5 Contoh Hewan Fertilisasi Internal

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Proses fertilisasi pada hewan dapat dilakukan dengan dua cara yakni di dalam dan di luar. Fertilisasi secara internal atau di dalam merupakan proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh betina. Sel sperma akan membuahi sel telur yang berada di tubuh betina.

Namun, pada beberapa jenis hewan, proses fertilisasi dilakukan di dalam tubuh hewan jantan. Pembuahan secara internal dipercayai sebagai proses evolusi. Proses pembuahan internal ini dilakukan di darat sehingga gamet tidak dapat melayang di udara seperti pada fertilisasi eksternal.

Menurut beberapa ilmuwan berpendapat bahwa pembuahan pada hewan pada mulanya terjadi di dalam air. Proses fertilisasi ini kemudian dikenal dengan fertilisasi eksternal. Namun, seiring dengan waktu berjalan hewan banyak hidup di darat.

Oleh karena itu, proses pembuahan hewan banyak terjadi di darat. Proses adaptasi dari perkembangbiakan di air kemudian di darat berkembang seiring dengan berkembangnya organ pada hewan. Berkembangnya organ reproduksi hewan akan membantu proses fertilisasi internal.

Contohnya ada alat reproduksi hewan jantan berupa penis yang nantinya akan menjadi tempat untuk memasukkan sel sperma kepada sel telur pada hewan betina. Hewan yang mengalami proses fertilisasi internal adalah hewan yang berkembang biak di darat.

Baik itu dari jenis mamalia, aves, reptil hingga arachnida. Hewan-hewan ini sebagian besar adalah mamalia. Meskipun begitu, terdapat pula hewan laut yang mengalami proses fertilisasi internal seperti ikan pari.

Berikut ini beberapa contoh hewan yang mengalami fertilisasi internal.

1. Kucing

Kucing, contoh hewan fertilisasi internal

Kucing merupakan hewan yang mengalami fertilisasi internal. Proses fertilisasi pada kucing harus berada saat masa panasnya atau dinamakan dengan siklus etrus. Siklus birahi pada kucing betina umumnya akan berlangsung selama dua hingga satu Minggu selama 6 hari lamanya. Selama proses birahi ini kucing jantan akan merasa tertarik pada kucing betina.

Setelah proses perkawinan antara kucing jantan dan betina berlangsung maka akan terjadi proses kehamilan. Ketika proses birahi ini terjadi, maka kucing betina akan cepat hamil. Proses perkawinan pada kucing bisa saja terjadi lebih dari satu kali. Oleh karena itu, sangat mungkin sekali kucing memiliki lebih dari satu ayah. Sebab, kucing betina dibuahi oleh banyak kucing jantan.

Dalam satu hari, kucing bisa mengalami proses perkawinan hingga 5 sampai 10 kali dalam sehari. Umumnya, umur kehamilan kucing akan berlangsung selama 58 sampai 72 hari. Selama 10 hari lamanya sperma dari kucing jantan akan membuahi sel telur pada kucing betina. Setelah proses ini, diperlukan waktu dua minggu untuk perpindahan sel telur ke tuba falopi.

Ketika sel telur telah tiba di rahim maka akan mulai terbentuk plasenta dan kemudian embrio akan berkembang. Selama proses awal kehamilan, kucing betina akan mengalami beberapa tanda kehamilan seperti kenaikan berat tubuh.

Seperti halnya manusia, selama awal kehamilan, kucing akan mengalami morning sick atau muntah-muntah. Selama awal kehamilan, puting kucing akan membesar dan memerah. Biasanya kucing juga mengalami kenaikan nafsu makan.

Pada minggu kelima masa kehamilan, organ janin kucing akan mulai lengkap. Salah satu kelenjar yang terdapat di dalam kucing adalah kelenjar hormonal. Minggu kelima kehamilan inilah kelenjar hormonal mulai berfungsi dan sistem saraf pun mulai berkembang. Pada bulan berikutnya, kucing betina akan mulai siap untuk melahirkan.

Kucing akan menunjukkan tanda-tanda kehamilan tua seperti proses kenaikan berat badan yang masih berlanjut. Namun, muntah-muntah pada kucing betina sudah mulai mereda. Begitupun dengan payudara pada kucing yang mengalami pembesaran menandakan bahwa kucing siap untuk menyusui anaknya.

Seminggu sebelum kucing melahirkan, kucing akan mulai menunjukkan tanda-tanda siap melahirkan. Pada daerah puting kucing akan mulai keluar air susu. Namun mendekati proses melahirkan, kucing mulai kehilangan selera untuk makan. Suhu tubuh kucing betina juga akan mulai mengalami penurunan.

Gerakan anak kucing di dalam tubuh induknya akan semakin intens. Mendekati persalinan, kucing akan sering menjilati bagian kelaminnya. Kucing mulai mencari tempat aman untuk melahirkan. Setelah melahirkan, induk kucing akan menjilati tubuh anaknya.

Plasenta pada kucing juga akan dimakan sebagai nutrisi tambahan bagi kucing. Selama 8 hingga 12 Minggu, anak kucing harus berdekatan dengan induknya. Hal ini dikarenakan anak kucing membutuhkan susu dari induknya.

2. Laba-laba

Laba-laba, contoh hewan fertilisasi internal

Laba-laba termasuk hewan yang mengalami fertilisasi internal. Namun, proses fertilisasi internal yang terjadi pada laba-laba tidak sama dengan manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya. Pada laba-laba, sel sperma akan dimasukkan ke dalam tubuh betina tanpa melalui alat kelamin jantan laba-laba.

Sebelum terjadinya proses pembuahan, terdapat proses intermediet. Proses intermediet ini bukan hanya terjadi pada laba-laba saja melainkan juga serangga yang tidak memiliki sayap. Proses pembuahan dimulai dengan proses percumbuan. Pada proses percumbuan ini akan dimulai dengan terjadinya ritual sebagai bentuk persiapan.

Dari jenis pada laba-laba jantan ataupun betina akan melakukan gerakan yang sangat unik. Kemudian pada bagian spermatophore akan membentuk alat pemindahan spermatozoa betina. Pada betina akan memberikan perhatian kepada jantan untuk mengambil sperma dari spermatophore

Proses ini kemudian akan diikuti dengan proses perpindahan spermatozoa dari spermatophore ke dalam tubuh betina. Pada laba-laba sperma akan disimpan di dalam pilinan benang kemudian dipindahkan ke bagian khusus pada bagian ujung pedalpi jantan.

Saat proses percumbuan, hal ini sangat berisiko pada hewan jantan karena sifat dominan pada hewan betina. Hewan jantan harus mampu mengenali bahwa hewan betina berasal dari jenis yang sama dan siap untuk dibuahi. Tarian khusus ini untuk menghindari pemangsaan yang dilakukan oleh betina. Saat proses percumbuan, akan menentukan keberhasilan perkawinan pada laba-laba.

Kesalahan sedikit pada ritme vibrasi akan berakibat fatal bagi hewan jantan. Saat proses percumbuan berhasil, maka hewan jantan akan memindahkan spermanya ke tubuh betina. Perpindahan ini dilakukan melalui organ epygnum yang terdapat pada ventral abdomen. Pada laba-laba proses fertilisasi internal dilakukan dengan menggunakan R strategi. Dengan menggunakan R Strategi akan menghasilkan banyak anak.

3. Ayam

Ayam, contoh hewan fertilisasi internal

Ayam termasuk hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan cara fertilisasi internal. Proses perkembangbiakan ayam dimulai dari pembuahan telor. Ayam jantan akan berusaha mendekati ayam betina dan menjadi kawan yang baik.

Namun, ayam betina tidak akan mudah didekati dan sembarangan dalam memilih ayam jantan. Ayam betina akan mempertimbangkan beberapa hal seperti kemampuan mencari makan, kesehatan ayam hingga kepemimpinan ayam jantan.

Ketika telor ayam tidak dibuahi maka telur tersebut tidak akan menetas. Lain halnya saat ayam jantan berhasil membuahi ayam betina maka isi telor ayam di dalamnya hanya berupa kuningnya saja. Agar putih telur serta cangkang telor ayam dapat berkembang maka dibutuhkan waktu satu hari.

Kemudian setelah telor berkembang, maka ayam betina akan segera bertelur. Setelah ayam betina bertelur, maka ayam betina akan mengerami telor ayam tersebut dengan cara menduduki di atasnya. Dengan mengerami telor ayam akan membuat telor tetap hangat dan sehat.

Kuning telor akan berfungsi sebagai nutrisi bagi embrio serta oksigen lewat lubang kecil yang berada di cangkang telur. Sementara itu, embrio akan dilindungi oleh putih telur dan cangkang telur. Proses pengeraman telur ini akan berlangsung selama 3 Minggu atau 21 hari.

Setelah itu, anak ayam kecil akan keluar dengan menembus cangkang telur menggunakan paruhnya. Ketika keluar dari cangkang telur maka anak ayam ini dalam kondisi basah dan bulu bagian bawahnya saling menempel. Namun, hal ini tidak berlangsung lama karena anak ayam akan segera mengering.

Setelah berusia delapan hari, anak ayam akan kehilangan bulunya. Namun, bulu aslinya untuk pertama kali akan tumbuh menggantikan bulu lamanya. Setelah berusia satu bulan, anak ayam akan menentukan nasibnya menjadi ayam jantan atau betina. Pada Minggu selanjutnya, ayam ini akan tumbuh bulu dewasa.

