Seni

Tari Malulo: Makna – Gerakan dan Pola Lantai

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tari Malulo atau Lulo adalah salah satu jenis kesenian tari tradisional dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Terdapat salah satu daerah di Sulawesi Tenggara yakni Suku Tolake di Kabupaten Konawe yang merupakan tempat kelahiran Tari Malulo. Bahkan hingga sekarang, tari-tarian ini masih terus dilestarikan sebagai tarian persahabatan.

Sama seperti halnya dengan tari tradisional daerah lainnya, Tari Malulo tentu memiliki makna, sejarah hingga keunikannya tersendiri. Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut penjelasan lengkap mengenai Tari Malulo:

Makna Tari Malulo

Menurut masyarakat Suku Tolaki, Tari Malulo ini dimaknai sebagai suatu bentuk ungkapan rasa bahagia dan rasa syukur teradap kebahagiaan yang mereka telah dapatkan. Selain itu, tarian ini juga sebagai salah satu media dalam mempersatukan dan mempererat silaturahmi masyarakat.  

Hal itu dapat dilihat dari bagaimana masyarakat melakukannya yakni secara bersama-sama (massal) dan menjadi satu tanpa adanya memandang gender, status sosial, serta agama. Sehingga semangat dan keceriaan pasti akan terasa di dalam Tari Malulo.

Sejarah Tari Malulo

Awalnya Tari Malulo ini hanya sebagai ritual untuk memuja Dewa Padi terutama ketika waktu panen. Kata “lulo” berarti menginjak-injak onggokan padi sehingga bulir dapat terlepas dari tangkainya. Selain itu, masyarakat Tolaki memakai Tari Malulo ini untuk menghibur dewa Sanggolemboe dan sebagai instrumen pengobatan warga.

Berdasarkan kepercayaan yang dianut oleh Suku Tolaki, penyakit disebabkan oleh kesalahan atau kelalain yang telah membuat Sangia marah dan memberinya sakit. Apabila penderita tersebut ingin sembut, maka kepercayaan itu digunakan di mana cukup dengan menarikan Tari Malulo yang dipimpin oleh dukun.

Masyarakat percaya bahwa Tari Malulo inilah yang menjadi komunikasi ritual dengan para dewa. Hal itu bertujuan untuk menghibur para dewa supaya mereka tidak marah dan masyarakat terhindar dari bala bencana. Dahulu kala, musik pengiringnya berupa potongan

Fungsi Tari Malulo

Adapun fungsi dari Tari Malulo sebagai berikut:

  • Tari Malulo ini berfungsi awalnya untuk menyembah Dewa Padi yang dilakukan ketika sebelum dan sesudah waktu panen padi.
  • Sebagai sarana penyembuhan dari penyakit sesuai dengan sejarah yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
  • Seiringnya dengan perkembangan zaman, tari ini lebih difungsikan sebagai pertunjukan ketika acara pesta pernikahan, syukuran panen dan sebagainya.
  • Sebagai ajang pencarian jodoh.
  • Sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat setempat.

Gerakan Tari Malulo

Tidak seperti gerakan tari tradisional lainnya, gerakan Malulo terbilang sangat mudah. Para penarinya saling berpegangan tangan dan membentuk sebuah lingkaran yang saling menyambung satu sama lainnya. Setelah itu, para penari akan mengajak tamu atau penonton pertunjukan untuk dapat bergabung dalam tarian tersebut. langkah kaki dalam Tari Malulo ini juga cukup mudah untuk diikuti.

Tari Malulo ini ditampilkan oleh penari pria, wanita, remaja hingga anak-anak yang menari mengikuti irama. Adapun secara umum gerakan dalam Tari Malulo sebagai berikut:

  • Posisi masuk tarian di mana penari laki-laki dan wanita akan membentuk sebuah lingkaran dengan laki-laki berada di ujung kanan dan kiri.
  • Posisi tangan penari laki-laki berada di bawah tangan penari perempuan dan saling berimpitan. Kemudian dilanjut dengan gerakan tangan ke arah atas dan ke bawah tidak terlalu tinggi.
  • Posisi kaki diawali dengan berjalan lambat atau kecil ke kanan dan ke kiri. Gerakan ini dilakukan secara bergantian.
  • Posisi wajah di mana kepala ditundukkan saat badan bergerak ke kanan dan kekiri. Akan tetapi posisi kepala harus tetap fokus ke arah depan serta tidak memandang ke kiri dan kanan

Pola Lantai Tari Malulo

Tari Malulo ini menggunakan pola lantai yang sangat sederhana dan tidak berubah-ubah yaitu pola lantai melingkar. Hal itu dapat dilihat ketika para penari saling bergandengan tangan dan saling sambung menyambung satu sama lainnya sampai membentuk sebuah lingkaran. Jika lingkaran sudah penuh, maka penari lainnya dapat membuat lingkaran kecil di dalam lingkaran pertama tersebut.

