Biografi Wahid Hasyim Singkat

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
wahid hasyim

Kiai Wahid Hasyim adalah putra ulama besar negeri ini, yakni Kiai Hasyim Asy’ari. Ia adalah ayah dari mantan Presiden Republik Indonesia yang keempat, Alm. Gus Dur.  Di usianya yang masih kecil, Kiai Wahid Hasyim telah menjadi Menteri Departemen Agama.

Terobosannya terhadap Pesantren Tebuireng telah membuahkan hasil. Semakin hari Pesantren tersebut mengalami kemajuan pesat. Namun akibat Kecelakaan mobil di daerah Cimindi, Bandung, Kiai Wahid Hasyim harus berpulang diusianya yang masih muda yaitu 39 tahun.

Kiai Wahid Hasyim terlahir dengan nama lengkap Abdul Wahid Hasyim. Ia lahir pada tanggal 1 Juni 1914. Ayahnya adalah Kiai Hasyim Asy’ari, seorang ulama besar pendiri organisasi Nahdlatul Ulama di Indonesia. Ia merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara. Ibunya bernama Nyai Nafiqah binti Kiai Ilyas.

Lazimnya seorang anak kiai, Kiai Wahid Hasyim belajar kepada ayahnya sendiri di lingkungan Pesantren Tebuireng. Ia tergolong anak yang sangat cerdas. Sejak usia lima tahun ia sudah mampu membaca Al-Qur’an berkat bimbingan langsung dari ayahnya. Selain itu ia juga belajar di bangku Madrasah Salafiyah di Tebuireng.

Usia tujuh tahun, selain sudah mengkhatamkan Al-Qur’an, Kiai Wahid juga sudah mulai belajar kitab. Hal tersebut karena kecepatannya dalam menyerap setiap ilmu yang diajarkan. Masa berkelanan dari pesantren ke pesantren hanya dijalaani Kiai Wahid Hasyim selama tiga tahun saja. Semakin bertambah umurnya, semakin cerdas pola pikirnya.

Di usianya Kiai Wahid Hasyim yang ke 15 tahun, ia mempelajari bahasa asing. Antara lain, Bahasa Belanda, Jerman, Inggris, dan mengenal pula huruf latin. Setelah usianya menginjak 18 tahun, ia pergi ke tanah suci bersama sepupunya, Muhammad Ilyas. Tidak hanya untuk berhaji saja, mereka berada di Makkah juga untuk mendalami ilmu-ilmu agama yaitu tafsir, hadits, nahwu, sharaf, dan juga fikih.

Sepulang dari Makkah, Kiai Wahid Hasyim kemudian menikah dengan gadis cantik bernama Solehah putri Kiai Bisri Syansuri, pendiri Pesantren Denanyar Jombang. Ia menikah di Denanyar, Jombang pada Jum’at 10 Syawal 1356 H atau 1938 M. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai enam orang anak. Yang diantaranya, Gus Dur, Aisyah, Salahuddin al-Ayyubi, Umar Wahid, Lily Wahid, dan Hasyim Wahid atau Gus Lim.

Kiai Wahid Hasyim aktif berorganisasi saat berumur 20 tahun. Sedangkan karir politiknya dimulai sejak tahun 1944, ketika ia boyong membawa keluarganya ke Jakarta. Tahun 1945 ia terpilh menjadi Ketua II Majelis Syura Dewan Partai Masyumi. Empat tahun kemudian ia diangkat menjadi Menteri Agama dalam Kabinet Hatta.

fbWhatsappTwitterLinkedIn