TI

17 Sudut Pandang Kamera Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Camera Angle atau sudut pandang kamera merupakan teknik pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu digunakan untuk mengekspos aksi suatu subjek. Menentukan sudut pandang kamera tidaklah semudah yang kita lihat.

Didalamnya kita juga dapat menentukan dimana blocking dan pergerakan kamera pada derajat ketinggian seberapa, menetapkan letak tata lampu pendukung adegan, disesuaikan pula mengenai konstruksi set artistik dan blocking subjek. Berikut ini ada berbagai macam camera angle.

1. High Angle

High Angle yaitu merekam gambar dari sudut atas si subjek, sehingga bagian atas subjek lebih terekspos. Point of view camera high angle lebih sederhana hasilnya.

2. Top Angle

Teknik pengambilan gambar tepat dari sudut atas subjek. Hasil gambarnya lebih dramatis dan menimbulkan misteri karena hanya gerak subjeknya saja yang ditampakkan.

3. Bird Eye View

Lebih terkesan dramatis dan dinamis, seperti penglihatan seekor burung dari atas.

4. Eye Level

Eye Level sebagai standar pengambilan gambar dalam ketinggian sedang, kurang lebih sejajar dengan tinggi kita. Maka gambar yang dihasilkan datar dan cenderung monoton apabila dieksekusi tanpa variasi lain.

Banyak sutradara yang mengeksekusi eye level misalnya, gambar yang diambil dengan eye level namun sedikit miring dengan derajat tertentu untuk mengesankan dinamisasi. Ada juga yang dikombinasi dengan tripod transition sehingga gambar terkesan lebih imajinatif dan menemukan unsur ketegangan.

5. Low Angle

Low angle merupakan pengambilan gambar dari sudut bawah kebalikan dari high angle. Low angle merupakan patokan penempatan kamera dengan level ketinggian setinggi lutut hingga lebih bawah lagi.

Didalam low angle terdapat Frog Eye Level, letak kamera sama dengan tinggi kaki atau setinggi kaki.

Banyak bermunculan istilah seperti frog eye level, hal ini harus dipahami oleh kru produksi utamanya sutradara, photography dan cameraperson.

6. Over Shoulder

Mengambil interaksi si subjek dari sudut belakang punggung bahu salah satu subjeknya. Shot ini menjadi alternatif pengambilan gambar two shot subjek yang sedang berdialog. Pengambilan gambar seperti ini lebih berkesan sedang melakukan reportase.

7. Walking Shot

Yaitu komposisi suatu gambar dimana meletakkan subjek lebih berat di sebelah kiri atau kanan berlawanan dengan arah geraknya. Cara ini dimana kamera mengikuti langkah subjek dengan lebih menitik beratkan perhatianarah mana si subjek bergerak.

8. Artificial Shot

Cara ini biasanya digunakan untuk memperindah shot sehingga lebih bernuansa estetis. Biasanya digunakan untuk pengambilan gambar adegan di alam yang terbuka.

Biasanya dengan memberikan aksen daun atau rumput di depan lensa kamera kemudian dikombinasi dengan traveling shot untuk menimbulkan gambar yang dinamis.

9. Reflection Shot

Shot dengan komposisi gambar subjek duduk atau berdiri di depan cermin sambil melakukan aksi atau kegiatannya, dengan pengambilan gambar mengarah ke cermin.

Yang perlu diperhatikan disini yaitu bayangan kru atau kameramen di belakang si subjek yang mungkin saja terekam oleh kamera, selain itu juga diperhatikan adalah lintasan gerak kamera,.

10. Tripod Transition

Pergerakan camera on tripod dengan framing yang terbatas namun dengan area yang luas, lebih luas dari framing lensa.

Sehingga kamera secara aktif mencari kedudukan dari subjek, dengan melakukan panning atau tilting yang cepat langsung mengarah pada subjek yang dimaksud.

11. Back Light Shot

Pengambilan gambar dilakukan dimana posisi kedudukan kamera berhadapan secara frontal dengan sumber cahaya di depannya.

Memungkinkan talent yang ada diantara posisi kamera dan sumber cahaya yang terekam siluet.

12. Single Shot

Single Shot yaitu pengambilan gambar dengan objek gambar yang hanya seorang subjek saja.

13. Establishing Shot

Shot yang menjelaskan latar suatu peristiwa, sehingga penonton memahami dan tahu adegan tersebut berlangsung dimana. Shot ini membantu penonton mengidentifikasikan ruang waktu dari suatu peristiwa.

14. Zooming

Efek pergerakan lensa objektif di dalam kamera sehinnga menghasilkan komposisi gambar yang dekat hingga jauh. Dengan cara zoom ini memungkinkan dilakukan pengambilan gambar dekat padahal letak kameranya jauh dari subjeknya.

15. Blur

16. White Balance

Standarisasi warna akibat intensitas cahaya yang tertangkap oleh kamera. White Balance diperlukan karena adanya kemungkinan perbedaan pewarnaan penangkapan cahaya pada kamera saat pengambilan gambar dilakukan didalam ruangan maupun di luar ruangan.

17. Garis Imajiner

Garis Imajiner adalah garis khayal pengambilan suatu gambar sebagai batas arah pandang kamera untuk menjaga konsistensi posisi subjek antar frame. Apabila garis ini dilanggar, maka penonton akan menjadi bingung.