Batuan Sedimen: Proses Pembentukan – Struktur dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bumi terdiri dari tiga unsur yang sangat berpengaruh bagi penduduknya. Tiga unsur tersebut adalah tanah, air, dan udara.

Tanah menjadi komponen penting bagi manusia dalam pelaksanaan kehidupannya. Tanah memiliki senyawa tertentu yang bermanfaat bagi manusia.

Senyawa tanah bisa saja berbentuk seperti batu, humus, dan pasir. Batu adalah komponen yang memiliki struktur kompleks dan menarik dipelajari. 

Salah satu batuan yang sering ditemui adalah batuan sedimen. Batuan sedimen memiliki ciri dan perbedaan dengan batuan lain. Berikut pembahasannya.

Pengertian Batuan Sedimen

Pengertian Secara Umum

Batuan yang terbentuk dari proses litifikasi atau pembatuan disebut dengan batuan sedimen.

Batuan ini adalah hasil dari proses erosi dan pelapukan yang terbawa arus dan kemudian diendapkan.

Proses pembentukan batuan sedimen diawali dari pengikisan pada batuan beku. Gerakan tersebut bisa disebabkan pengaruh air, es, angin, atau aktivitas manusia, hewan, serta tumbuhan.

Batuan sedimen biasanya tersusun secara berlapis-lapis dan mendatar. Secara kimiawi, batuan sedimen tersusun dari penguapan larutan kalsium karbonat, garam, silika dan material lainnya.

Pengertian Menurut KBBI

se·di·men /sédimén/ n 1 Kim benda padat berupa serbuk yang terpisah dari cairan dan mengendap di dasar bejana; 2 Geo benda padat yang diendapkan oleh air atau es.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut (Pettijohn, 1975)
    Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
  • Menurut Tucker (1991)
    70% batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang diketahui di litosfer dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali.
  • Menurut (Endarto, 2005)
    Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer.
  • Menurut Pettijohn (1975)
    O’Dunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasar teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.
  • Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi:
    • Batuan sedimen detritus (klastika)
    • Batuan sedimen kimia
    • Batuan sedimen organik
    • Batuan sedimen klastika gunung api.
  • Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu:
    • Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)
    • Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan)
    • Batuan sedimen silika
    • Batuan sedimen karbonat.

Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Pengikisan yang terjadi oleh pengaruh air, es, angin dan aktivitas makhluk hidup diatas mengawali pembentukan pada batuan sedimen.

Partikel yang terkikis kemudian begerak sesuai dengan media yang mengikutinya.

Pada satu titik tertentu berhenti dan menggerombol pada tempat tersebut. Selanjutnya, partikel yang berkumpul mengalami proses pengendapan atau disebut sedimentasi. Ada tiga proses sedimentasi pada batuan, yaitu :

1. Proses Sedimentasi Kimiawi

Proses ini merupakan proses pengendapan yang melalui perubahan komposisi pada mineral-mineral dalam suatu batuan secara kimiawi.

Proses sedimentasi kimiawi diakibatkan komponen kimia berasal dari luar masuk menembus pori-pori dan kemudian menjadi bagian dari batuan tersebut.

Setelah mineral tersebut masuk dalam batuan, reaksi kimia akan terjadi pada mineral baru dengan mineral yang sudah lama menetap dalam batu.

Setelah terjadi pencampuran akan dilanjutkan dengan kristalisasi yang menjadi proses akhir dalam pembentukan batuan sedimen.

2. Proses Sedimentasi Mekanik

Proses sedimentasi mekanik adalah proses pengendapan disebabkan oleh aktivitas mekanik atau pergerakan banyak hal.

Penyebabnya bisa dari air, gravitasi, es, angin atau bahkan pergerakan makhluk hidup dari manusia, tumbuhan dan hewan.

3. Proses Sedimentasi Biologis (Organik)

Proses sedimentasi biologis atau diakibatkan oleh makhluk hidup adalah karena proses hancurnya bebatuan karena tingkah laku manusia, hewan dan tumbuhan.

Sesudah hancur, batuan tersebut menjadi partikel kecil dan terbawa menuju tempat baru sehingga akan beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.

Batuan sedimen juga mengalami proses pengompakan dan pemadatan dari endapan hingga menjadi batuan sedimen utuh. Proses pemadatan disebut dengan proses diagenesa.

Proses ini terjadi diatara suhu 300oC dan tekanan atmosfer antara 1-2 kilobar atau 300MPa.

Proses diagnesa berlangsung mulai dari penguburan sedimen sampai terangkat di atas permukaan Bumi.

