Daftar isi
Makhluk hidup mendiami wilayah muka bumi ini. Salah satu makhluk hidup yaitu adalah manusia. Sebagai bagian daripada makhluk hidup, manusia banyak melakukan aktivitas dan atau kegiatan dalam setiap harinya.
Dengan berbagai susunan kompleks dalam tubuhnya, dapat dikatakan bahwa manusia memiliki gerak aktif yang tak ada henti dalam sela-sela napasnya.
Aktivitas dan atau kegiatan serta gerak aktif yang dilakuka oleh manusia pula dapat memberikan diri mereka pembelajaran bagi hidup dan kehidupan diri mereka sendiri. Tidak heran bahwa manusia melakukan aktivitas dan atau kegiatan belajar pada setiap panjang kehidupannya.
Manusia pula dikatakan sebagai makhluk sosial senantiasa menjalani kehidupan berdampingan dengan manusia lain dan juga makhluk hidup lainnya. Berbicara mengenai belajar dan sosial, dikenal adanya teori belajar sosial. Berikut dibahas mengenai hal tersebut.
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari kehadiran manusia lain. Tidak hanya manusia lainnya, hewan serta tumbuhan yang merupakan bagian dari makhluk pun ikut hidup berdampingan bersama dengan manusia.
Apabila melihat lebih dalam ke arah manusia dan sosial, dapat diambil penglihatan bahwa manusia selalu melakukan aktivitas dan atau kegiatan pada setiap detik kehidupannya di muka bumi ini.
Aktivitas dan atau kegiatan yang dilakukan manusia dapat menciptakan proses belajar, serta membuahkan suatu pengalaman serta moment. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa manusia tak pernah lepas akan adanya aktivitas dan atau kegiatan belajar dan sosial.
Jadi, belajar dan sosial saling mengisi satu sama lain. Berbicara mengenai hal tersebut, terdapat teori belajar sosial. Secara umum, belajar mengandung makna yaitu sebuah kegiatan yang dapat memberikan ilmu, wawasan, serta pengalaman.
Sedangkan sosial mengandung makna yaitu suatu hal yang berhubungan dengan masyarakat. Jadi, belajar sosial dapat mengandung makna yaitu sebuah aktivitas mendapatkan wawasan yang bersumber dari sosial atau masyarakat.
Dalam teori belajar sosial, memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diambil dari masyarakat. Masyarakat dalam makna teori belajar sosial berfokus pada makhluk hidup lain yang ada, terutama manusia serta lingkungannya.
Dapat diambil pengertian bahwa teori belajar sosial adalah suatu proses belajar dan belajar itu sendiri yang didapatkan berdasarkan penglihatan ke arah manusia dan atau individu serta makhluk hidup lain.
Teori belajar sosial memberikan gambaran mengenai suatu proses belajar dan aktivitas belajar itu sendiri melalui penglihatan ke arah manusia atau individu lain.
Artinya, suatu kegiatan belajar dan prosesnya dapat diambil melalui sikap dan atau tingkah laku individu lain. Teori belajar satu ini tak lepas dari tokoh yang melambungkan nama teori ini. Tokoh tersebut adalah Albert Bandura. Dirinya merupakan salah satu tokoh yang menitikfokuskan pikirannya ke arah teori belajar sosial.
Menurut dirinya, tiap-tiap individu dapat mengadopsi tingkah laku dan atau perilaku berdasarkan penglihatan tiap-tiap individu terhadap manusia lain beserta lingkungannya. Dapat diambil gambaran bahwa setiap tindakan serta lingkungan dari satu individu dapat digunakan sebagai suatu kegiatan belajar bagi individu lain.
Dalam teori belajar sosial, Albert Bandura meyakini empat hal, yaitu diantaranya adanya penglihatan atau pengamatan, adanya ingatan, adanya aktivitas atau tingkah laku yang di dapat dari pengamatan, serta adanya motivasi. Keempat hal tersebut saling mengisi satu sama lain demi terlaksananya suatu proses belajar sosial pada tiap individu.
Belajar merupakan suatu kegiatan dan atau akivitas untuk mendapatkan pengetahuan atau wawasan. Dengan belajar, suatu hal yang belum masuk di pikiran menjadi mendiami wilayah pikiran. Berbicara mengenai kegiatan dan atau aktivitas belajar, hal tersebut dapat dilakukan di mana saja.
Tidak terkecuali dari individu lain dan juga lingkungan. Hal ini dikenal dengan teori belajar sosial. Teori belajar sosial merupakan suatu hal yang berhubungan dengan belajar serta sosial itu sendiri.
Dari teori belajar sosial, nantinya belajar dan prosesnya dapat diambil berdasarkan pengalaman sekitar, baik individu lain dan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa teori belajar sosial melibatkan suatu peniruan proses belajar itu sendiri yang dilakukan oleh individu lain.
Teori belajar satu ini memiliki ciri-cirinya sendiri yang membedakan dengan teori belajar lain. Ciri-ciri paling utama pada teori belajar satu ini yaitu adanya kegiatan pengamatan dan meniru hasil pengamatan.
Artinya, kegiatan belajar yang dilakukan didasari atas pengamatan suatu subjek yang nantinya subjek tersebut dapat ditiru. Setelah melakukan pengamatan, hal-hal dari subjek tersebut ditiru.
Selain itu, teori belajar sosial pula memiliki ciri yaitu adanya timbal balik daripada peniruan yang dilakukan. Adanya timbal balik tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai tanda gambaran suatu tingkah laku, fisik, maupun hal-hal lain dari subjek tersebut.
Teori belajar sosial masuk dalam deretan teori belajar. Teori belajar satu ini mengedepankan lingkungan sebagai objek pengamatan. Lingkungan tidak hanya manusia itu sendiri, tetapi termasuk makhluk hidup lainnya.
Dengan kehadiran teori belajar satu ini, tiap-tiap individu dapat menjalani aktivitas belajar melalui sekitarnya, baik makhluk hidup lain dan lingkungan. Dengan begitu, tingkah laku tiap-tiap individu dapat dipelajari melalui individu lain dan lingkungannya.
Teori belajar sosial pula memberikan tujuan yaitu dengan belajar ke arah individu lain dan lingkungan, tiap-tiap individu dapat menentukan cara-caranya dalam menjalani kehidupannya.
Manusia dan lingkungannya beserta makhluk hidup lain saling mendiami wilayah masing-masing di muka bumi ini. Makhluk hidup, terutama manusia pula tak dapat lepas dari keadaan sosial dan lingkungannya. Tak heran bahwa manusia dinobatkan sebagai makhluk sosial.
Berbicara mengenai hal ini, terdapat teori belajar yang berfokus pada manusia dan lingkungannya, yaitu teori belajar sosial. Dengan adanya teori belajar sosial, perilaku dan atau tingkah laku tiap-tiap individu dapat terbentuk berdasarkan sosialnya.
Contoh penerapan teori belajar sosial dapat dilihat pada tingkah laku tiap-tiap individu, baik anak-anak hingga dewasa dan orang tua. Karena sosial dalam teori belajar sosial tidak sebatas lingkungan semata.
Sosial dalam hal ini dapat bersumber dari orang-orang terdekat, seperti teman, keluarga, dan juga rekan/kolega. Dalam penerapannya, teori belajar sosial dapat digunakan pada usia dini atau anak-anak hingga remaja.
Hal ini dikarenakan periode tersebut merupakan periode dimana tiap-tiap individu mengalami perkembangan dan dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Selain itu, teori belajar sosial pula melibatkan suatu proses belajar dalam bentuk meniru atau peniruan yang dilakukan. Sehingga, periode usia dini hingga remaja sangat cepat dalam proses tersebut.
Teori belajar sosial memfokuskan pada lingkungan tiap-tiap individu sebagai bagian dari tingkah lakunya. Kehadiran teori satu ini pula memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan daripada teori belajar sosial yaitu dengan adanya proses belajar dalam bentuk peniruan, tingkah laku tiap-tiap individu dapat dengan mudah diketahui asalnya. Dengan begitu, dapat pula dengan mudah dilihat lebih dalam mengenai perkembangannya.
Selain itu, kelebihan lainnya terletak pada sosial tiap-tiap individu itu sendiri. Jika sosial dan lingkungannya memberikan aura baik, tingkah laku baik pun didapat.
Melainkan apabila proses peniruan berasal dari sosial dan lingkungan dengan aura tidak baik, tingkah laku tidak baik pun di dapat. Hal ini dapat menjadi kekurangan teori belajar sosial.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial senantiasa menjalani kehidupan berdampingan dengan manusia lain dan juga makhluk hidup lainnya. Berbicara mengenai belajar dan sosial, dikenal adanya teori belajar sosial.
Teori belajar sosial adalah suatu proses belajar dan belajar itu sendiri yang didapatkan berdasarkan penglihatan ke arah manusia dan atau individu serta makhluk hidup lain. Salah satu tokoh teori belajar sosial adalah Albert Bandura.
Albert Bandura meyakini empat hal, yaitu diantaranya adanya penglihatan atau pengamatan, adanya ingatan, adanya aktivitas atau tingkah laku yang di dapat dari pengamatan, serta adanya motivasi yang saling mengisi satu sama lain demi terlaksananya suatu proses belajar sosial pada tiap individu.
Ciri-ciri paling utama pada teori belajar satu ini yaitu adanya kegiatan pengamatan dan meniru hasil pengamatan. Artinya, kegiatan belajar yang dilakukan didasari atas pengamatan suatu subjek yang nantinya subjek tersebut dapat ditiru.
Dengan kehadiran teori belajar satu ini, tiap-tiap individu dapat menjalani aktivitas belajar melalui sekitarnya, baik makhluk hidup lain dan lingkungan.
Dalam penerapannya, teori belajar sosial dapat digunakan pada usia dini atau anak-anak hingga remaja. Hal ini dikarenakan periode tersebut merupakan periode dimana tiap-tiap individu mengalami perkembangan dan dipenuhi dengan rasa ingin tahu sehingga dapat dengan mudah meniru tindakan orang-orang sekitarnya.
Jika sosial dan lingkungannya memberikan aura baik, tingkah laku baik pun didapat. Apabila proses peniruan berasal dari sosial dan lingkungan dengan aura tidak baik, tingkah laku tidak baik pun di dapat. Hal ini dapat menjadi kekurangan teori belajar sosial.