Mobilitas Sosial: Pengertian – Faktor dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hingga detik ini, menjadi PNS menjadi impian banyak orang. Gaji dan tunjangan kinerja yang besar serta terjaminnya masa depan menjadi alasan para pelamar.

Ya, menjadi PNS melalui tes CPNS merupakan salah satu bentuk mobilitas sosial yakni upaya untuk berpindah dari status sosial yang satu ke status sosial yang lebih baik.

Pengertian Mobilitas Sosial

Secara umum, mobilitas sosial diartikan sebagai gerak perpindahan masyarakat dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain.

Adapun pengertian mobilitas sosial menurut para ahli sosiologi adalah sebagai berikut.

  • Paul B. Horton (1992)
    Ia mendefinisikan mobilitas sosial sebagai suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
  • Kimball Young dan Raymond W. Mack (1986)
    Beliau mendefinisikan mobilitas sosial sebagai suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

Karakteristik Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial memiliki karakteristik tertentu, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • mobilitas sosial kerap melibatkan individu atau sekelompok orang
  • mobilitas sosial sangat tergantung pada struktur sosial masyarakatnya
  • mobilitas sosial menimbulkan konsekuensi seperti menimbulkan rasa cemas, ketakutan, dan ketegangan
  • mobilitas sosial tak jarang menimbulkan keretakan hubungan sosial dalam masyarakat karena perpindahan status sosial yang terjadi.

Bentuk Mobilitas Sosial

Ada tiga bentuk mobilitas sosial yaitu mobilitas fisik, mobilitas horizontal, dan mobilitas vertikal.

1. Mobilitas fisik atau physical mobility

Mobilitas fisik atau physical mobility adalah berpindahnya individu dari satu tempat ke tempat lain karena semakin berkembangnya alat transpostasi dan lalu lintas modern.

Mobilitas ini menyebabkan terjadinya proses asimilasi dan akulturasi serta memberikan pengaruh tertentu. Misalnya, seseorang yang sekolah di luar negeri.  

2. Mobilitas horisontal atau horizontally mobility

Menurut Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan mobilitas horisontal atau horizontally mobility adalah perpindahan individu atau objek sosial lainnya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya yang sederajat.

Mobilitas horisontal membuat lapisan sosial baru yang ditempati oleh individu atau objek sosial lainnya tidak mengalami perubahan.

Misalnya, Pak Joni adalah pengusaha ritel. Karena usahanya telah berkembang pesat, ia kemudian beralih profesi menjadi perancang desain interior untuk ritel.

Ada dua bentuk mobilitas horisontal yaitu mobilitas horisontal intragenerasi dan mobilitas horisontal antargenerasi.  

  • Mobilitas horisontal interagenerasi adalah mobilitas horisontal yang terjadi pada diri seseorang.
  • Mobilitas horisontal antargenerasi adalah mobilitas horisontal yang terjadi dalam dua generasi atau lebih.

3. Mobilitas vertikal atau vertical mobility

Mobilitas vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial lainnya dari kedudukan sosial yang satu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.

Terdapat beberapa macam mobilitas vertikal yaitu mobilitas vertikal naik, mobilitas vertikal turun, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi.  

  • Mobilitas vertikal naik adalah beralihnya individu atau objek sosial lainnya ke tingkat yang lebih tinggi.
  • Mobilitas vertikal turun adalah beralihanya individu atau objek sosial lainnya ke tingkat yang lebih rendah.
  • Mobilitas vertikal intragenerasi terjadi dalam diri seseorang. Misalnya orang dinaikkan pangkatnya karena memiliki prestasi kerja yang baik di perusahaan. 
  • Mobilitas vertikal antargenerasi terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya generasi orang tua, generasi anak, dan seterusnya.

Jenis-jenis Mobilitas Sosial

Jenis mobilitas sosial adalah sebagai berikut.

1. Mobilitas Horisontal

Mobilitas horisontal adalah perpindahan status sosial yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama.

2. Mobilitas Vertikal

Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda.

