Daftar isi
Diambil dari bahasa Inggris, Vertikultur diadopsi dari kata vertical dan culture. Vertikultur adalah teknik bercocok tanam di lahan yang sempit dan memanfaatkan bidang vertikal sebagai lahan bercocok tanam.
Pengertian Vertikultur
Jika pada umumnya kita melihat lahan bercocok tanam, seperti sayuran dan buah-buahan di hamparan landai horisontal sejajar dengan kaki kita, maka vertikultur adalah kebalikannya.
Media yang digunakan sama saja, yaitu tanah gembur dan pupuk, namun lahan yang dipakai untuk menanam vertikal atau berdiri. Caranya pun bermacam-macam, bisa menggunakan rak gantung, botol bekasa, pipa atau kantong-kantong tanam yang banyak dijual.
Tanaman ditanam secara vertikal, wadah dapat digantung bersusun pada tembok. Tanaman disusun vertikal agar tidak memakan banyak ruang.
Tujuan Vertikultur
Vertikultur disarankan bagi yang tinggal di perkotaan dan tidak memiliki lahan yang luas. Tujuannya adalah agar orang dapat tetap bercocok tanam meskipun lahan terbatas.
Vertikultur juga menjadi salah satu cara penghijauan dan memberikan udara yang sehat bagi lingkungan. Tak hanya itu, vertikultur juga mengajak kita untuk menggunakan barang bekas terutama plastik sebagai wadah tanam, sehingga dapat mengurangi sampah agar bumi tetap sehat.
Teknik Vertikultur
Sebenarnya banyak pilihan teknik vertikultur, namun yang akan dibahas adalah teknik vertikultur menggunakan botol bekas.
- Siapkan botol bekas untuk dijadikan pot, Buat lubang pada pot lalu buat juuga lubang drainase
- Siapkan media tanam, yaitu kompos, tanah dan sekam lalu masukkan ke dalam pot
- Pilih letak dimana tanaman terkena matahari selama 6 jam
- Lakukan perawatan tanaman secara rutin dengan menyiram dan memupuk secara berkala
Contoh Tanaman Vertikultur
Teknologi vertikultur dapat dipakai untuk menanam sayur-sayuran yang memiliki akar pendek, di antaranya seledri, cabai, selada, tomat, kankung, bayam, sawi.
Kelebihan Dan Kekurangan Vertikultur
Kelebihan Vertikultur
- Efisiensi lahan
Kelebihan yang utama tentu saja efisiensi lahan, sehingga meskipun lahan sempit kita dapat bercocok tanam dan membudidayakan tanaman. - Mudah Dipindah-pindah
Vertikultur membuat letak media tanam dan tanaman fleksibel dan dapat dipindah-pindahkan. Namun disarankan tidak sering dipindah, karena hal ini juga berpengaruh dengan pencahayaan matahari dan pertumbuhan tanaman. - Minim gulma dan hama
Gulma banyak ditemui di sekitar tanaman, hal ini jarang terjadi pada sistem vertikultur. Gulma dapat mengurangi nutrisi pada tanaman. Selain itu, vertikultur juga sangat minim hama dan aman dari hewan. Hal ini menghemat pestisida dan tanaman lebih sehat. - Tak perlu pupuk banyak
Dengan menggunakan media yang tidak besar maka pemberian pupuk juga lebih hemat. - Menghemat pengeluaran belanja
Jika kita menanam sayuran sendiri di rumah, maka kita dengan mudah dapat menikmati hasilnya dengan menjadikan tanaman sebagai sumber pangan. Hal ini tentu menghemat uang belanja sayuran dan buah-buahan.
Kekurangan Vertikultur
- Penyiraman dan pemupukan yang berkelanjutan
Bercocok tanam dengan vertikultur membutuhkan perhatian yang konsisten, yaitu harus memastikan air cukup dan juga jadwal pemberian pupuk. - Membutuhkan modal besar.