Globalisasi membawa berbagai macam dampak dalam kehidupan masyarakat, baik itu dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak yang terjadi akibat adanya pengaruh globalisasi adalah berkembangnya budaya populer.
Budaya populer dapat diartikan sebagai budaya yang sedang tren dan digandrungi oleh sebagian besar masyarakat dunia. Budaya tersebut sengaja dibuat agar dapat dikonsumsi, diminati, dan dinikmati oleh semua kalangan.
Contohnya, usaha makanan yang saat ini sedang berkembang pesat yaitu jajanan khas Korea Selatan seperti corndog dan tteokbokki yang laris manis diburu masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari peran media sosial dan dunia hiburan Korea yang selalu menyuguhkan makanan khasnya sehingga membuat masyarakat semakin penasaran untuk mencicipinya. Besarnya minat masyarakat mengenai jajanan khas Korea ini membuat pelaku-pelaku usaha berlomba-lomba menjualnya. Budaya populer memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Ciri budaya populer yang pertama adalah adanya tren dan minat publik yang tinggi. Budaya populer bersifat pervasive yaitu ada dan terjadi dimana-mana. Saat ini masyarakat lebih menyukai hal-hal yang bersifat instan, praktis, dan mudah diperoleh.
Misalnya, musik pop dapat digemari dan diminati oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan adanya peran media massa dan media sosial yang mempermudah masyarakat untuk mendapatkan dan menikmatinya.
Budaya populer bersifat momentum atau tidak bertahan lama. Produk budaya yang sedang digemari saat ini suatu saat akan tenggelam dan dilupakan seiring dengan berjalannya waktu.
Salah satu ciri budaya populer yaitu mengandung unsur profit (keuntungan) yang besar dan cenderung mengabaikan kualitas. Banyak berbagai jenis komoditas yang diproduksi dalam jumlah banyak tapi mengesampingkan mutu produk.
Suatu bentuk budaya populer dapat dengan mudah diadaptasi, diingat, dimengerti, dan disukai oleh berbagai kalangan dalam masyarakat. Hal ini menjadi salah satu indikator sebuah karya menjadi mode atau tren.
Faktor yang menyebabkan budaya populer memiliki bentuk yang seragam atau sama dikarenakan adanya unsur imitasi dalam penciptaannya. Suatu produk budaya (karya) yang sedang tren akan diikuti, ditiru, dan kemudian dijiplak oleh orang lain. Sebuah karya dapat menjadi pionir yang menginspirasi orang lain untuk menciptakan karya serupa.