Terdapat dua macam mobilitas vertikal yakni mobiltas naik dan mobilitas turun.

  • Mobilitas naik adalah perpindahan sosial dari satu status sosial yang rendah ke status sosial yang tinggi.
  • Mobilitas turun adalah perpindahan sosial dari status sosial yang tinggi ke status sosial yang rendah.

3. Mobilitas Geografis

Mobilitas geografis adalah perpindahan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari satu daerah ke daerah yang lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Umumnya dilandasi oleh keadaan daerah asal yang tidak kondusif secara ekonomi. 

4. Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih yang dilandasi oleh status ekonomi.

Terdapat dua macam mobilitas anatargenerasi yaitu mobilitas intergenerasi dan mobilitas intragenerasi.

  • Mobilitas intergenerasi adalah perpindahan sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.
  • Mobilitas intragenerasi adalah perpindahan sosial yang terjadi di dalam satu kelompok generasi.

Faktor Mobilitas Sosial

Terjadinya mobilitas sosial disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.

1. Faktor Pendorong

Yang termasuk faktor pendorong mobilitas sosial adalah status sosial, keadaan ekonomi, situasi politik, motif-motif keagamaan, kependudukan, dan keinginan melihat daerah lain.

  • Status sosial yang dirasa tidak menguntungkan dapat mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial sebagai upaya untuk mengubah status sosialnya. 
  • Keadaan ekonomi yang lemah dapat mendorong seseorang untuk pindah ke daerah lain sebagai upaya untuk memperbaiki keadaan ekonomi dan taraf hidup. 
  • Situasi politik yang tidak menentu dapat mendorong seseorang untuk melakukan mobilitas sosial sebagai upaya untuk meningkatkan kenyamanan hidupnya.
  • Motif-motif keagamaan dapat mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial sebagai upaya untuk memperdalam ilmu agama atau berdakwah.
  • Kependudukan merupakan faktor yang mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial sebagai upaya untuk menduduki lapisan sosial yang lebih tinggi di suatu daerah yang padat penduduk.
  • Keinginan melihat daerah lain dapat mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial melalui kegiatan wisata, sekolah, atau pekerjaan.

2. Faktor Penghambat

Adapun faktor penghambat mobilitas sosial antara lain sebagai berikut.

  • Agama misalnya adanya sistem kasta seperti di India dapat menghambat terjadinya mobilitas sosial.
  • Diskriminasi kelas sosial dalam sistem kelas terbuka dapat menghambat mobilitas sosial vertikal ke atas.
  • Kemiskinan dapat menghambat seseorang mengembangkan potensi diri guna mencapai status sosial yang lebih baik.
  • Perbedaan jenis kelamin dapat menghambat mobilitas sosial karena menghilangkan kesempatan seseorang untuk meningkatkan status sosialnya.
  • Perbedaan rasial dapat menghambat mobilitas sosial karena menghilangkan kesempatan ras tertentu untuk meningkatkan status sosialnya.

Saluran Mobilitas Sosial

Saluran yang penting untuk terjadinya mobilitas sosial utamanya mobilitas sosial vertikal menurut Pitirim A. Sorokin adalah sebagai berikut.

  • Angkatan bersenjata

Angakatan bersenjata merupakan saluran mobilitas sosial karena dalam strukturnya terdapat unsur-unsur yang memungkinkan terjadinya mobilitas sosial.

Misalnya, jenjang kepangkatan, jenjang karier, atau menjadi pejabat di struktur pemerintahan.

  • Lembaga keagamaan

Lembaga keagamaan sebagai saluran mobilitas sosial lebih menitikberatkan pada kadar keimanan seseorang terhadap agama yang dianutnya.

Mereka yang dipandang memiliki ilmu agama yang mumpuni cenderung akan lebih dihormati dan dihargai .

Lembaga pendidikan seperti sekolah merupakan saluran mobilitas sosial vertikal yang paling konkret.

Mereka yang bersekolah menjadikan sekolah sebagai salah satu alat untuk memperbaiki status sosial dan kesejahteraan hidup. 

