Mary Shelley merupakan nama panggilan untuk seorang penulis novel yang lahir pada 30 Agustus 1797 di London, Inggris. Ia awalnya bernama Mary Wollstonecraft Godwin dan kemudian mengganti namanya menjadi Mary Wollstonecraft Shelley.
Ayah Mary merupakan seorang filsuf sekaligus penulis topik politik yang bernama William Godwin. Sementara ibu Mary, Mary Wollstinecraft adalah seorang feminis yang terkenal sebagai penulis dari The Vindication of the Rights of Woman (1792). Akan tetapi, Mary tidak pernah mengetahui ibunya sebab ia meninggal dunia sesaat setelah Mary lahir.
Beberapa sumber menyatakan bahwa Mary dirawat dan dibesarkan oleh ayahnya bersama dengan kakak tiri Mary yang bernama Fanny Imlay. Imlay diketahui sebagai putri dari Wollstonecraft yang lahir karena perselingkuhan ibu Mary tersebut dengan seorang tentara.
Dinamika keluarga Mary kemudian berubah ketika Goldwin menikah dengan Mary Jane Clairmont pada tahun 1801 saat Mary berusia 4 tahun. Ibu tiri Mary tersebut memiliki dua anak, yaitu Charles dan Jane lalu setelah menikah memiliki satu putra lagi.
Namun, Mary tidak pernah akur dengan ibu tirinya tersebut. Clairmont bahkan menyekolahkan saudara tiri Mary yang bernama Jane sementara ia tidak merasa Mary perlu untuk mendapat pendidikan.
Meskipun Mary tidak mengenyam pendidikan formal dan hanya sempat menjalani enam bulan di Pittman’s Ladies ‘School pada tahun 1811, tetapi ia memanfaatkan dengan baik perpustakaan besar yang dimiliki oleh ayahnya.
Mary pun terkadang terlihat sedang membaca di samping makam mendiang ibunya. Selain itu, Mary juga suka melamun dan melarikan diri dari kehidupan keluarganya yang cukup menantang ke dalam imajinasinya.
Pada tahun 1814, Mary mulai menjalin hubungan dengan Percy Bysshe Shelley. Pria tersebut adalah seorang penyair yang sekaligus merupakan murid setia ayah Shelley.
Ketika Percy dan Mary meninggalkan Inggris, mereka berdua diikuti oleh Jane. Percy juga sebenarnya masih berstatus suami pada saat itu. Akibatnya Mary sempat mengasingkan diri dan tidak bicara dengan ayahnya selama beberapa waktu.
Setelah itu, pada 30 Desember 1816 Mary dan Shelley menikah di Gereja St. Mildred setelah istri pertama Shelley memutuskan untuk bunuh diri. Mereka dianugerahi seorang anak bernama Percy Florence Shelley.
Sayangnya, pada tahun 1822 Shelley meninggal dunia sehingga Mary bertahan hidup dan membiayai pendidikan anaknya dengan mempublikasikan tulisan-tulisan Shelley.
Karya yang paling terkenal dari Mary Shelley adalah buku berjudul Frankenstein atau The Modern Prometheus yang terbit pada tahun 1818 dan kemudian direvisi pada tahun 1831. Buku tersebut menjadi bagian dari novel Gotik yang termasuk pada novel filosofis.
Selain itu, buku Frankenstein juga dianggap sebagai contoh awal kisah fiksi ilmiah karena menceritakan konsekuensi mengerikan yang timbul akibat ilmuwan menciptakan manusia secara artifisial.
Banyak orang yang belum mengetahui bahwa Frankenstein bukanlah novel pertama yang ditulis dan diterbitkan oleh Mary. Sebelumnya ia sudah pernah menulis History of a Six Weeks Tour dan menjadi karya perdana dari Mary Shelley.
Selain Frankenstein, Mary juga menulis beberapa novel lainnya, seperti Valperga (1823), The Last Man (1826), The Fortunes of Perkin Warbeck (1830) yang merupakan novel sejarah, Lodore (1835) terkait realitas kehidupan wanita lajang, dan Falkner (1837) yang ditulis karena meninggalnya William Godwin dan berisi kisah perempuan yatim piatu yang diasuh seorang ayah yang mendominasi.
Tidak hanya novel, Mary juga sempat menulis cerita-cerita pendek yang beberapa di antaranya berjudul Mathilda, The Bride of Modern Italy, The Dream, Ferdinando Eboli, The Invisible Girl, The Mortal Immortal: A Tale, Roger Dodsworth: The Reanimated Englishman, The Sisters of Albano, The Transformation, serta Valerius: The Reanimated Roman.
Mulai tahun 1839, kesehatan Mary mulai memburuk dan ia sering merasakan sakit kepala ditambah dengan kelumpuhan.
Meskipun demikian, Mary tidak menghabiskan masa waktunya sendirian sebab Percy yang telah menyelesaikan studinya kembali ke rumah sehingga mereka tinggal bersama.
Kemudian Percy menikah dengan Jane Gibson St. John dan Mary pun memiliki hubungan dekat dengan menantunya itu.
Akhirnya, di usia Mary yang ke-53 tahun, ia meninggal pada bulan Februari 1851 yang diduga karena penyakit tumor otak dan setelah itu Mary dimakamkan di Gereja St. Peter, Bournemouth.