Batuan adalah salah satu lapisan bumi yang banyak kita temui di sekitar kita. Ada 3 jenis batuan yang turut menyusun lapisan bumi yaitu batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen.
Batuan sedimen adalah jenis batuan yang paling banyak yang terdapat pada lapisan permukaan bumi, yaitu sebesar 70% batuan di permukaan bumi adalah jenis batuan sedimen.
Batuan sedimen terbentuk melalui beberapa cara pengendapan yaitu pengendapan secara kimia, fisika, klasik dan organik.
Apa itu Batu Konglomerat?
Batu konglomerat adalah salah satu jenis batuan sedimen, batu ini terbentuk melalui proses pengendapan secara fisika.
Batu konglomerat terbentuk atau diendapkan di air yang dangkal. Batu ini tersusun dari bahan yang memiliki ukuran yang berbeda-beda kemudian terbentuk ikatan yang membuatnya menjadi batuan padat.
Proses Pembentukan Batu Konglomerat
Batuan sedimen terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya dan mengalami erosi kemudian terendapkan. Bahan penyusun, cara dan materi yang menyusun batuan sedimen berbeda-beda.
Berikut tahapan terbentuknya batu konglomerat:
Litifikasi (Lithification) Proses ini adalah perubahan sedimen baru yang secara perlahan menjadi batuan sedimen. Tahapan ini berpengaruh pada jenis sedimen tersebut saat pertama kali diendapkan. Proses litifikasi pada sedimen dapat terjadi secara kimia, fisika dan biologi.
Kompasi (Compaction) Tahapan kompasi adalah sebuah proses yang terjadi terus-menerus dan menyebabkan agregasi di antara butiran batuan. Proses ini mengakibatkan kepadatan karena mendorong air keluar dari pori-pori batuan dan menjadikan volume batu menyusut tetapi lebih padat.
Sementasi (Cementation) Sementasi adalah proses mengendap dan melekatnya material yang terlaru, hal ini terjadi karena keluarnya air dari pori-pori batuan. Material yang merekat antara lain karbonat, silikat, oksida atau lempung. Proses ini membuat porositas sedimen menjadi lebih kecil dibandingkan material yang membentuknya.
Rekristalisasi (Recrystalization) Proses rekristalisasi terjadi karena pada saat akumulasi atau penumpukan sedimen, mineral yang sifatnya tidak stabil akan mengkristal lagi. Rekristalisasi didukung oleh lingkungan yang memiliki oksigen membuat bahan organik menjadi karbondioksida. Lingkungan tanpa oksigen akan memunculkan reduksi, bagian sedimen tidak semuanya berubah.
Ciri-ciri Batu Konglomerat
Adapun ciri-ciri batu konglomerat, ialah:
Batu konglomerat berwarna abu-abu keputihan
Terbentuk dari beberapa kerikil-kerikil bulat
Tidak mengkilap dan tidak memiliki goresan
Permukaannya tidak rata dan patahannya tidak sempurna
Berat namun tidak kuat.
Manfaat Batu Konglomerat
Manfaat batu konglomerat, antara lain:
Serpihan batu konglomerat yang dihancurkan dapat dijadikan pendukung bangunan. Tetapi jarang dijadikan pilihan karena tidak memiliki kekuatan.
Batu konglomerat bermanfaat menjadi hiasan rumah atau dekorasi taman.