Test Polymerase Chain Reaction atau disingkat menjadi test PCR adalah sebuah test yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu.
Test ini merupakan salah satu langkah yang disarankan oleh pemerintah untuk menscreening virus Covid-19 yang tengah mewabah pada saat ini, selain GeNose dan test Antigen.
Metode yang digunakan oleh PCR test untuk mendeteksi Covid-19 adalah metode Swab. Selain dengan tes usap, untuk pengambilan sampel test PCR adalah dengan pengambilan darah, urine, sputum atau bahkan bisa cairan serebrospinal (CSF). Lalu bagaimana cara kerja dari test PCR dengan metode usap? Berikut penjelasannya.
- Pasien diharuskan untuk melakukan protokol kesehatan sebelum melakukan test yaitu mengecek suhu serta mencuci kedua tangan dengan sabun.
- Baru setelahnya, pasien melepas masker untuk kemudian mendongakkan kepala guna mempermudah proses diambilnya sampel lendir melalui hidung.
- Dokter akan memasukkan alat Swab yang menyerupai cotton bud panjang ke hidung hingga ke nasofaring (bagian atas tenggorokan yang terletak di bagian belakang hidung).
- Dokter akan memutar atau menggerakkan alat swab beberapa kali (sekitar 15 detik) agar lendir di nasofaring menempel di alat swab. Setelah proses pengambilan sampel lendir selesai, dokter akan menarik alat swab secara perlahan dan pasien akan diminta memakai masker kembali.
- Setelah proses pengambilan selesai, sampel dimasukkan ke dalam plastik dan plastik tersebut diletakkan ke dalam tabung khusus yang bertuliskan Biohazard dengan tujuan agar sampel aman dan tidak disentuh oleh sembarang orang.
- Tabung Biohazard dibawa ke laboratorium untuk selanjutnya diolah dan dimasukkan ke alat PCR untuk mendapatkan hasil. Hasil tes PCR biasanya bisa keluar dalam jangka waktu 1–2 hari.
- Tes PCR melibatkan 3 proses, mulai dari pengambilan sampel, ekstraksi materi genetik dari sampel, amplifikasi atau penggandaan materi genetik, dan pembacaan hasil.