Referendum kerap dilakukan untuk menyelesaikan masalah di suatu negara baik itu masalah dengan negara lain atau dengan rakyatnya sendiri. Berikut ini adalah contoh pelaksanaan referendum di seluruh Dunia.
Skotlandia pernah mengadakan referendum pada 18 September 2014 dengan tujuan untuk melepaskan diri dari Britania Raya. Hasil pemungutan suara tersebut diumumkan pada keesokan harinya yaitu tanggal 19 September 2014. Referendum ini dimenangkan oleh kelompok yang menolak yaitu dengan hasil 55,3%. Skotlandia berencana untuk mengadakan kembali referendum 5 tahun berikutnya namun permintaan tersebut ditolak oleh pemerintah Inggris.
Indonesia tahun 1999 mengalami ketidakstabilan ekonomi dan pada saat itu juga terjadi krisis moneter di wilayah Asia Tenggara. Untuk mengatasi masalah tersebut Indonesia mengajukan bantuan kepada IMF. IMF bersedia membantu namun dengan memberikan syarat secara tidak langsung yaitu meliberalisasikan pasar serta melepaskan Timor Timur.
Pemerintah Indonesia pun mengadakan referendum untuk Timor Timur pada tanggal 30 Agustus 1999. Indonesia yang pada saat itu dipimpin oleh B.J Habibie memberikan dua pilihan yaitu Timor-Timur tetap bergabung dengan NKRI dengan otonomi daerah yang luas atau menjadi negara yang merdeka. Hasil dari referendum tersebut adalah kemerdekaan bagi Timor Timur.
Irlandia pada 22 Mei 2015 mengadakan pemungutan suara mengenai dua usulan amandemen. Perubahan amandemen tersebut ialah perubahan batasan usia calon Presiden Irlandia dan diperbolehkannya pernikahan sesama jenis di sana. Hasil dari referendum tersebut adalah ditolaknya amandemen batasan usia calon Presiden dengan suara kubu “NO” sebanyak 73,6% sedangkan undang-undang pernikahan sesama jenis mengalami hal sebaliknya yaitu memperoleh kubu “yes” sebanyak 62,7%.
Pada tahun 2017 tepatnya pada tanggal 1 Oktober Spanyol menyelenggarakan referendum untuk Catalunya yang ingin berdiri sendiri. Hasil dari pemilihan suara tersebut diperoleh 90% menyatakan setuju untuk kemerdekaan Catalunya. Penyelenggaraan referendum ini menyita perhatian dunia lantaran terjadi kekerasan selepas polisi memberhentikan warga untuk memberikan suara. Namun pemerintah pusat beserta dengan pimpinan Perdana Menteri Spanyol tidak mengakui referendum kemerdekaan Catalunya tersebut.
Afrika Selatan mengadakan referendum terkait politik Apartheid yaitu politik yang mengasingkan orang kulit hitam sehingga tidak memiliki kesempatan untuk membentuk partai politik. Referendum ini dilakukan pada tahun 1992 dengan hasil diperbolehkannya orang kulit hitam untuk berpartisipasi dalam partai politik, memperoleh haknya di kursi parlemen, serta diangkatnya Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan. Dengan adanya referendum tersebut maka berakhir pula politik Apartheid di Afrika Selatan.
Salah satu pulau di Papua Nugini bernama Bougenville mengadakan referendum pada Desember 2019. Papua Nugini memberikan dua pilihan kepada Bougenville yaitu kemerdekaan penuh atau perluasan hak otonom. Dari referendum tersebut diperoleh 98% persen rakyat Bugenvil memiliki untuk berdiri sendiri atau merdeka.
Britania Raya menyelenggarakan referendum pada tahun 2016 dengan tujuan untuk menentukan apakah Britania Raya akan tetap menjadi bagian dari Uni Eropa atau keluar. Referendum tersebut dikenal sebagai British Exit yang kemudian disingkat menjadi “Brexit”. Dari referendum tersebut Inggris memperoleh suara 52% kubu “yes” yang artinya sebagian besar rakyat Inggris menghendaki negaranya keluar dari Uni Eropa.