Daftar isi
Mungkin banyak yang penasaran alasan dibalik bhikkhu atau biksu harus mencukur rambutnya sampai botak. Padahal bagi beberapa orang rambut adalah aset berharga yang memeperindah penampilan, terutama untuk kaum wanita rambut merupaka mahkota untuk mempercantik diri.
Baik Bhikkhu atau Bhikkhuni harus dicukur botak. mencukur rambut bagi bhikkhu atau bhikkhuni merupakan ajaran buddha tentang kehidupan yang memiliki beberapa alasan tersendiri, yaitu :
Alasan secara filosofis merujuk kepada tujuan akhir Budha itu sendiri yaitu mencapai kesadaran murni yang disebut Nirwana. Deskripsinya seperti ini, ketika bayi baru lahir maka ubun–ubunya lunak, menurut kepercayaan orang-orang tua, ubun–ubun merupakan pintu kehidupan. Menurut mereka dari ubun-ubun inilah roh masuk ke dalam tubuh manusia.
Oleh karena itu, terkadang bayi tersenyum dan menangis, karena dia mengingat masa lalunya. Semakin usianya bertambah maka semakin keras juga ubun-ubun manusia. Ditumbuhi rambut yang semakin panjang dan akan terus tumbuh. Kemudian semakin beranjak dewasa akan semakin mengenal berbagai macam kenikmatan duniawi.
Dengan kenikmatan duniawi tubuh akan merasakan kenikmatan. Tetapi tidak dengan jiwa, Jiwa akan merasakan bahwa tubuh yang dihuninya adalah belenggu, dan kehidupan di dunia ini merupaka penderitaan. Maka dari itu jiwa merindukan kenikmatan yang hakiki, yaitu kemurnian yang terlepas dari kenikmatan yang bersifat duniawi.
Oleh karena itu, bagi para penikmat dunia pendapat bahwa kehidupan adalah penderitaan adalah salah. Bagi para penikmat dunia kehidupan dunia merupakan kesenangan, kebahagiaan, dan kenikmatan sehingga sayang untuk dilewatkan, padahal tanpa disadari mereka berada pada kegelapan.
Seperti itulah gambaran ubun-ubun yang semakin mengeras dan semakin tertutupi oleh rambut. Jiwa di dalam tubuh akan merasa semakin tersiksa dan butuh butuh ketenangan, butuh untuk dijernihkan.
Dengan melepaskan sedikit demi sedikit kenikmatan duniawi maka sedikit demi sedikit jiwa akan mendapat pencerahan. Dan hal ini perlu dilakukan berulang dan berangsur untuk mencapai kesadaran murni.
Dengan mencukur habis rambut kepala maka hal itu menjadi simbol bahwa seorang bhikkhu/bhikkhuni siap untuk melepaskan kehidupan duniawi, melepaskan segala kenikmatannya dan lahir sebagai manusia baru untuk menapaki kehidupan menuju nirwana.
Aspek lahiriyyah terkait dengan aturan ke-Bhikkhu-an tentang perawatan badan jasmani.
Kemudian dari aspek bathiniyyah terkait dengan alasan filosofis untuk melepaskan hal keduniawian.
Diambil dari riwayat hidup Buddha Gotama dalam kitab suci agama Budha Majjhima Nikaya 100. Diceritan setelah kepergian Pangeran Siddharta dari istana, Pangeran Siddharta memotong rambutnya ketika sampai di Sungai Anoma dengan berkata “Rambutku ini tidak cocok sebagai seorang pertapa, saya harus memotongnya.”
Secara historis tertulis di Ghatikara Sutta, bahwa bukan hanya Budha Gotama saja yang kepalanya digundul melainkan Samma Sambudha sebelum Budha Gotama juga digundul.
Samma Sambudha atau Sabbanu Buddha atau juga dikenal dengan Buddha Maha Tau adalah orang yang dengan usahanya sendiri mampu mencapai sempurna (Bodhi) sehingga mampu mengajarkan Dhamma/Dharma kepada orang lain ataupun makhluk lain.
Dengan tradisi dari para pendahulu, maka semua biksu harus digundul. Bagi umat Buddha, Pencukuran rambut ini dilakukan mulai dari usia remaja atau pada saat mereka melakukan pembaptisan.
Ada aturan tersendiri dalam hal pencukuran rambut :
Begitulah beberapa alasan mengapa biksu harus botak. Mencukur rambut sampai botak yang dilakukan para biksu ternyata memiliki banyak makna yang akan membawa mereka pada tujuan akhir, yaitu Nirwana.