Daftar isi
Ketika seni dan budaya menyatu maka akan melahirkan keterampilan tingkat tinggi yang bernilai estetika dan menjadi kebiasaan sehari-hari suatu daerah tersebut.
Sebagai contoh seni ukir yang dikembangkan di Indonesia. Seringkali kita temui pada daun pintu ataupun dinding-dinding yang membentuk suatu objek ukiran indah.
Sejarah seni ukir di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1450 sebelum Masehi menggunakan tulang, kayu, batu, ataupun tanah liat.
Pada masa ini seni ukir digunakan untuk acara-acara keagamaan dengan melambangkan simbol maupun pesan dalam kepercayaan tertentu.
Di tahun 500 sampai 310 Masehi media ukir berubah menggunakan logam seperti emas, perak, ataupun perunggu.
Pada masa ini seni ukir semakin berkembang dengan berbagai motif.
Perkembangan seni ukir semakin pesat ketika Indonesia menjadi jalur perdagangan dan pelayaran serta penyebaran agama hindu-buddha maupun Islam.
Ada banyak benda-benda hasil ukiran seperti contohnya daun pintu meja kayu lemari dan lain-lain.
Hingga saat ini seni ukir terus berkembang dan memiliki ciri khas masing-masing di setiap daerah di Indonesia.
Pengertian seni ukur dibedakan menjadi 3 aspek diantaranya:
Pengertian Secara Umum
Secara umum seni ukir memiliki arti sebagai keterampilan luar biasa dalam mengolah suatu objek 3 dimensi dengan permukaan yang tingginya tidak rata sehingga menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai estetika yang tinggi.
Pengertian Menurut KBBI
Seni ukir menurut kamus besar Bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua kata yaitu seni dan ukir.
Kata seni dalam KBBI memiliki arti berupa keterampilan dalam menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi berdasarkan sudut pandang keindahan dan kehalusannya.
Sedangkan kata ukir dalam KBBI merupakan goresan dalam membuat gambar berupa bunga, binatang, dll pada kayu, batu, logam dan lain-lain.
Pengertian Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa pengertian seni ukir menurut para ahli diantaranya:
Ada beberapa macam fungsi adanya seni ukir antara lain:
Berikut ini adalah beberapa jenis seni ukir yang sering kali diciptakan oleh para seniman ukir:
Seni ukir ini timbul kurang dari setengah dari permukaan datarnya.
Seni ukir ini timbul setengah dari permukaan datarnya.
Seni ukir yang timbul lebih dari setengah permukaan datarnya.
Seni ukir yang memiliki ukiran berbentuk cembung.
Seni ukir yang memiliki ukiran berbentuk cekung.
Seni ukir yang yang memiliki ukiran dengan cara cara memahat garis-garis pada gambarnya saja.
Seni ukir yang memiliki ukiran berbentuk susunan-susunan ada yang sedang, kecil hingga tinggi.
Seni ukir yang memiliki ukiran tanpa bingkai sehingga langsung menempel pada tepi-tepi batasnya.
Seni ukir yang memiliki ukiran dengan gambar tumpang tindih pada bagian datarnya.
Ada 4 teknik dalam seni ukir antara lain:
Teknik carving merupakan teknik memotong bagian permukaan dari suatu objek yang datar sehingga memunculkan cekungan secara tidak rata.
Teknik ini akan menampilkan objek 3 dimensi dalam suatu ukiran.
Biasanya dalam mengerjakan seni ukir menggunakan teknik carving akan membutuhkan alat seperti pisau ukir ataupun alat pahat dan palu.
Teknik chip carving hampir sama dengan teknik carving yang berguna untuk membuat potongan-potongan pada permukaan suatu objek sehingga terbentuk cekungan yang tingginya berbeda.
Namun teknik carving cenderung membuat potongan yang lebih besar sehingga dibutuhkan alat berupa kapak ataupun alat pahat yang lebih besar serta tingkat kerumitan yang lebih tinggi.
Teknik ini adalah dengan cara membakar kayu untuk menambah desain dan mempercantik hasil akhir karena kayu yang telah dibakar akan menimbulkan kesan hitam legam dan nampak lebih hidup.
Namun ada pula seniman seni ukir yang yang menciptakan ukiran pada kayu kayu kecil menggunakan teknik pembakaran kayu.
Teknik pengeringan adalah teknik mengukir kayu dengan cara mengatasinya sehingga ukiran akan nampak lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lama.
Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan pada seni ukir.
Bahan Seni Ukir
Ada tiga bahan yang digunakan dalam pembuatan seni ukir diantaranya:
Seni ukir pada bahan kayu lebih sering ditemukan seperti contohnya pada daun pintu, jendela, meja, lemari, atau kursi.
Ada banyak pola yang diukir pada bahan kayu dengan beragam harga dan tingkat kerumitan.
Jika harganya murah tentu saja tingkat kerumitannya tidaklah sulit dan sebaliknya.
Seni ukir pada batu lebih cenderung memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi ketimbang mengukir di kayu.
Seni ukir ini bisa kita temukan pada dinding batu ataupun hiasan-hiasan yang menggunakan batu-batu berukir.
Karena tingkat kerumitannya lebih sulit maka harganya pun lebih mahal dibandingkan ukiran pada kayu.
Seni ukir pada onyx atau marmer memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi lagi ketimbang mengukir pada batu.
Harganya juga lebih mahal karena batu marmer memiliki permukaan yang indah, polos, dan mengkilap.
Seni ukir pada marmer seringkali kita temukan pada batu nisan ataupun hiasan-hiasan furniture yang harganya mahal.
Alat Seni Ukir
Sedangkan alat yang digunakan dalam pembuatan seni ukir biasanya berupa:
Bor merupakan suatu alat yang bergerak memutar hanya pada porosnya untuk melubangi benda seperti kayu dengan cepat.
Tatah merupakan alat dalam seni ukir yang digunakan untuk pembuatan wayang.
Pisau ukir merupakan alat yang digunakan untuk memotong detail-detail kecil yang ada pada ukiran.
Sudip merupakan alat yang digunakan dalam seni ukir pada teknik butsir yakni pemikiran pada bahan yang lunak.
Ada beberapa contoh seni ukir dari Indonesia antara lain:
Seni Ukir Asmat
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Seni Ukir Bali
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Seni Ukir Cirebon
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Seni Ukir Pekalongan
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Seni Ukir Semarang
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Seni Ukir Toraja
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Perbedaan seni ukir dan seni pahat dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini: