Daftar isi
Tawuran, bolos sekolah, terlambat masuk kerja, mencuri, membunuh, menyontek, menganiaya, berjudi, dan korupsi merupakan beberapa contoh perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat. Hampir setiap hari terjadi peristiwa serupa di berbagai daerah dan negara. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat belum mampu bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Menurut James W. Van der Zanden, perilaku menyimpang merupakan tindakan yang dianggap tercela dan tidak dapat ditoleransi masyarakat. Ukuran suatu perilaku dianggap menyimpang didasarkan pada nilai, norma, dan budaya yang berlaku di suatu masyarakat, bukan berdasarkan baik buruk atau benar salah suatu perilaku menurut pandangan umum. Anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang akan memperoleh sanksi, seperti hukuman penjara, denda, cemoohan, dan ejekan.
Sementara itu, Paul B. Horton memiliki pendapat bahwa perilaku menyimpang merupakan setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat. Horton juga mengemukakan enam ciri perilaku menyimpang yang perlu diketahui, berikut adalah penjelasannya.
1. Perilaku Menyimpang Dapat Didefinisikan
Suatu perilaku dikatakan menyimpang atau tidak, harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Suatu perilaku dianggap menyimpang karena membawa kerugian dan keresahan dalam masyarakat.
Misalnya, Andi ditilang polisi karena tidak menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari. Hal tersebut berarti bahwa sudah ada Undang-undang yang mewajibkan pengendara sepeda motor untuk menyalakan lampu utama motor pada siang hari. Apabila belum ada peraturan tersebut, maka Andi tidak dinyatakan berperilaku menyimpang.
2. Penyimpangan Bisa Diterima atau Ditolak
Berdasarkan sifatnya, perilaku menyimpang dibagi menjadi dua, yaitu penyimpangan positif dan negatif. Penyimpangan positif merupakan perilaku menyimpang yang diterima atau masih bisa ditoleransi oleh masyarakat. Contohnya, perempuan yang bekerja sebagai operator SPBU dan siswa menggunakan internet saat pelajaran untuk mencari tambahan materi.
Sementara itu, penyimpangan negatif merupakan perilaku menyimpang yang ditolak dan tidak bisa ditoleransi oleh masyarakat. Contohnya, kekerasan seksual, pembuhunan, pencurian, dan tawuran antarpelajar.
3. Penyimpangan Relatif dan Mutlak
Ciri perilaku menyimpang yang ketiga ini berkaitan dengan frekuensi atau sering tidaknya anggota masyarakat melakukan penyimpangan. Penyimpangan relatif merupakan perilaku menyimpang yang jarang dilakukan oleh individu atau kelompok. Misalnya, Pak Anton terlambat ke kantor karena ban sepeda motornya bocor.
Sementara itu, penyimpangan mutlak adalah perilaku menyimpang yang secara terus menerus dilakukan oleh individu atau kelompok. Perilaku tersebut telah melanggar norma-norma dalam masyarakat, khususnya norma hukum. Sebagai contoh, pemakai sekaligus pengedar narkoba.
4. Penyimpangan Terhadap Budaya Nyata dan Ideal
Budaya ideal merupakan sekumpulan peraturan hukum yang berlaku di suatu masyarakat, seperti peraturan di lingkungan sekolah dan peraturan lalu lintas. Sementara itu, budaya nyata adalah pelaksanaan budaya ideal yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Namun, pada realitanya tidak semua anggota masyarakat patuh dan taat terhadap peraturan yang telah disepakati.
Hal tersebut menandakan adanya ketimpangan antara budaya nyata dengan budaya ideal dalam masyarakat. Contohnya, adanya peraturan siswa dilarang menyontek ketika ujian, tetapi pada prakteknya masih banyak siswa yang menyontek.
5. Terdapat Norma-norma Penghindaran dalam Penyimpangan
Di dalam kehidupan masyarakat terdapat norma-norma yang sifatnya tidak memperbolehkan suatu tindakan yang sangat ingin dilakukan oleh banyak orang. Oleh karena itu, muncul norma penghindaran yakni pola perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, tetapi masyarakat membantah apabila dianggap menyimpang.
Contohnya, terdapat peraturan yang melarang masyarakat untuk berjudi, tetapi masih ada sekelompok orang yang secara terselubung melakukan praktik judi.
6. Penyimpangan Bersifat Adaptif
Setiap individu dalam masyarakat mengalami perubahan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupannya. Dimulai dari perubahan fisik, sifat, mata pencaharian, status sosial, teknologi, hingga gaya hidup.
Begitu pula dengan suatu perilaku, ada beberapa perilaku yang dulunya dilarang dilakukan atau dianggap menyimpang, tetapi sekarang diperbolehkan. Dari kondisi tersebut, terlihat bahwa perilaku menyimpang dapat disesuaikan dengan situasi sosial yang tengan terjadi di masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya perubahan yang terjadi begitu cepat, sehingga mendorong masyarakat untuk selalu berkembang mengikuti zaman agar dapat bertahan hidup.
Contohnya, di negara Arab Saudi selama berpuluh-puluh tahun melarang perempuan untuk mengendarai mobil. Namun, pada tahun 2018 Kerajaan Arab Saudi memperbolehkan perempuan untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM).