Barang tambang adalah salah satu jenis sumber daya alam yang bersifat tidak dapat diperbaharui karena proses pembentukan barang-barang tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama hingga berjuta-juta tahun.
Penambangan merupakan bagian dari ekstrasi mineral yang mempunyai nilai tinggi atau bahan geologis yang berasal dari struktur bumi, salah satunya adalah bijih. Bijih tersebut diperoleh melalui proses penambangan batu bara, kapur, batu permata, logan, tanah liat, kalium, dan kerikil.
Singkatnya, penambangan adalah proses penggalian, pengambilan, hingga pengolahan sumber daya alam yang terdapat pada perut bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan tersebut menghasilkan beragam produk mentah maupun produk siap pakai untuk bidang industri.
Dikutip dari Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan Bahan-Bahan Galian, maka kita dapat mengetahui bahwa bahan-bahan galian tersebut dikelompokkan menjadi 3 jenis golongan, yaitu: Golongan A (Golongan bahan galian yang bersifat strategis), Golongan B (Golongan bahan galian yang bersifat vital), dan Golongan C (Golongan bahan galian yang tidak termasuk kedalam Golongan A maupun Golongan B).
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih mendalam mengenai bahan galian Golongan B. Bahan galian Golongan B dinamakan sebagai bahan galian yang bersifat vital karena bahan galian tersebut dapat menjamin kehidupan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980, penggolongan bahan-bahan galian berdasarkan hal-hal dibawah ini:
Barang tambang Golongan B merupakan barang tambang yang bersifat vital untuk kehidupan masyarakat, karena sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
Mangaan berperan penting dalam pembuatan baja, singkatnya baja tidak dapat dibuat tanpa bahan dasar mangaan. Penggunaan mangaan dimulai pada tahun 1860 dan hingga saat ini belum tergantikan sebagai bahan dasar dari pembuatan baja.
Pada saat proses pembuatan baja, mangaan dapat menghilangkan kandungan oksigen dan belerang ketika bijih besi diubah menjadi besi, sehingga hal tersebut dapat membuat baja menjadi lebih tahan karat.
Proses ini disebut dengan proses pengubahan besi menjadi baja. Komposisi penggunaan mangaan dibagi menjadi dua bagian, sekitar 70% untuk produk baja akhir dan 30% untuk pemurnian bijih besi.
Kamu tentu tidak asing dengan istilah “perhiasan adalah teman terbaik wanita”. Perhiasan dapat membuat wanita terlihat menjadi lebih cantik maupun berpenampilan elegan hingga mewah. Bahan dasar pembuatan perhiasan adalah emas maupun perak.
Kedua bahan galian golongan B tersebut dapat digunakan menjadi gelang, cincin, anting, kalung, aksesoris bros, jam tangan, hingga aksesoris lainnya. Selain dapat dipergunakan untuk bahan dasar pembuatan perhiasan, emas dan perak juga memiliki harga jual yang kompetitif.
Berdasarkan data pada tahun 2019, ditemukan sebanyak 43% penggunaan tembaga menjadi bahan dasar untuk keperluan konstruksi bangunan di Amerika Serikat. Tembaga digunakan untuk beragam kebutuhan, seperti kabel listrik, saluran pipa air, pelapis tahan cuaca, dan masih banyak lagi.
Kabel listrik merupakan salah satu benda yang menggunakan tembaga terbanyak, yaitu sebanyak 30% dari total penggunaan tembaga.
Tembaga dipilih sebagai bahan dasar untuk pembuatan kabel listrik karena merupakan logam fleksibel dan dapat menjadi penghantar panas yang baik dan dinilai lebih aman dibandingkan dengan perak karena tidak akan terbakar jika dialiri listrik tegangan tinggi.
Bauksit memegang peranan penting dalam pembuatan alumunium, karena bauksit digunakan sebagai bahan dasar dari alumunium. Proses pembuatan alumunium dengan bahan dasar bauksit melalui proses bayer, yaitu proses pemurnian bauksit dengan menggunakan cairan yang sangat panas.
Proses tersebut dilakukan agar kandungan alumunium pada bauksit dapat terlepas, sehingga dapat digunakan untuk membuat perkakas rumah hingga peralatan dapur.
Yodium sebagai salah satu bahan galian golongan B berperan dalam bidang kesehatan, khususnya untuk pengobatan kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Jenis yodium ini disebut dengan radioiodine.
Diracik dalam bentuk obat telan, radioiodine dapat menghancurkan sel tiroid ekstra yang membantu untuk mengurangi jumlah hormon tiroid yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan hipotiroidisme.
Tidak hanya itu radioiodine juga dapat digunakan untuk pengobatan kanker tiroid, setelah tindakan operasi untuk mengeluarkan semua sel kanker dari tubuh. American Cancer Society menjelaskan bahwa perawatan yodium radioaktif dapat meningkatkan kemungkinan penderita kanker tiroid bertahan hidup.