Daftar isi
Alat musik merupakan instrumen yang menghasilkan suara indah. Terdapat berbagai macam alat musik salah satunya ialah alat musik tradisional yang dimiliki setiap daerah. Berikut ini adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan.
Ginggong atau sering disebut juga dengan genggong merupakan alat musik khas Sumatera Selatan yang terbuat dari besi, logam maupun kayu. Cara memainkanya sama dengan alat musik harmonika yaitu ditiup. Untuk mengubah nada alat musik berbentuk panjang ini yaitu dengan mengubah posisi rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.
Meski terlihat mudah namun untuk menghasilkan suara yang indah diperlukan koordinasi antara getaran tangan dan lidah. Alat musik yang menghasilkan suara khas ini sering digunakan petani untuk mengisi waktu luang. Ginggong umumnya ditemukan di kota Besemah Kota Pagaralam.
Menurut ahli sejarah alat musik ginggong sudah ada sejak 3000 tahun lalu. Alat musik ini awalnya hanya terbuat dari kayu maupun bahan alam lainnya. Namun ketika masa penjajahan Belanda banyak membawa besi dan logam. Sejak saat itu juga ginggong dibuat dengan bahan dasar besi atau logam.
Tenun mungkin lebih dikenal sebagai salah satu teknik dalam membuat kain. Namun di Sumatera Selatan tenun juga merupakan sebuah nama untuk alat musik tradisional. Alat musik ini dibuat menggunakan kayu dengan membentuk persegi panjang bergerigi. Di bagian tengah tenun terdapat aksen segitiga.
Cara memainkan alat musik ini cukup mudah yaitu dengan cara dipukul bagian tengahnya dengan menggunakan pemukul khusus. Alat untuk memukul tersebut juga terbuat dari kayu. Orang yang biasanya memainkan alat musik ini adalah kaum wanita ketika sedang menenun. Oleh sebab itu alat musik ini dinamakan “tenun”.
Alat musik yang digunakan untuk mengusir kebosanan di tengah menenun ini pada awalnya hanya menghasilkan bunyi. Seiring perkembangan zaman alat ini kini bisa menghasilkan irama. Alat musik tenun biasanya ada di acara-acar lokal di Sumatera Selatan.
Terbangan adalah alat musik khas Sumatera Selatan yang berbentuk pipih membulat. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat terbagangan adalah kayu dan juga kulit binatang untuk bagian atasnya. Kayu yang digunakan bisa jenis apa saja namun yang paling bagus adalah kayu jati, kayu nangka dan kayu mangga. Untuk kulit binatang yang bagus adalah kulit kambing betina.
Terbangan sering dikenal juga sebagai rebana yang berjumlah 4 buah. Cara memainkannya pun sama yaitu dengan cara tepuk dengan menggunakan tangan. Dalam memainkannya, terbangan biasanya dikombinasikan dengan alat modern seperti biola dan serunai.
Kenong Basemah merupakan alat musik adat Sumatera Selatan yang berasal dari Suku Basemah. Bentuknya serupa dengan kenong pada umumnya yang ada di Jawa yang terbuat dari tembaga. Perbedaan kenong Basemah dengan kenong Jawa adalah ukurannya yang relatif lebih kecil. Setiap satu set kenong Basemah terdiri dari sepuluh buah kenong.
Cara memainkan alat musik ini sama dengan kenong Jawa yaitu dengan dipukul. Alat yang digunakan untuk memukul terbuat dari kayu dan kain. Kain tersebut dililitkan pada salah satu ujung kayu hingga membentuk bonggolan. Kenong Basemah masuk ke dalam kategori musik melodis yang berguna untuk menegaskan nada. Masyarakat suku Basemah memainkan alat musik ini bersamaan dengan gamelan khas Sumatera Selatan.
Alat musik burdah memiliki nama lain yaitu gendang oku. Jika dilihat sekilas mata maka bentuknya menyerupai alat musik terbangan atau rebana. Hanya saja ukuran burdah lebih besar dari rebana biasa. Pemberian nama gendang oku dikarenakan alat musik ini datangnya dari masyarakat Ogan Komering Ulu (OKU) yaitu kabupaten di Sumatera Selatan.
Bahan dasar serta cara memainkan alat musik ini sama saja dengan rebana atau terbangan biasa. Hingga saat ini alat musik ritmis ini masih mudah dijumpai terutama pada acara pernikahan, pencak silat, bahkan untuk mengiringi pengajian yang disebut berjanji dan juga lagu-lagu religi.
Alat musik gambus mungkin sudah tidak asing lagi didengar. Alat musik ini ternyata juga merupakan alat musik adat khas Sumatera Selatan. Awal kemunculan gambus dibawa oleh orang keturunan Indonesia-Arab. Gambus kemudian mengalami akulturasi dengan budaya Indonesia dan berjaya pada tahun 1940 an.
Selain di Sumatera Selatan khususnya kota Palembang, gambus juga menyebar ke daerah lain seperti Jambi, Aceh, Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Gambus dari Palembang terbuat dari kayu dengan dawai berjumlah 6 buah. Cara memainkannya yaitu dengan memetik dawai-dawai tersebut. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi musik musik bernuansa islam ini masuk ke dalam alat musik jenis melodis dan bisa juga harmonis.
Selain di wilayah Sulawesi Utara kolintang juga terdapat di Sumatera Selatan khususnya OKU timur. Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terbuat dari logam yang disusun mendatar di atas kayu. Kayu yang digunakan yang ringan namun padat seperti kayu telur, kayu bandara, dan kayu kakinik.
Di Sumatera Selatan, kolintang digunakan untuk memeriahkan pesta pernikahan terutama pada saat menjemput mempelai wanita dan arak-arakan pengantin. Namun tak jarang juga alat musik ini hadir dalam acara khitanan maupun latihan pencak silat.
Cara memainkan kolintang yaitu dengan dipukul menggunakan alat pukul. Kolintang pada awalnya hanya memiliki tangga nada pentatonis. Namun kini sudah berembang menjadi Diatonis.
Akordeon adalah alat musik tradisional Sumatera Selatan yang mirip seperti piano karena memiliki tuts hitam dan putih. Alat musik ini sebenarnya adalah hasil penyatuan dari budaya luar negeri. Akordeon kemudian disesuaikan dengan budaya-budaya yang ada di Sumatera. Meski memiliki kemiripan dengan piano namun cara memainkan kedua alat musik tersebut tidak sama serta ukurannya pun berbeda. Ukuran akordeon jauh lebih kecil dari piano sedangkan cara memainkan akordeon yaitu dengan digantungkan di leher.
Untuk membunyikan akordeon yaitu dengan cara satu tangan berfungsi untuk mengatur nada dan satu tangan yang lain berfungsi untuk mengatur alunan suara. Alunan suara dan nada tersebut harus dimainkan secara bersamaan agar menghasilkan bunyi yang harmonis. Ada beberapa macam akordeon diantaranya adalah akordeon berwarna, akordeon concertinas, akordeon diatonis dan akordeon piano.
Biola yang kamu tau mungkin biola yang berasal dari benua Eropa. Namun Sumatera Selatan ternyata juga memiliki biola nya sendiri. Biola Sumatera Selatan terbuat dari kayu dengan senar berjumlah empat buah lengkap dengan busur.
Busur tersebut lah yang akan digesekkan ke senar hingga menghasilkan bunyi. Selain itu biola ini juga dihiasi dengan ukiran-ukiran khas Sumatera. Alat musik gesek ini sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah Sumatera Selatan.