4. Burung Unta

Burung unta, contoh hewan fertilisasi internal

Burung unta termasuk hewan yang melakukan fertilisasi internal. Biasanya burung unta akan melakukan perkawinan pada bulan Maret sampai September. Selama proses perkawinan, burung unta jantan tidak hanya melakukan perkawinan dengan satu burung untan betina saja. Sebelum adanya proses perkawinan, burung unta biasanya akan melakukan ritual.

Burung unta jantan akan melakukan tarian unik diiringi dengan teriakan yang lantang. Tarian yang dilakukan burung unta jantan seperti memainkan leher, menghentakkan kaki ke tanah, serta mengepakkan sayapnya. Hal ini berguna untuk menarik perhatian burung unta betina.

Beberapa hari setelah proses perkawinan berlangsung, burung unta betina akan bertelur. Telur burung unta ini akan disimpan bersamaan dengan telur unta lainnya. Biasanya burung unta akan menggunakan satu sarang saja untuk menyimpan telur. Tugas mengerami telur dilakukan oleh burung unta yang dominan. Hal ini bertujuan agar telur tetap terjaga dari para predator.

Telur burung unta merupakan telur yang memiliki ukuran besar yakni sekitar 16 cm dengan kisaran berat sekitar 1,5 kilogram. Adapun ketebalan cangkang telur unta adalah 2 milimeter. Pada bulan Oktober sampai Desember, telur yang telah dierami ini akan menetas.

Proses pengeraman bukan hanya dilakukan oleh burung unta betina saja melainkan juga burung unta jantan. Untuk dapat menetas, telur burung unta membutuhkan waktu 40 hari. Saat baru menetas, anak burung unta biasanya memiliki warna bulu hitam dan coklat.

Namun, warna bulu-bulu burung unta akan berubah sesuai dengan jenis kelaminnya. Bulu kecoklatan menandakan bahwa burung unta ini berjenis kelamin betina. Sementara itu, burung unta jantan memiliki bulu berwarna hitam.

Selain itu, burung unta jantan biasanya memiliki bobot tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan burung unta betina. Tidak semua telur burung unta akan menetas. Ketika dirasa ada ancaman, maka burung unta betina akan mengalihkan perhatian musuhnya.

Burung unta betina akan menggunakan trik dengan berpura-pura cidera. Biasanya hal ini terjadi ketika telur akan mendekati masa menetas. Setelah menetas dan bulu burung unta kering, mereka akan mengikuti induk burung unta. Hanya dalam waktu empat Minggu saja, burung unta sudah dapat berlari seperti halnya burung unta dewasa.

5. Kura-kura

Kura-kura, contoh hewan fertilisasi internal

Kura-kura melakukan proses fertilisasi internal yang diawali dengan perkawinan. Proses perkawinan kura-kura ditentukan oleh bobot tubuh bukan umur. Kura-kura yang siap melakukan proses perkawinan memiliki panjang cangkang sekitar 17 hingga 20 cm. Saat memasuki proses perkawinan, kura-kura jantan akan melakukan fertilisasi pada kura-kura betina.

Namun, proses pembuahan ini tidak terjadi secara langsung. Selama beberapa tahun, kura-kura betina akan menyimpan sperma kura-kura jantan. Kemudian ketika sel telur betina dirasa banyak, maka sel sperma akan membuahinya.

Ketika kura-kura betina akan bertelur, maka ia akan membuat sarang. Biasanya pembuatan sarang ini terjadi di pertengahan tahun sampai akhir tahun. Dengan mengandalkan bagian kaki belakang dan kuku, kura-kura akan membuat sarang untuk telurnya. Pembuatan sarang ini bertujuan agar telurnya terhindar dari para pemangsa. Jumlah telur pada setiap perkawinan tidak akan sama.

Hal ini tergantung pada jenis serta ukuran kura-kura. Semakin besar bobot tubuh kura-kura maka akan semakin banyak telur yang dihasilkan. Biasanya kura-kura liar akan menghasilkan sekitar 4 sampai 8 telur. Namun, pada kura-kura yang dipelihara jumlah telur yang dihasilkan lebih dari 10.

Kura-kura akan meletakkan telur ke dalam sarang yang telah dibuatnya. Sebagian besar kura-kura akan berdiam diri di sarang untuk menjaga telurnya. Namun, ada pula kura-kura yang tidak menjaga telurnya di sarang.

Hampir 3 bulan lamanya telur kura-kura akan melewati masa inkubasi. Setelah melewati masa inkubasi, maka telur akan menetas. Suhu pada sarang akan mempengaruhi lama atau tidaknya telur untuk menetas. Pengaruh suhu juga akan mengakibatkan perbedaan jenis kelamin.

Pada suhu yang tinggi, biasanya kura-kura yang dihasilkan adalah betina. Setelah menetas, tukik tidak akan langsung keluar dari sarang. Selama satu bulan mereka akan tetap tinggal di dalam sarang. Mereka menunggu bagian cangkang agar mengeras dan bagian tubuhnya mengering.

fbWhatsappTwitterLinkedIn