Dalam tata bahasa Indonesia terdapat istilah majas atau gaya bahasa. Majas adalah sekumpulan kata yang menggunakan bahasa untuk mengungkapkan makna, maksud dan tujuan melalui variasi dan keindahan bahasa.
Tujuan penggunaan gaya bahasa tersebut adalah untuk mendapatkan efek tertentu yang akan membuat sebuah ungkapan lebih spesial dan meninggalkan kesan tertentu pula.
Apa Itu Majas Elipsis ?
Majas elipsis merupakan ungkapan dengan gaya bahasa yang ada dalam satu kalimat atau wacana, yang menghilangkan salah satu unsur dalam wacana atau pola kalimat dalam penerapannya (S-P-O-K).
Penghilangan dari salah satu unsur kalimat ditujukan untuk menambah kesan estetika atau membuat kesan yang lebih indah dengan kalimat yang sederhana dan mudah untuk dipahami ketika disampaikan.
Majas elipsis digolongkan ke dalam majas pertautan berdasarkan cara pengungkapannya. Majas pertautan adalah gaya bahasa pada satu ungkapan di kalimat berkias yang berhubungan atau bertautan dengan suatu hal yang akan diutarakan.
Contoh majas elipsis dapat dilihat pada kalimat seperti berikut : “Adi bermain bersama temannya di lapangan”. Pada kalimat yang menggunakan contoh majas elipsis diatas, unsur “objek” yaitu benda yang dimainkan oleh Adi tidak disebutkan. Objek tersebut bisa berupa kata “bola”, “layangan”, “kasti”, dan lain sebagainya yang biasa dimainkan anak – anak.
Ada beberapa Jenis – jenis majas, contohnya majas pleonasme, majas paradoks dan majas repetisi dan paralelisme. Berbagai contoh lain dari majas elipsis adalah:
- Anita menyanyikan sebuah (lagu) kenangan dengan merdu. (menghilangkan objek)
- Biduanita itu mendendangkan (lagu) kemarahan sepenuh hati.(menghilangkan objek)
- (..) Merobek surat itu hingga sekecil – kecilnya dan membuangnya. (menghilangkan subjek)
- (..)Sangat marah karena dikhianati (..). (menghilangkan objek dan subjek)
- Sania (pergi) ke sekolah menggunakan sepeda baru pemberian ayah.(menghilangkan predikat)
- (..)Menyalahkan orang lain untuk perbuatannya yang tidak benar.(menghilangkan subjek)
- (..)Yang suka menghina adalah orang yang tidak punya etika dan kesopanan.(menghilangkan subjek)
- Tini menagih (hutang) untuk kali kesekian.(menghilangkan objek dan keterangan)
- Bibi membeli sayuran dan daging (di pasar).(menghilangkan keterangan)
- Kakek dan nenek baru saja (datang) dari desa kemarin.(menghilangkan predikat)
- Ibu resah karena adik tidak pulang juga (ke rumah).(menghilangkan keterangan)
- Ibu menyulam (kain) di ruang menjahit.(menghilangkan objek)
- Supir mencuci mobil (di garasi).(menghilangkan keterangan)
- Sisi memegangi (tangan) adik kecilnya.(menghilangkan keterangan)
- Ibu membeli beras dan tepung (di pasar).(menghilangkan keterangan)
- Aku mengiris bawang (di dapur). (menghilangkan keterangan)
- Suparto mengecat (tembok) rumahnya selama seminggu.(menghilangkan objek)
- Arini menjahit (baju) menjelang lebaran.(menghilangkan objek)
- Ayah memacu (mobil) dengan cepat agar segera sampai.(menghilangkan objek)
- Ibu membeli baju dan celana (di toko).(menghilangkan keterangan)
- Tukang menggali (tanah) untuk membuat sumur.(menghilangkan objek)
- (..)Yang memakai baju hitam itu adalah Ayahku.(menghilangkan subjek)
- (..)Yang disamping pintu keluar itu adalah istriku.(menghilangkan subjek)
- (..)Yang berambut merah itu adalah sahabatku.(menghilangkan subjek)
- Aku ke masjid (..) untuk mengikuti pengajian rutin bersama teman – teman. (penghilangan predikat verbal)
- Adikku ke masjid (..) untuk mengaji seminggu tiga kali. (menghilangkan predikat)
- (..)Yang suaranya merdu itu adalah adikku. (penghilangan kalimat subyek)
- Paman dari kampung baru (tiba) disini untuk mengunjungi kami. (penghilangan unsur kalimat verbal)
- Ayah(pergi) ke sekolah adik tadi siang untuk mengambil raport. (menghilangkan predikat)
- (..) Yang di seberang jalan itu adalah pamanku dari pihak ayah.(menghilangkan subjek)
- (..) Meneriakkan rasa kecewanya kepada kawan – kawannya.(menghilangkan objek)
- Karena terjatuh, atlet (..) itu tidak dapat bermain secara maksimal dan harus keluar permainan.(menghilangkan predikat)
- Semua peserta lomba memasak sudah datang (di lokasi).(menghilangan keterangan)
- Banyak bangunan liar (di … ) yang terkena penggusuran setahun lalu.(menghilangkan keterangan)
- Adi dan Dio sedang bertanding (sepakbola) di lapangan sebelah kantor desa.(menghilangkan objek)
- Semua bermain (kasti) dengan bersemangat dan senang.(menghilangkan objek)
- Ibu sedang mencari dompetnya yang hilang (di kamar).(menghilangkan keterangan)
- (..) Memandangi (..) tanpa berkedip sedikitpun. (menghilangkan subjek dan objek)
- (..) Mengonsumsi nasi hanya satu kali sehari saja.(menghilangkan subjek)
- Semua penari berbakat berlatih di sanggar (..).(menghilangkan keterangan)
- Sangat marah dan murka karena dikecewakan.(menghilangkan subjek dan objek)
- Merindukan cerita – cerita ibunya sebelum tidur. (menghilangkan subjek)
- Ayah tidak sengaja menemukan uang. (menghilangkan keterangan)
Dalam tata bahasa Indonesia masih banyak gaya bahasa yang lain seperti majas antitesis, majas pleonasme, dan majas penegasan.
Dari beberapa contoh majas elipsis di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa unsur yang dihilangkan dalam pola kalimat SPOK (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan).
Penghilangan unsur tersebut diperlukan agar dapat membentuk kalimat yang menjadi majas elipsis dan memberikan makna estetis pada sebuah kalimat tertentu untuk tujuan tertentu pula.
Namun, penghilangan unsur tersebut tentunya tetap dilakukan dengan memperhatikan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan begitu, kalimat yang disampaikan menjadi mudah untuk dimengerti dan dipahami, serta dapat menyampaikan maksud dengan baik.