Daftar isi
Tari kerasi baru merupakan sebuah tari klasik yang telah diaransemen ulang dan dikembangkan kembali sesuai dengan perkembangan zaman. Meskipun demikian, tari kreasi baru tentu tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Umumnya, tarian ini diciptakan oleh para ahli tari. Nah, beberapa tari kreasi tersebut bisa kita lihat pada karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dan Sauti.
Salah satu tari kreasi tersebut adalah Tari Rara Ngigel. Berikut ini adalah penjelasan mengenai Tari Rara Ngigel yang perlu kamu ketahui.
Tari Rara Ngigel ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis. Dengan kata lain, tarian ini mengisahkan gadis yang sedang beranjak menuju usia kedewasaannya. Gerakan yang ditampilkan dalam Tari Rara Ngigel ini menggambarkan tentang kelembutan si gadis tersebut.
Sementara gerakan tarian berupa patah-patah menggambarkan tentang semangat dan pengorbanan gadis ketika dirinya akan dewasa. Biasanya tarian ini ditampilkan oleh penari wanita, namun tidak jarang pula ditarikan secara berpasangan dengan penari laki-laki.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tari adalah karya seni yang mewakili ekspresi untuk dapat mengungkapkan suatu hal sehingga hasilnya bisa dinikmati serta divisualisasikan dengan indah dalam sebuah bentuk karya yang utuh. Nah, berbicara mengenai Tari Rara Ngigel atau sering dikenal dengan Roro Ngigel, tentunya kita mengenal sosok bernama Ida Wibowo. Yap, beliau adalah seorang koreografer dari tarian ini yang sangat terkenal di Indonesia.
Ida Wibowo merupakan putri dari seorang seniman ternama juga di Indonesia yang bernama Bagong Kussudiardja. Ayahnya telah menciptakan karya sudah lebih dari 200 karya tari di mana salah satu tarian yang sangat sarat dengan akulturasi budaya yaitu Tari Yapong. Tari Rara Ngigel ini telah menjadi bukti bahwa pribahasa tentang “buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya” memang benar di mana Tari Rara Ngigel ini merupakan cerminan dari ayahnya bahwa dirinya dapat menciptakan karya seperti ayahnya tersebut.
Sehingga Ida memiliki peranan yang sangat penting dalam lahirnya Tari Rara Ngigel yang sudah cukup populer di kalangan anak muda zaman sekarang. Uniknya, tarian ini juga memadukan beragam unsur budaya layaknya Tari Yapong. Oleh karenanya, Tari Rara Ngigel akhirnya dibuat dan berasal dari Yogyakarta yang menggabungkan dua kebudayaan sekaligus yakni gerakan lemah lembut yang merupakan ciri khas Yogyakarta dan gerakan cukup tegas yang merupakan ciri khas Jawa Barat.
Adapun fungsi Tari Rara Ngigel sebagai berikut:
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam Tari Rara Ngigel ini telah bercampur dua unsur budaya sekaligus yakni budaya Yogyakarta dan budaya dari Jawa Barat. Kedua budaya tersebut bercampur menjadi satu dalam gerakan-gerakan tarian ini. Hal itu terlihat dari gerakan tarinya yang lemah lembut adalah hasil inspirasi dari gerakan tari khas Yogyakarya. Sementara gerakan tari patah-patah adalah hasil inspirasi dari gerakan tari khas Jawa Barat.
Pola lantai yang digunakan dalam Tari Rara Ngigel adalah pola lantai melengkung dan pola lantai horizontal. Pola lantai ini dilakukan dengan cara bergerak melengkung atau melingkar ketika pementasan. Selain itu, pola lantai lengkung ini terbagi menjadi empat jenis yakni pola lantai melengkung luar, pola lantai melengkung dalam, pola lantai lingkaran serta pola lantai yang membentuk angka delapan.
Sementara untuk pola lantai horizontal ini membentuk garis lurus ke arah samping baik itu dari sisi kanan ke kiri ataupun sisi kiri ke kanan. Jadi, apabila sekelompok tarian sedang berpindah ke posisi tersebut, maka penari akan berbaris lurus dari arah kiri ke kanan dengan menghadap ke dapan atau ke belakang.
Untuk melengkapi Tari Rara Ngigel dalam pertunjukan, maka dibutuhkan beberapa properti. Adapun properti yang digunakan dalam Tari Rara Ngigel sebagai berikut:
Tari Rara Ngigel merupakan tarian khas dari Yogyakarta. Hal itu sehingga alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini juga masih kental dengan nuansa Jawa Klasik. Adapun alat musik pengiring dalam Tari Rara Ngigel antara lain:
Dengan menggunakan alat musik di atas tentu menjadikan pertunjukan tarian ini akan semakin hidup dengan nuasna klasiknya yang masih terasa. Selain itu, alat musik ini dimainkan dengan santai dan sesekali juga divariasikan dengan alunan yang agak cepat dengan mengikuti irama gerakan dari para penari di pentas.
Tari Rara Ngigel ini tidak diiringi dengan nyanyi-nyanyian maupun puisi. Melainkan tarian ini diiringi oleh alat musik khas berupa gamelan Jawa.
Penari dalam Tari Rara Ngigel ini akan memakai busana yang merupakan percampuran budaya Jawa dan budaya Cina. Busana budaya Jawa itu bisa kita lihat dari pakaian jarik dan kebaya yang dipakai oleh si penari. Sementara busana Cina tersebut bisa kita lihat dari tusuk konde yang dipakai di kepala penari.
Busana yang dikenakan para penari Tari Rara Ngigel ini juga lebih dominan dengan warna yang cerah seperti warna pink, kuning bahkan juga terkadang kombinasi antara oranye dan biru. Selain itu, untuk bisa menambah daya tarik serta menyempurnakan penampilan ketika pementasan tari digelar, para penari akan menggunakan tata rias dengan riasan yang rumit. Meskipun demikian, riasan tersebut merupakan riasan khas pada wajah sehingga terlihat penuh semangat.
Adapun keunikan dari Tari Rara Ngigel yang dapat kita temukan yaitu:
Tari Rara Ngigel ini dapat dikatakan tidak memiliki aturan khusus yang mengatur jumlah penari dalam tariannya. Akan tetapi, tetap masih ruang lingkup tari tradisional. Dapat disimpulkan bahwa diciptakannya Tari Rara Ngigel ini bertujuan supaya tari tradisional tidak ketinggalan zaman atau tergerus oleh zaman dan lebih mudah untuk dinikmati serta diminati oleh generasi baru atau generasi muda.