Daftar isi
Tak akan ada habisnya jika membahas kebudayaan asal suku terkenal di Kalimantan yakni Suku Dayak. Suku Dayak memiliki banyak ragam budaya hasil warisan leluhur. Budaya inilah yang kemudian mewarnai dunia seni di tanah air. Salah satunya adalah tari gantar. Apa itu tari gantar dan bagaimana sejarahnya? Semuanya akan dibahas lengkap di bawah ini.
Tari Gantar merupakan tarian yang berasal dari Kalimantan Timur. Tarian ini adalah warisan budaya kehidupan dari suku Dayak Tunjung serta Dayak Benuaq. Tarian ini kerap dinamakan dengan tari menanam padi. Hal ini dikarenakan gerakan pada tarian ini mirip dengan seseorang sedang menanam padi. Tari Gantar merupakan tarian dengan suasana yang bahagia. Tarian yang menggambarkan pergaulan muda-mudi yang ada di Suku Benuaq dan Dayak Tanjung ini, kerap ditampilakan dalam beberapa ritual adat.
Tari Gantar erat kaitannya dengan mitos yang ada di masyarakat suku Dayak, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Mitos yang berkembang ini mencerirakan kehidupan para Dewa di Negeri Dewa atau Nayu (negeri yang berada di atas langit) yang bernama Negeri Oteng Doi. Asal munculnya tarian ini adalah buntut panjang dari prahara yang ada dalam keluarga Oling Besi Oling Bayatn.
Kisah ini bermula dari dibunuhnya Oling Besi oleh Dolonong Utak. Pembunuhan itu dikarenakan keinginan Dolonong Utak untuk merebut dan menikahi istri dari Oling Besi. Setelah kematian, Dolonong Utak berhasil menggantikan peran suami dari istri Oling Besi yang sudah tewas terbunuh. Namun, kedua putri dari Oling Besi yaitu Dewi Ruda dan Dewi Bela tak terima akan hal itu. Sehingga, mereka berniat membalas dendam. Keduanya berhasil membunuh Dolonong Utak dengan menggunakan senjata dari sumpit.
Untuk merayakan balas dendamnya, keduanya menari dengan ditemani alat musik yang berasal dari bambu yang diisi dengan biji-bijian. Namun, peristiwa itu diketahui oleh seseorang yang bernama Kilip. Setelah melalui pertimbangan, akhirnya mereka membuat kesepakatan. Kilip tidak akan membocorkan kejadian itu namun mereka harus mau mengajarkan tarian tersebut kepadanya. Dari sinilah kemudain tarian ini berkembang di suku Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq. Tarian ini dikenal dengan nama tari gantar.
Tari Gantar bukan hanya sekadar tarian biasa. Tarian ini memiliki filosofi yang mendalam yakni sebagai tarain khsus untuk menyambut pahlawan seusai perang. Tari gantar juga kerap digunakan dalam kegiatan upacara dimulainya tanam padi. Hal ini sesuai dengan gerakan pada tarian ini yakni gerakan seperti menanam padi. Gerakan ini digambarkan dengan serangkaian kegiatan menutup lubang tanam setelah dibuat dengan tongkat atau gantar dan kemudian ditaburi dengan benih dari bambu yang isinya biji-bijian.
Seiring berkembangnya zaman, tarian ini memiliki fungsi seperti tari pergaulan para remaja, tarian penyambutan tamu dan tarian dalam upacara adat.
Tari Gantar memiliki 4 macam gerakan. Adapun penjelasan dari gerakan ini adalah sebagai berikut.
Tari Gantar ini menggunakan pola lantai garis lurus atau vertikal. Pola lantai jenis ini memudahkan penari gantar untuk bergerak leluasa. Apalagi gerakan pada tarian cenderung dilakukan dengan posisi sejajar.
Tari Gantar memiliki beberapa properti penunjang saat tarian ini dimainkan. Adapun properti tersebut adalah sebagai berikut.
Dalam pertunjukannya, tarian ini menggunakan iringan musik dari gendang dan sejenis gamelan. Iringan musik ini yang akan berkolaborasi dengan hentakkan gantar.
Busana yang digunakan adalah berupa rompi dengan kancing pada bagian depan. Sementara itu, bagian ujung baju akan diberi hiasan rumbai-rumbai. Sedangkan untuk bagian bawahnya mengggunakan Ta’a. Ta’a ini merupakan bawahan baju atau rok yang memiliki model A dengan ukuran dua kali lipat dari lingkaran pinggang. Untuk memperindah, ditambahkan aksesorus berhpa gelang kalu atau penutup dada. Sementara itu, untuk riasannya biasanya disesuaikan dengan penggunaan bajunya.
Tari Gantar memiliki keunikan yakni dari asao muasalnya. Tarian ini merupakan wujud kebahagian dua orang yang berhasil membalas dendam atas kematian ayahnya. Selain itu, keunikan lainnya adalah pada penggunaan properti. Properti yang digunakan tergolong unik yakni memakai gantar, senak, kusak, tengkorak manusia dan biji-bijian.
Tari Gantar merupakan tarian yang berkembang pada masyarakat Kalimantan Timur. Tarian ini memiliki asal usul ajang balas dendam atas kemataian Oling Besi. Kematian ini dipicu karena keinginan Dolonong Utak untuk merebut istri dari Oling Besi dan usaha tersebut berhasil.
Sebab, peristiwa ini kedua putri dari Oling Besi tak terima dan berniat balas dendam dengan membunuh Dolonong Utak. Upaya balas dendam itu berhasil dan keberhasilan itu dirayakan dengan sebuah tarian yang kemudian dikenal dengan Tari Gantar.
Tari Gantar ini memiliki gerakan yang hampir sama dengan gerakan saat menanam padi. Tarian ini mengekspresikan kebahagiaan. Saat pertunjukkan, tarian ini menggubajan properti utama berupa gantar. Gantar ini merupakan tongkat kayu panjang yang nantinya akan dihentakkan bersamaan dengan iringan musik.