Edukasi

Bimbingan Konseling: Pengertian – Tujuan dan Prinsipnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seiring perkembangan zaman, berbagai permasalahan dan tantangan kehidupan pun semakin pelik.

Hal ini tidak terbatas pada permasalahan di lingkup keluarga atau masyarakat, akan tetapi juga dalam ranah sekolah dan pergaulan siswa.

Seringkali permasalahan yang dialami siswa, baik permasalahan dalam kegiatan belajar, pergaulan, ataupun yang menyangkut hubungannya dengan keluarga dan masyarakat, tidak dapat ia tangani seorang diri.

Oleh karena itu ia membutuhkan bantuan melalui bimbingan dan konseling.

Pengertian Bimbingan Konseling

Pengertian Secara Etimologi

Bimbingan konseling tersusun dari dua kata, yaitu Bimbingan dan Konseling.

Bimbingan berasal dari istilah “guidance” atau “guide” yang bermakna mengarahkan, memandu, mengelola.

Sementara itu, istilah konseling berasal dari kata “counseling” atau “counsel” yang berarti nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).

Dari makna etimologisnya, dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan oleh konselor atau pembimbing kepada seseorang melalui pembicaraan atau diskusi tentang suatu masalah yang dihadapi untuk kemudian diberikan arahan, panduan, nasihat, dan anjuran sehingga ia mampu menyelesaikan masalahnya tersebut.

Pengertian Menurut KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan:

Bimbingan adalah  petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntunan, pimpinan.

Konseling adalah:

  • Pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis dan sebagai pengarahan
  • Pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai masalah dan penyuluhan.

Fungsi Bimbingan Konseling

  • Fungsi Pemahaman

Bimbingan konseling membantu seseorang (konseli) dalam memahami diri dan lingkungannya, sehingga diharapkan konseli bisa mengembangkan potensi dirinya dan secara aktif dan dinamis mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

  • Fungsi Preventif

Bimbingan konseling memberikan panduan kepada konseli mengenai pencegahan atau cara menghindarkan diri dari hal-hal yang mungkin akan menimbulkan masalah baginya.

  • Fungsi Pengembangan

Bimbingan konseling berupaya menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi pengembangan diri konseli, dalam hal ini siswa, dan berusaha membantu konseli agar dapat memenuhi target tugas-tugas perkembangannya.

  • Fungsi Penyembuhan

Bimbingan konseling bersifat kuratif atau membantu untuk menyembuhkan. Ketika siswa mengalami masalah yang membawa dampak tertentu, bimbingan konseling bisa membantunya untuk mengatasi dampak tersebut.

  • Fungsi Penyaluran

Bimbingan konseling membantu konseli untuk memilih saluran yang tepat sesuai minat dan bakatnya, baik itu dalam hal pemilihan jurusan, kegiatan ekstrakurikuler, dan yang lainnya.

Dengan mengetahui latar belakang dan kemampuan belajar siswa, Bimbingan konseling bisa membantu sekolah atau para guru untuk memilih program, bahan ajar, dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan objek ajarnya, yaitu para siswa.

  • Fungsi Penyesuaian

Bimbingan konseling bisa membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

  • Fungsi Perbaikan

Bimbingan konseling berfungsi membantu konseli untuk memperbaiki kekeliruan dalam berfikir dan bertindak atau berperilaku dan mengarahkannya kepada pola pikir yang sehat dan rasional agar menghasilkan tindakan yang positif dan konstruktif.

  • Fungsi Fasilitasi

Bimbingan konseling memberikan fasilitas atau kemudahan kepada konseli dalam mencapai target pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

  • Fungsi Pemeliharaan

Bimbingan konseling membantu dalam mempertahankan kondisi yang kondusif pada diri konseli dan memelihara hal-hal yang sudah baik atau bahkan meningkatkannya.