Musik Iringan Tari Malulo

Iringan musik yang digunakan Tari Malulo juga sangat mudah untuk kita temui. Pada masa lalu, alat musik yang mengiringinya adalah gong. Gong yang dipakai biasanya terdiri dua macam yang memiliki ukuran berbeda dan jenis suara yang berbeda pula. Selain gong, terdapat pula kendang dengan irama gembira dan sukacita.

Namun saat ini, gong telah digantikan dengan alat-alat musik pengiring modern seperti:

  • Elektone yang terdiri dari alat msuik keyboard.
  • Equalizer yang terdiri dari audio mixer di mana berfungsi untuk bisa menyaring dan mengangkat suara.

Busana dan Tata Rias Tari Malulo

Menurut tulisan jurnal yang berjudul “Karakteristik Tata Rias dan Busana pada Tari Lulo di Sanggar Anasepu Kota Kendari” (2019) yang ditulis oleh Majid, dkk, menyebutkan bahwa penari wanita dalam tarian ini memakai baju Babu Nggawi. Baju Babu Nggawi memiliki arti baju yang tidak terbelah pada bagian depan seperti baju kebaya, namun baju ini tidak berkancing.

Warna baju ini cenderung berwarna terang seperti kuning, oranye, merah muda dan sebagainya. sementara untuk bawahan pakaian penari wanita ini mengenakan Sarung Tenun Tolaki yang sudah diberikan ikat pinggang atau Tabere warna-warni. Tabere itu sendiri bermakna bercerai-berai atau berpecah belah namun tetap satu tujuan. Dan untuk ikat pinggangnya mempunyai warna-warna tabere yang beragam akan tetapi masih dalam satu ikatan.

Sedangkan untuk busana penari laki-lakinya memakai baju Babu Kandiu yang dijadikan sebagai atasan. Babu Kandiu adalah baju lengan panjang dengan keraknya berdiri yang terbuka pada bagian depannya. Pada umumnya, baju ini berwarna biru.

Untuk celana, penari laki-laki memakai Saluaro atau dikenal dengan celana panjang untuk bawahan dan ditambah dengan Sawu Ndolaki yang sudah dililitkan pada pinggang yang membalut celana. Selain itu, busana penari tersebut juga dilengkapi oleh aksesoris.

Aksesoris untuk penari perempuan menggunakan sanggul, hiasan sanggul, anting-anting, kalung serta gelang. Sementara penari laki-lakinya memakai Pabela atau topi yang berbentuk segitiga.

Properti Tari Malulo

Untuk properti dalam Tari Malulo, ini sama seperti tata rias dan busana yang digunakan oleh penari. Selain itu, Tari Malulo ini juga tidak memiliki properti khusus di mana tidak terdapat alat maupun barang yang dipakai dalam tari tersebut.

Keunikan Tari Malulo

Adapun keunikan dari Tari Malulo ini yaitu sebagai berikut:

  • Merupakan tari persahabatan yang biasanya ditujukan kepada pemuda-pemudi dari Suku Tolaki di mana bertujuan sebagai ajang perkenalan, mencari jodoh, serta mempererat tali silaturahmi.
  • Salah satu tarian di Indonesia yang dilakukan tanpa menggunakan alat atau barang sebagai medianya.
  • Salah satu tarian di Indonesia yang bisa mengajak penonton atau tamu untuk ikut menari dan masuk kedalam formasi lingkaran.
  • Memiliki gerakan yang selalu melingkar dan tidak berubah-ubah.
  • Penari utama tarian berjumlah sekitar 8 – 10 orang dengan memakai busana khas Suku Tolaki yang unik.

Sejak kemunculannya hingga saat ini, Tari Malulo telah mengalami perkembangan yang signifikan. Mulai dari fungsi tarian itu sendiri hingga alat-alat musik pengiring yang digunakannya. Meskipun demikian, tari ini masih tetap dilestarikan dan dijadikan sebagai simbol persahabatan.