  • Organisasi politik

Di musim Pemilu, orang berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi anggota partai agar nantinya dapat diikutsertakan dalam pemilu.

Menjadi anggota parlemen merupakan salah satu upaya yang dilakukan masyarakat untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi.  

  • Organisasi ekonomi

Dalam sistem stratifikasi sosial, mereka yang memiliki tingkat ekonomi tinggi cenderung akan lebih dihormati karena menempati lapisan sosial yang tinggi.

Apalagi jika mereka memiliki kedudukan penting dalam suatu organisasi ekonomi. 

  • Organisasi keahlian

Sebagaimana halnya Angkatan Bersenjata, dalam organisasi keahlian terdapat struktur yang memungkinkan terjadinya mobilitas sosial, baik horisontal maupun vertikal.   

  • Perkawinan

Perkawinan merupakan saluran mobilitas sosial vertikal. Mereka yang menikah dengan orang kaya maka sesungguhnya mereka tengah melakukan mobilitas sosial naik.

Konsekuensi Mobilitas Sosial

Konsekuensi yang timbul akibat mobilitas sosial di antaranya adalah timbulnya konflik dan penyesuaian pasca konflik.

1. Timbulnya konflik

Konsekuensi yang timbul akibat terjadinya mobilitas sosial adalah konflik.

Konflik adalah proses sosial yang terjadi karena seseorang atau sekelompok orang berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan jalan yang dilakukan melalui pertentangan dan kekerasan.

Pertentangan ini timbul karena adanya perbedaan kepentingan, kebudayaan, perasaan, dan sosial.

Terdapat beberapa jenis konflik yaitu:

  • Konflik antarkelas
  • Konflik antarkelompok sosial atau konflik sosial
  • Konflik antargenerasi, dan berkurangnya soliditas kelompok.

2. Penyesuaian pasca konflik

Konflik yang terjadi akibat mobilitas sosial mendorong masyarakat untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan yang ada. Penyesuaian yang dimaksud di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Masyarakat memperlakukan kelas sosial atau kelompok sosial dengan cara baru yang lebih kondusif
  • Mengganti atau mengakhiri dominasi suatu kelompok sosial atau masyarakat
  • Menerima dengan tangan terbuka terhadap kedudukan baru suatu kelompok.

Contoh Mobilitas Sosial

Contoh-contoh mobilitas sosial di antaranya sebagai berikut.

  • Mobilitas horizontal intragenerasi
    Seorang pengusaha yang beralih profesi menjadi petani sukses.
  • Mobilitas horizontal antargenerasi
    Seorang anak yang menjadi polisi ketika sang ayah dahulu berprofesi sebagai petani
  • Mobilitas vertikal intragenerasi naik
    Seorang polisi yang naik pangkat atau naik jabatan
  • Mobilitas vertikal intragenerasi turun
    Seorang polisi yang turun pangkat akibat korupsi
  • Mobilitas vertikal antargenerasi turun
    Seorang ibu yang berprofesi sebagai dokter namun anaknya hanya lulusan SMA .

Dampak Mobilitas Sosial

Dampak yang timbul akibat mobilitas sosial dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu dampak negatif dan dampak positif.

1. Dampak negatif

Mobilitas sosial apat menimbulkan dampak negatif, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Menimbulkan konflik
  • Meningkatkan kriminalitas karena berkurangnya lapangan pekerjaan
  • Meningkatkan angka kemiskinan
  • Meningkatkan pengangguran
  • Urbanisasi yang tak terkendali
  • Berjamurnya kawasan kumuh di perkotaan.

2. Dampak positif

Selain dampak negatif, mobilitas sosial juga dapat menimbulkan dampak positif, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Mendorong seseorang untuk mengukir prestasi
  • Mendorong seseorang untuk berusaha mewujudkan harapan dan cita-cita
  • Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik
  • Mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk bekerja
  • Meraih kepuasan apabila yang diinginkan tercapai.
fbWhatsappTwitterLinkedIn