Tujuan Bimbingan Konseling

Terkait aspek pribadi-sosial konseli

  • Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
  • Memiliki pemahaman yang benar tentang irama kehidupan yang sifatnya fluktuatif atau naik turun dan berubah-ubah, serta mampu memberikan respon yang benar terhadap hal tersebut.
  • menumbuhkan penerimaan diri yang objektif dan konstruktif, baik terhadap  keunggulan maupun kelemahannya secara fisik maupun psikis.
  • Membangun sikap positif terhadap diri dan orang lain.
  • Mampu membuat keputusan yang efektif dan pilihan yang sehat dan rasional.
  • Menghormati orang lain dan bertanggungjawab terhadap tugas dan kewajibannya.
  • Mampu berinteraksi secara baik dengan orang lain dan lingkungannya.
  • Mampu menghadapi dan menyelesaikan konflik yang dialaminya, baik konflik internal (dalam dirinya sendiri) maupun konflik eksternal (yang berhubungan dengan orang lain).

Terkait aspek akademik

  • Menumbuhkan kesadaran tentang potensi diri siswa dalam masalah akademisnya, mengenal hambatan dalam belajar dan mengupayakan solusinya.
  • Membangun kebiasaan dan rutinitas belajar yang baik.
  • Menumbuhkan minat belajar dan rasa ingin tahu
  • Memberikan keterampilan dan metode belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan gaya belajar siswa.
  • Menumbuhkan sikap mental yang kuat dan percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas maupun ujian sekolah.

Terkait aspek karir

  • Memupuk minat, kemampuan, dan kepribadian yang positif terkait dengan pekerjaan yang diinginkannya
  • Menambah wawasan pengetahuan tentang dunia kerja dan karir
  • Menumbuhkan sikap positif terhadap dunia kerja.
  • Memberikan pemahaman tentang hubungan kompetensi pelajaran yang diterimanya dengan karir yang dicita-citakan.
  • Mampu mengidentifikasi karir yang ingin digelutinya dan langkah-langkah untuk meraihnya.

Manfaat Bimbingan Konseling

  • Bimbingan konseling akan membuat seseorang merasa lebih baik, lebih bahagia, lebih tenang dan bisa menerima dirinya sendiri secara positif.
  • Bimbingan konseling bisa membantu meredakan dan juga menghilangkan tekanan pikiran atau stress dan depresi yang dialami, serta membantu menguraikan masalah dan menyelesaikannya dengan baik.
  • Bimbingan konseling bisa membantu seseorang untuk  memahami dan menerima diri sendiri serta orang lain disekitarnya.
  • Bimbingan konseling juga bisa membantu peningkatan kepribadian positif seseorang.

Prinsip Bimbingan Konseling

  • Ditujukan bagi semua konseli

Bimbingan konseling ditujukan bagi semua konseli, tanpa pandang bulu, apapun masalah yang dihadapinya.

  • Merupakan proses individuasi

Bahwa setiap konseli adalah unik dengan kepribadiannya masing-masing, sehingga proses bimbingan yang diberikan bersifat individual menurut psikologis dan latar belakang masing-masing konseli, meskipun sesi konsultasi dilakukan dalam kelompok misalnya.

  • Fokus pada hal yang positif

Yakni bimbingan konseling harus fokus untuk membangun opini-opini dan juga pandangan-pandangan positif seorang konseli terhadap diri dan lingkungannya.

  • Merupakan Usaha Bersama

Bimbingan konseling pada intinya bukan hanya tanggung jawan dari konselor, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama antara konselor, guru, dan juga orang tua siswa.

Bimbingan konseling dilakukan untuk membantu konseli ketika melakukan pilihan dan mengambil keputusan.

Bimbingan konseling dalam hal ini berperan sebagai pemberi informasi sebagai bahan pertimbangan, serta memberikan masukan atau nasehat.

  • Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan

Pelayanan bimbingan konseling bisa berlangsung di lingkungan sekolah, keluarga, lembaga pendidikan dan industri, serta di lingkungan masyarakat pada umumnya.

