknik yang serupa untuk mencetak serangkaian cetakan yang memiliki karakteristik yang mirip.

Ini disebut “monotype” dan melibatkan penerapan tinta pada media cetak yang kemudian dicetak menggunakan metode yang sama. Monoprint dan monotype sering digunakan dalam seni cetak, baik sebagai karya seni independen maupun dalam kombinasi dengan teknik cetak lainnya untuk menciptakan karya seni yang unik dan eksperimental.

Itulah beberapa contoh teknik seni cetak dalam yang umum digunakan oleh seniman untuk menciptakan karya cetak yang beragam dan unik. Setiap teknik memiliki karakteristik, keahlian, dan hasil cetakan yang berbeda.

Contoh Seni Cetak Dalam

Berikut adalah beberapa contoh seni cetak dalam yang terkenal dan beragam:

1. “The Great Wave off Kanagawa” oleh Katsushika Hokusai

"The Great Wave off Kanagawa"

Karya ini adalah contoh yang terkenal dari ukiran kayu Jepang yang disebut ukiyo-e. Dicetak pada abad ke-19, gambar menampilkan ombak besar yang menggulung di dekat pantai Jepang.

2. “Mona Lisa” oleh Leonardo da Vinci (Lithograph)

Salah satu lukisan paling terkenal di dunia ini telah diabadikan dalam berbagai bentuk cetakan, termasuk litografi. Litografi Mona Lisa memberikan reproduksi gambar yang setia dengan tekstur dan detail yang memukau.

3. “Campbell’s Soup Cans” oleh Andy Warhol (Serigrafi)

"Campbell's Soup Cans" oleh Andy Warhol (Serigrafi)

Karya ikonik dari gerakan seni Pop ini menggunakan teknik serigrafi untuk mencetak gambar kaleng sup Campbell yang terkenal. Warhol menghasilkan berbagai cetakan dengan kombinasi warna yang berbeda-beda.

4. “Les Caprices” oleh Francisco Goya (Gravure)

"Les Caprices Series"

Seri gravure terkenal ini karya seniman Spanyol Francisco Goya. Karya ini menampilkan gambar-gambar satir dan mengeksplorasi tema-tema sosial dan politik pada zamannya.

5. “Four Dancers” oleh Edgar Degas (Monoprint)

"Four Dancers" oleh Edgar Degas (Monoprint)

Degas, seorang pelukis Impresionis, juga menciptakan monoprint yang memukau. “Four Dancers” adalah contoh dari teknik monoprint yang menunjukkan gerakan dan kegrasian para penari.

6. “The Scream” oleh Edvard Munch (Litografi)

Salah satu karya terkenal Munch, “The Scream,” juga diproduksi dalam bentuk litografi. Litografi ini menampilkan ekspresi ketakutan dan kecemasan yang intens.

7. “Poppies” oleh Georgia O’Keeffe (Serigrafi)

Karya seniman Amerika Georgia O’Keeffe ini menampilkan lukisan bunga poppy yang abstrak dan eksperimental. Serigrafi ini mencetak gambar dengan warna-warna yang kuat dan bentuk yang menyolok.

Cara Membuat Seni Cetak Dalam

Membuat seni cetak dalam melibatkan beberapa langkah dan proses teknis. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam membuat seni cetak dalam:

1. Pilih teknik cetak dalam

Tentukan teknik cetak dalam yang ingin Anda gunakan, seperti litografi, gravure, ukiran kayu, serigrafi, atau monoprint. Setiap teknik memiliki persyaratan dan proses yang berbeda.

2. Persiapan desain

Buat desain atau gambar yang ingin Anda cetak. Anda bisa menggunakan media tradisional seperti pensil atau cat, atau menggunakan perangkat lunak desain grafis di komputer.

3. Persiapan cetakan

Sesuaikan cetakan yang akan digunakan sesuai dengan teknik yang Anda pilih. Misalnya, untuk litografi, Anda perlu menyiapkan batu atau plat logam yang halus dan bebas dari noda atau goresan. Untuk serigrafi, Anda perlu menyiapkan saringan kain yang diperkuat dengan bingkai logam dan menyiapkan stencil atau emulsi sesuai dengan desain Anda.

  • Persiapan tinta cetak

Siapkan tinta cetak yang sesuai dengan teknik dan media cetak yang Anda gunakan. Beberapa teknik cetak menggunakan tinta berbasis minyak, air, atau pigmen, jadi pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang dianjurkan.

  • Aplikasi gambar ke cetakan

Terapkan gambar atau desain ke cetakan sesuai dengan teknik yang Anda pilih. Misalnya, pada litografi, gambar dapat ditransfer ke permukaan cetakan menggunakan tinta lemak. Pada serigrafi, gambar diterapkan pada saringan menggunakan stencil atau emulsi, dan tinta disaring melalui saringan ke media cetak.

  • Proses pencetakan

Setelah cetakan siap, mulailah proses pencetakan. Pastikan untuk mengikuti prosedur dan langkah-langkah teknis yang sesuai dengan teknik cetak dalam yang Anda gunakan. Ini bisa melibatkan penggunaan pers cetak, rol cetak, atau metode lainnya untuk mentransfer gambar ke media cetak.

  • Keringkan dan perbaiki hasil cetakan

Setelah mencetak, biarkan cetakan mengering dengan baik. Jika diperlukan, perbaiki atau perbaiki hasil cetakan dengan sentuhan tangan atau teknik lainnya.

  • Tandatangani dan jilid (opsional)

Jika diinginkan, tandatangani cetakan Anda dan beri nomor edisi jika Anda membuat reproduksi cetakan dalam jumlah terbatas. Jika Anda membuat cetakan dengan ukuran yang konsisten, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk menjilidnya menjadi buku cetak dalam.

Proses pembuatan seni cetak dalam membutuhkan pemahaman teknis, latihan, dan eksperimen untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, setiap teknik cetak dalam memiliki peralatan dan bahan khusus yang diperlukan.

Oleh karena itu, bergantung pada teknik yang Anda pilih, penting untuk mencari sumber daya, tutorial, atau mengambil kursus untuk mempelajari teknik secara lebih mendalam.

fbWhatsappTwitterLinkedIn