Setelah membahas tentang berpikir reflektif, sekarang kami akan membahas tentang berpikir induktif.
Pengertian Berpikir Induktif
Pola berpikir ini merupakan sebuah model pemikiran yang disesuaikan dari kajian Hilda Taba. Taba adalah seorang pengembang sebuah model pembelajaran yang melalui sebuah proses strategi yang didesain untuk membangun proses induktif serta membantu siswa untuk mengeksplor pola berpikir dalam menangani dan mengaktegorikan sebuah informasi.
Model berpikir seperti ini diciptakan agar siswa dapat melatih untuk membentuk sebuah konsep sekaligus mengajarkannya. Selain itu model berpikir induktif juga mendorong siswa utuk fokus pada logika, bahasa serta arti kata, dan sifat pengetahuan (Joyce, dkk. 2009:115).
Jadi intinya model berpikir induktif adalah sebuah pola pikir yang berkembang berdasarkan cara berpikirnya yaitu dengan cara mengamati, menganalisa, mencoba dan menarik sebuah kesimpulan dari sebuah masalah.
Ciri-ciri Berpikir Induktif
Dalam sebuah pemikiran induktif terdapat ciri-ciri sebagai berikut :
- Membentuk Sebuah Konsep Masalah
Pembentukan konsep sendiri mempunyai 3 tahapan, yaitu dengan :- Mengkalkulasi dan membuat daftar masalah
- Mengelompokkan masalah
- Membuat label dan kategori masalah.
- Mampu Menginterpretasi Sebuah Data
Interpretasi Data meliputi:- Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang penting yang ada sangkut paut dengan masalah
- Mengeksplorasi hubungan-hubungan tersebut
- Membuat sebuah dugaan.
- Pengaplikasian atau Penerapan Prinsip
- Memprediksi konsekuensi, menjelaskan fenomena asing, dan menghipotesis
- Menjelaskan dan atau mendukung prediksi dan hipotesis
- Menguji kebenaran (verifikasi) prediksi.
Contoh Berpikir Induktif
Untuk menerapkan pola berpikir model ini masih memerlukan pengawasan seorang guru, jadi jika seorang murid diberikan sebuah permasalahan matematis oleh seorang guru, guru patut mengawasi.
Jika seorang siswa tengah belajar dan mempelajari sebuah masalah tematis siswa akan melakukan langkah pertama yaitu mengobservasi objek di sekitar dalam mengumpulkan data pendukung. Untuk kemudian mengklasifikasikan atau mengkategorikan masalah yang ada berdasarkan data yang telah diambil saat observasi. Setelah mengkategorikan, siswa akan mencari tau hubungan antar data dan menganalisa kecocokan antara kedua hubungan, agar akhirnya bisa menyimpulkan suatu pemecahan masalah.