Diantara kita pasti paham akan arti dari makna egois. Egois yang berasal dari kata ego, merupakan salah satu ciri khas dari sifat egosentrisme.
Dan apakah pengertian sesungguhnya dari egosentrisme? Dan bagaimana ciri-ciri dari kata tersebut? Berikut uraiannya.
Pengertian Egosentrisme
Pengertian Secara Umum
Egosentrisme adalah ketidakmauan seseorang untuk melihat dari perspektif (sudut pandang) orang lain. Hal ini meliputi gagalnya seseorang untuk menarik kesimpulan dari apa yang orang lain pikirkan, rasakan, dan lihat (perspektif).
Egosentrisme merupakan sifat yang cenderung lebih sering ditemukan pada diri anak-anak dan remaja, sedangkan orang dewasa lebih mudah untuk menyesuaikan diri, bahkan mengoreksi pandangannya jika dirasa pandangannya tersebut tidak sesuai dengan kondisi/lingkungan sekitar yang berkaitan dengan relasinya terhadap orang lain.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa seorang yang telah beranjak dewasa juga memiliki sifat egosentrisme.
Pengertian Menurut KBBI
ego·sen·tris·me /égoséntrisme/ n adalah sifat dan kelakuan yang selalu menjadikan diri sendiri sebagai pusat segala hal.
Pengertian Menurut Para Ahli
- Kamus istilah psikologi (Kartono dalam Chaplin, 2008;160).
Egosentrisme didefinisikan sebagai menyangkut diri sendiri, atau keasyikan terhadap diri sendiri. - Kartono & Gulo dalam Chaplin, 2003: 160
Menurut Piaget, berkaitan dengan kemampuan berbicara dan berfikir yang diarahkan pada kebutuhan pribadi. - Shaffer (2009)
- Mendefinisikan egosentrisme sebagai kecenderungan untuk memandang dunia dari perspektif pribadi seseorang tanpa menyadari bahwa orang lain bisa memiliki sudut pandang yang berbeda.
Ciri-ciri Egosentrisme
- Mementingkan diri sendiri
- Kurangnya rasa peduli
- Kurang peka terhadap keadaansocial
- Kurangnya rasa empati social
- Merasa dirinya paling benar
Contoh Egosentrisme
Dalam perkembangan usianya yang masih anak – anak, ada beberapa contoh sikap yang membuat orang dewasa berkata itu sangatlah nakal.
Seperti sikap egosentris, sikap ini merupakan sikap ketidaktahuan anak terhadap pola pikir atau sudut pandang dan menilai suatu masalah dengan mementingkan diri sendiri atau ingin menang sendiri, dikarenakan kesadarannya yang belum terbentuk secara sempurna.
Berikut ini beberapa contoh egosentrisme pada anak yang dapat Anda ketahui:
- Tidak Mau Mengalah
Terkadang ada pola sikap dari anak usia dini memiliki tingkah tidak mau mengalah. Terutama pada kasus anak yang memiliki adik atau kakak yang usianya tidak jauh berbeda, atau sesama temannya. Contoh pada saat anak bermain yang tidak mau mengalah dalam memperebutkan mainan. Tingkah laku ini terkadang membuat orang tua merasa tidak sabar atau kesal, namun itulah sikap dasar anak – anak yang tidak tahu apa itu baik dan apa itu tidak baik. - Iri dan Cemburuan
Contoh egosentrisme pada anak lainnya adalah sikap cemburu dan iri yang memang dimiliki setiap anak usia dini. Contohnya pada saat anak merasa cemburu karena tidak diperhatikan, cemburu meihat ada anggota keluarga baru seperti memiliki adik baru, atau iri melihat teman atau saudaranya memiliki mainan baru dan sebagainya. Sikap ini memang sangat natural dimiliki anak – anak, karena ketidaktahuannya tentang arti dari sikap cemburu dan iri. - Tantrum
Satu lagi contoh sikap yang biasa diperlihatkan oleh anak – anak adalah sikap yang murah marah secara berlebihan. Apabila anak tidak diberikan apa yang ia minta atau mau, atau diminta untuk tidak melakukan hal yang tidak boleh maka ia akan bersikap marah dan ngambek. Pola tantrum pada setiap anak berbeda – beda, ada yang bisa diatasi dengan bujukan, namun ada yang sulit untuk dibujuk. Karena itu orangtua harus pandai dan memiliki tingkat emosi yang tinggi untuk menghadapi tipe anak dengan sikap yang seperti ini.