Berdasarkan proses diagenesa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

  • Diagnesa Eogenik
    Adalah proses awal pembentukan batuan sedimen yang terletak di bawah permukaan air.
  • Diagnesa Mesogenik
    Adalah proses diagnesa pada saat penguburan batuan sedimen yang berada dalam posisi semakin dalam dari tanah.
  • Diagnesa Telogenik
    Adalah diagnesa yang ada pada batuan sedimen terungkap kembali diatas permukaan bumi diakibatkan oleh erosi dan pengaruh pengangkatan tanah karena gaya tertentu.

Struktur Batuan Sedimen

Tekstur batuan sedimen ada berbagai macam dan berbeda-beda. Batuan sedimen dapat memiliki tekstur klastika atau non-klastika.

Batuan sedimen bisa juga bertekstur kristalin jika batuan sedimen dalam satu kelompok kompak dan bersama-sama terjadi rekristalisasi atau proses pengkristalan kembali.

Batuan sedimen kristalin ini biasanya jenis batu gamping dan batuan yang kaya silika.

Batuan sedimen dengan tekstur klastik adalah batuan yang dibentuk dari penghancuran batuan lain.

Pecahan tersebut kemudian dibawa menuju tempat lain dan terdeposisi (terbiasa dengan lingkungan) sampai pada tahan diagenesa. 

Sedangkan batuan sedimen bertekstur non-klastik yaitu masuk dalam batuan sedimen kimiawi dan organik.

Jenis Batuan Sedimen

Apakah anda tahu bahwa batuan sedimen juga ada dalam berbagai jenis ? Batuan sedimen bisa dibagi dalam beberapa jenis klasifikasi seperti berikut

1. Batu Konglomerat

batu konglomerat

Batu yang terdiri dari material kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang terikat satu sama lain adalah batu konglomerat.

Batu konglomerat disusun dari bahan-bahan yang terlepas karena pengaruh gaya berat batu.

Kemudian bahan tersebut memadat dan saling terikat dengan baik. Fungsi dari batu ini adalah untuk bahan pendukung bangunan.

2. Batu Pasir

batu pasir

Seperti namanya, batu pasir terdiri atas susunan butiran-butiran pasir. Biasanya batu pasir berwarna merah, kuning, atau abu-abu.

Batu ini terbuat dari bahan-bahan lepas dikarenakan padatnya gaya berat sehingga satu partikel dengan yang lain saling terikat.

Batu pasir dipakai untuk material penyusun kaca atau gelas dan dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan.

3. Batu Gamping

batu gamping

Batu dengan bentuk sedikit lunak dengan warna putih bercampur abu-abu disebut dengan batu gamping.

Batu ini mampu membentuk gas karbondioksida jika mendapat sedikit tetesan asam.

Batu gamping tersusun dari cangkang binatang lunak yang sudah mati, seperti kerang, siput, dan binatang laut lain. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku semen.

4. Batu Serpih

batu serpih

Batu serpih terbuat dari bahan yang halus dan lepas disebabkan karena gaya berat batu padat dan saling terikat satu sama lain.

Batu ini merupakan batu yang memiliki bau khas, seperti tanah liat dan memiliki butiran halus serta memiliki warna beragam.

Ada warna abu-abu, hitam, hijau, merah, dan kuning. Batu ini berguna sebagai bahan bangunan.

5. Stalaktit dan Stalagmit

stalaktit

Endapan-endapan pada gua yang berwarna-warni, mulai dari coklat, keemasan, krem, kuning, atau putih disebut dengan stalaktit dan stalagmit.

Keduanya terbentuk dari larutan air yang turun ke gua yang berasal dari tetesan atap gua menuju dasarnya.

Air yang menetes tersebut memiliki kandungan kapur semakin lama membeku dan menumpuk menjadi batuan kapur.

Batuan kapur pada gua berbentuk runcing-runcing dengan warna-warni yang indah menjadi daya tarik pada gua tersebut.

Stalaktit dan stalagmit berfungsi sebagai pemandangan yang jarang ditemui bagi pengunjung.

Karena keajaiban tersebut hanya bisa dilihat di dalam gua sehingga tidak stalaktit dan stalagmit tidak bisa ditemukan di luar gua.

6. Batu Breksi

batu breksi

Batu breksi terdiri dari batuan yang terpecah menjadi beberapa bagian dan kemudian menjadi satu.

Pecahan tersebut berasal dari letusan gunung berapi. Batu breksi juga terbentuk dari elemen yang dilemparkan ke udara dalam jarak tinggi lalu akhirnya mengalami pengendapan di suatu tempat. Fungsi batu breksi adalah bahan kerajinan dan bangunan.

7. Batu Lempung

batu lempung

Warna dari batu lempung biasanya berwarna keemasan, coklat, abu-abu, atau merah.

Batu lempung terbuat dari proses pelapukan batuan beku yang membentuk material lempung di sekitar batuan induk.

Lalu batu induk akan masuk dalam proses pengendapan dan menjadi batu lempung. Fungsi dari batu lempung adalah sebagai bahan dari kerajinan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn