Daftar isi
Mobilitas sosial adalah perubahan peran, status, maupun kedudukan seseorang dalam sebuah kelompok sosial, baik berupa peningkatan, penurunan, atau perubahan wilayah/domisili.
Untuk melakukan mobilitas sosial, ada beberapa saluran mobilitas yang bisa digunakan. Berikut adalah contoh saluran mobilitas sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang sosiolog bernama Pitirim A Sorokin.
Angkatan bersenjata merupakan organisasi militer maupun paramiliter yang dibentuk oleh negara sebagai upaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam sebuah negara. Selain itu, angkatan bersenjata juga dibentuk sebagai alat untuk mempertahankan kedaulatan negara dari berbagai ancaman dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam negara itu sendiri.
Dalam organisasi angkatan bersenjata ini terdapat jenjang status atau pangkat yang bertingkat-tingkat. Jenjang status ini biasanya diperoleh seorang angkatan melalui sebuah proses yang membutuhkan waktu dan kemampuan atau kecakapannya sebagai seorang prajurit.
Oleh karena itulah, angkatan bersenjata sangat memungkinkan bagi seseorang untuk melakukan mobilitas sosial, terutama mobilitas sosial vertikal melalui kenaikan pangkat atau jasa tertentu yang dilakukannya.
Sebagai contoh seorang tentara dengan pangkat Letnan Satu mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor setelah beberapa tahun mengabdi.
Lembaga keagamaan merupakan sebuah lembaga yang mengurusi atau mengatur tentang segala hal terkait pemeluk agama dengan ritual agamanya. Lembaga agama biasanya dijadikan rujukan utama bagi para pemeluk agama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan keagamaan dalam sebuah komunitas sosial. Seseorang yang memiliki peran dalam sebuah lembaga keagamaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan statusnya di mata masyarakat.
Misalnya seorang yang ditunjuk sebagai ketua MUI daerah, maka dia akan dihormati dan menjadi rujukan bagi warga di daerah tersebut untuk bertanya dan mencari fatwa.
Lembaga pendidikan adalah lembaga yang menyediakan sarana dan prasarana pendidikan bagi masyarakat. Ada tiga macam lembaga pendidikan yang kita kenal, yakni:
Lembaga pendidikan sendiri berfungsi untuk memberikan sejumlah pengetahuan dan keterampilan kepada seseorang (siswa) sehingga kualitas sumber daya mereka akan meningkat. Selanjutnya peningkatan kualitas diri ini akan membuka banyak kesempatan bagi seseorang untuk melakukan mobilitas sosial vertikal atau menaikkan status dan perannya dalam masyarakat.
Meski bukan suatu kepastian, akan tetapi tingkat pendidikan seseorang seringkali menjadi salah satu faktor yang menentukan jenis pekerjaan yang bisa diperoleh. Seseorang dengan pendidikan tinggi, tentu lebih memiliki peluang untuk memperoleh pekerjaan dengan gaji yang lebih besar. Hal inilah yang dimaksud dengan istilah pendidikan sebagai social elevator bagi mobilitas sosial seseorang.
Sebagai contoh anak seorang petani yang berhasil mendapat beasiswa dan menyelesaikan pendidikan dokter. Dia kemudia bekerja menjadi dokter sehingga bisa menaikkan taraf ekonomi dan status keluarganya.
Organisasi politik adalah sebuah organisasi yang berkecimpung dalam urusan politik dan kenegaraan. Atas dasar itu, organisasi politik memiliki peran penting dalam pembentukan sebuah tatanan sosial dalam sebuah negara. Dengan peran tersebut, sudah tentu organisasi politik bisa menjadi kendaraan bagi seseorang untuk melakukan mobilitas sosial.
Sebagai contoh seorang aktivis sosial yang juga anggota partai politik mencalonkan diri sebagai kandidat anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Perannya selama menjadi aktivis sangat positif sehingga dia mendapat mayoritas suara rakyat dan terpilih sebagai salah satu anggota DPR.
Organisasi ekonomi yang dimaksud dalam kaitannya dengan mobilitas sosial adalah organisasi perusahaan. Perusahaan sendiri merupakan sebuah organisasi yang melakukan kegiatan dengan tujuan untuk meraih laba atau keuntungan.
Berdasarkan kepemilikannya, perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
Selain itu, ada bentuk organisasi ekonomi lainnya seperti seperti Joint Venture, Kartel, yayasan, sindikat, Trust, Holding Company dan sebagainya.
Sebuah organisasi ekonomi sangat memungkinkan menjadi saluran mobilitas bagi seseorang melalui pendapatan atau pernghasilan serta jabatan yang bisa diraih dalam organisasi tersebut. Dengan bekal pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan, seseorang bisa meraih jabatan dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi sehingga status sosialnya pun semakin meningkat.
Sebagai contoh seorang karyawan yang berprestasi dan sudah cukup lama mengabdi dalam sebuah perusahaan mendapat promosi sebagai manajer di salah satu cabang perusahaan. Selain gajinya menjadi lebih besar, maka statusnya juga berubah dari karyawan biasa menjadi seorang manajer.
Organisasi keahlian merupakan sebuah wadah bagi mereka yang memiliki keahlian di bidang tertentu. Disini seseorang akan berkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang seprofesi. ]
Bergabung dalam sebuah organisasi keahlian secara tidak langsung bisa meningkatkan status sosial seseorang serta pengakuan akan keahlian yang dimilikinya. Sebagai contoh seorang wartawan yang tergabung dalam AJI atau Aliansi Jurnalis Independen, maka dia akan lebih mendapat pengakuan dari kawan-kawan seprofesinya daripada ketika dia tidak bergabung dengan organisasi keahlian manapun.
Contoh saluran mobilitas sosial yang terakhir adalah perkawinan. Perkawinan merupakan ikatan hukum yang menghubungkan dua manusia dalam sebuah tatanan sosial yang disebut keluarga.
Perkawinan bisa menjadi sarana mobilitas sosial ketika salah satu dari dua orang yang menikah memiliki status sosial yang lebih tinggi dibanding yang lainnya.
Sebagai misal adalah ketika seorang wanita yang berasal dari keluarga sederhana kemudian dinikahi oleh laki-laki kaya dari keluarga terpandang, maka secara tidak langsung derajat sosial wanita tadi akan ikut terangkat naik.