Asas Bimbingan Konseling

Beberapa asas yang harus diperhatikan dalam bimbingan konseling adalah:

  •  Asas Kerahasiaan (confidential)

Yaitu asas yang mengharuskan seorang konselor menjaga kerahasiaan data konseli atau kliennya, baik itu berupa data diri klien tersebut ataupun keterangan dan riwayat permasalahan dari klien yang bersangkutan.

  • Asas Kesukarelaan

Yaitu asas yang melarang bimbingan konseling dilakukan dengan paksaan melainkan harus ada kesukarelaan dari konsuli atau klien dalam menjalani bimbingan.

  • Asas Keterbukaan

Yaitu adanya keterbukaan dari konselor dalam memberikan bimbingan dan konseling, sehingga akan membuat konsuli atau klien juga mau bersikap terbuka tentang diri dan permasalahan yang dihadapinya.

  • Asas Kegiatan

Yaitu asas yang menghendaki sikap proaktif dari konsuli dalam layanan atau kegiatan bimbingan konseling yang diberikan kepadanya.

  • Asas Kemandirian

Yaitu asas yang merujuk pada tujuan bimbingan konseling itu sendiri, yakni menumbuhkan sikap mandiri pada diri konsuli atau klien baik dalam ranah diri pribadinya sendiri, maupun dalam kaitannya dengan lingkungan disekitarnya.

  • Asas Kekinian

Yaitu bahwa permasalahan yang menjadi fokus dalam kegiatan bimbingan konseling adalah permasalahan yang sedang dialami oleh klien atau konsuli pada saat sekarang, ataupun kondisi masa lalu yang mempengaruhi kondisi sekarang, dan dampak yang mungkin timbul di masa mendatang.

  • Asas Kedinamisan

Yaitu asas yang menginginkan bahwa kegiatan bimbingan konseling haruslah bersifat dinamis dan tidak monoton, terus berkembang dan berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

  • Asas Keterpaduan

Yaitu asas  yang menginginkan adanya keterpaduan dan keharmonisan hubungan serta saling koordinasi dari berbagai pihak terkait dengan bimbingan konseling yang diberikan.

  • Asas Kenormatifan

Yaitu keharusan bahwa sebuah kegiatan bimbingan konseling dilakukan dengan tetap berpedoman pada norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku.

  • Asas Keahlian

Yaitu bimbingan konseling harus dilakukan dengan dasar kaidah-kaidah profesional dan konselor adalah seseorang yang memang memiliki latar pendidikan dan ahli dalam hal tersebut.

  • Asas Alih Tangan Kasus

Yaitu asas yang mengizinkan adanya alih kasus, apabila ada suatu permasalahan klien yang tidak berhasil ditangani, kepada pihak lain yang lebihn kompeten.

Yaitu asas yang menghendaki agar layanan bimbingan konseling bisa memberikan rasa yang mengayomi (memberikan rasa aman), menciptakan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya  kepada konsuli atau klien untuk lebih maju.

Kode Etik Konselor dalam Bimbingan Konseling

Kode etik adalah tata cara atau aturan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas dari suatu profesi.

Kode Etik Konselor (Guru BK) adalah sebagai berikut:

  • Memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
  • Berupaya  semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik.
  • Karena aktivitas pembimbing berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang, maka seorang pembimbing harus:
    • Menyimpan rahasia klien.
    • Bersikap adil dengan berbagai klien.
    • Pembimbing tidak diperbolehkan menggunakan tenaga pembantu yang tidak ahli.
    • Bersikap hormat dengan klien.
    • Meminta bantuan ahli jika kesulitan dalam membantu klien.

