Lenong Betawi merupakan sebuah lakon yang berasal dari tanah Betawi. Lenong Betawi sangat terkenal di saentero negeri mulai dari awal kemunculannya hingga sekarang.
Dibalik kesohoran Lenong betawi terdapat tokoh-tokoh yang menjadi kunci penting dari kesuksesannya. Para tokoh lenong tersebut memegang prinsip bahwa kesenian dan kebudayaan betawi harus dipelihara agar tetap dikenal oleh para cucu di masa depan. Dan berikut ini para Tokoh Lenong Betawi yang sukses mengenalkan kesenian Lenong hinga ke mancanegara.
Siapa yang tidak mengenal nama besar Benyamin Suaeb? Tokoh legendaris kelahiran asli tanah Betawi ini terkenal sebagai aktor serba bisa. Akting dan pembawaan beliau yang kocak dan kerap berimprovisasi membuatnya dikenal oleh khalayak ramai.
Lahir di Kemayoran 5 Maret 1939, aktor yang merupakan cucu dari Haji Jiung atau Haji Ung ini sejak kecil memang sudah mempunyai bakat seni luar biasa. Selain akting, dia juga jago nyanyi, penyiar, dan membawa acara.
Lingkungan keluarga yang juga menyukai seni, membuat pria yang disapa Bang Ben ini menemukan jalan untuk menjadi seorang seniman. Benyamin Suaeb menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 September 1995 karena serangan jantung.
Pria yang dikenal sebagai seorang komponis lagu dan menciptakan salah satu Lagu Nasional yaitu Rayuan Pulau Kelapa ini lahir di Kwitang, 11 Mei 1914. Ismail dikenal sebagai musisi Legendaris yang produktif sejak usia 14 tahun.
Jasanya yang melahirkan lagu Nasional dan lagu keroncong membuatnya didapuk sebagai salah satu pahlawan nasional. Pada tahun 1968 namanya diabadikan dalam pusat kebudayaan di Salemba, Jakarta Pusat yakni Taman Ismail Marzuki. Sang komponis jenius menghembuskan napas terakhirnya pada 25 Mei 1958 karena penyakit paru-paru.
Anak Betawi asli yang sangat kuat menjaga budaya Betawi itui lahir di Petojo 15 Mei 1935. Karena mencintai kebudayaan Betawi membuatnya mendirikan sebuah sanggar yang bernama ‘Sanggar Betawi Firman Muntaco’.
Lewat sanggar ini, dia beberapa kali tampil di televisi mengenalkan budaya Betawi. Dia juga pernah jadi bintang tamu “Salam Canda” yang dibawakan Ebet Kadarusman yang cukup populer di tahun 1992.
Firman Muntaco dikenal sebagai penulis cerita Betawi. Berbagai cerita telah dibuatnya danberhasil diangkat ke layar kaca. Salah satu skenarionya yang terkenal dan dibintangi oleh Benyamin Suaeb adalah “Ratu Amplop”.
Sosok yang dikenal lewat berbagai film Indonesia itu merupakan seniman topeng asal Betawi, darah seni Bokir mengalir dari ayahnya-Djiun yang seorang seniman topeng di masa kolonial Belanda. Bokir adalah nama yang dipakai untuk manggung di berbagai kesempatan termasuk di TVRI saat mementaskan grup topeng Betawi bernama Setia Warga..
Nama asli beliau adalah H. Muhammad Bokir bin Djiun dan lahir di Cisalak, 25 Desember 1925. Bokir paling terkenal saat membintangi salah satu tokoh humor pada film Suzanna seperti Sundel Bolong, dan Malam Jumat Kliwon.
Bokir menghembuskan napas terakhirnya pada 18 Oktober 2002 karena tekanan darah tinggi yang dideritanya sekian lama.
Aktris yang bernama lengkap Omaswati merupakan seorang pelawak yang lahir di Jakarta, 3 Mei 1966. Adik dari seniman Betawi, Mandra ini juga dikenal sebagai pemain lenong senior.
Tak hanya aktif di panggung teater, bakat aktingnya juga kerap terpampang di layar kaca lewat sejumlah sinetron yang diperankannya. Salah satu ciri khas yang dikenal oleh masyarakat adalah gaya bicara Omas yang ceplas ceplos dan apa adanya.
Omaswati meninggal pada tanggal 16 Juni 2020 kemarin karena diabetes dan penyakit paru-paru yang dideritanya.
Tokoh Lenong Betawi yang melegenda lainnya adalah Mpok Nori. Nama asli beliau adalah Nuri Sarinuri dan lahir di Batavia, 10 Agustus 1930.
Awalnya Mpok Nori muda bercita-cita menjadi juru rawat. Namun sang ayah yaitu Baba Kinan yang merupakan pemain rebab di grup Topeng Betawi memintanya untuk menghidupkan kebudayaan Betawi.
Karir seni Topeng Betawi Mpok Nori dimulai saat ia tampil di pentas lenong Betawi bersama rekannya sesama seniman Betawi, Bokir. Namanya semakin dikenal publik berkat penampilannya di Pepesan Kosong. Mpok Nori meninggal di usia 84 tahun pada 3 April 2015 karena penyakit asma.