Jenis Layanan Bimbingan Konseling

Jenis-jenis layanan dalam bimbingan konseling di sekolah antara lain:

  • Layanan Orientasi
    Yaitu layanan yang membimbing siswa untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru secara tepat.
  • Layanan Informasi
    Yaitu layanan pemberian berbagai informasi yang dibutuhkan siswa untuk bisa mengambil berbagai keputusan berdasarkan informasi yang telat diberikan tersebut.
  • Layanan Konten
    Yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan cocok dengan kemampuannya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
  • Layanan Penempatan dan Penyaluran
    Yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat baik di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ekstrakurikuler,  dan yang lainnya, sehingga siswa dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya.
  • Layanan Konseling Perorangan
    Yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.
  • Layanan Bimbingan Kelompok
    Yaitu layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
  • Layanan Konseling Kelompok
    Yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok sosial.
  • Layanan Konsultasi
    Yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
  • Layanan Mediasi
    Yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungannya dengan pihak lain.

Tahapan Bimbingan Konseling

Dalam buku Dasar-dasar Konseling dan Psikoterapi milik Namora Lubis Lumongga (2011:70), Abrego, Brammer, Shostrom memberikan langkah-langkah konseling sebagai berikut:

1. Membangun Hubungan

Membangun hubungan menjadi langkah pertama dalam konseling yang juga merupakan kunci keberhasilan dalam kegiatan konseling.

Ini dikarenakan antara klien dan konselor harus saling mengenal dan menjalin kedekatan emosional agar aktivitas bimbingan konseling dapat berlangsung dengan baik dan maksimal.

Bimo Walgito, dalam bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), menyebutkan bahwa membangun hubungan konseling juga dapat dimanfaatkan konselor untuk menentukan sejauh mana klien mengetahui kebutuhannya dan harapan apa yang ingin dia capai dalam konseling.

Jeanette Murad, dalam Dasar-Dasar Konseling, mengemukakan bahwa tahapan ini merupakan kunci awal keberhasilan konseling.

Antara konselor dan klien adakalanya belum saling mengenal. Konselor diharapkan dapat menciptakan suatu perkenalan yang memungkinkan terbangun kedekatan dan kepercayaan klien.

Dalam membina hubungan dengan klien, konselor dapat melakukan perkenalan secara lisan.

Konselor memperkenalkan diri secara “sederhana”, yang tidak memberikan kesan bahwa konselor lebih tinggi statusnya daripada klien.

2. Identifikasi dan penilaian masalah

Langkah selanjutnya adalah mulai mendiskusikan apa yang menjadi permasalahan klien serta sasaran atau tujuan yang ingin dicapai oleh klien.

Pengungkapan masalah klien kemudian diidentifikasi dan didiagnosa secara cermat, untuk kemudian dibimbing ke arah penyelesaiannya yang tepat.

3. Memfasilitasi perubahan konseling

Langkah berikutnya pemberian alternatif pendekatan dan strategi yang akan digunakan agar sesuai dengan permasalahan yang dihadapi klien.

Ada beberapa strategi yang dikemukakan oleh Willis (2009) untuk mempertimbangkan dalam konseling:

  • Mengkomunikasikan nilai-nilai inti agar klien selalu jujur dan terbuka agar kita dapat mengali lebih dalam masalahnya.
  • Menantang klien untuk mencari rencana dan strategi baru melalui berbagai alternatif.

4. Evaluasi dan Terminasi

Langkah terakhir dalam proses konseling secara umum adalah evaluasi dan terminasi, yaitu menelaah tingkat keberhasilan kegiatan bimbingan konseling pada klien.

Menurut Willis (2009) pada langkah terakhir sebuah proses konseling ditandai pada beberapa hal:

  • Menurunnya tingkat kecemasan klien
  • Adanya perubahan perilaku klien kearah yang lebih positif, sehat dan dinamis.
  • Adanya rencana hidup dimasa mendatang dengan program yang jelas
  • Terjadi perubahan sikap positif. Hal ini ditandai dengan klien sudah mampu berfikir realistis dan percaya diri.