Daftar isi
Permukaan bumi terbagi menjadi dua yakni wilayah perairan dan daratan. Pada wilayah daratan pun terdiri dari berbagai macam kenampakan alam seperti pulau-pulau yang menjadi tempat tinggal bagi makhluk darat.
Diantara ratusan ribu atau mungkin jutaan pulau yang ada di dunia ini terdapat satu pulau yang sangat unik yaitu pulau Socotra. Seperti apa pulau Socotra itu? berikut ini fakta menarik tentang pulau Socotra yang ada di Yaman.
Pulau Socotra adalah wilayang paling terisolasi di bumi yang berada di Samudera Hindia atau lebih spesifiknya di antara Yaman dan Somalia. Jika dilihat dari tanduk Afrika maka lokasi pulau ini berada di sebelah timur sejauh 80 km dan berjarak 380 km ke selatan dari Semenanjung Arab.
Pulau ini adalah milik Yaman dan bergabung dengan Kegubernuran Hadramaut sejak tahun 2004 setelah sebelumnya bergabung dengan Kegubernuran ‘Adan.
Secara geografis sebenarnya lokasi pulau ini tidaklah terpencil dan masih bisa dilewati oleh pesawat terbang dan kapal laut. Hal yang menjadikan pulau ini terisolasi adalah karena kemisteriusan dan kisah-kisah di dalamnya.
Pulau ini membentang seluas 3.796 km² pada ketinggian 1.503 m dengan panjang pulau dari timur ke barat sepanjang 125 kilometer dan 45 kilometer dari utara ke selatan.
Pulau Socotra memiliki tiga pulau kecil yakni pulau Samhah, pulau Abd Al Kuri, dan pulau Darsa dengan pulau Socotra adalah pulau utamanya. Di pulau ini juga memiliki singkapan batuan yaitu Ka’l Fir’aun dan Sābūnīyah yang menjadi habitat berbagai spesies burung dan juga ada beberapa penduduk.
Di pulau unik ini dapat dijumpai sebuah pegunungan yaitu yang memiliki ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Pegunungan ini menjadi titik paling tinggi di Socotra. Di wilayah ini terdapat batu kapur dan gua-gua karst serta kabut.
Selain memiliki pegunungan di pulau ini terdapat dataran rendah dan pantai yang panas dan cenderung kering.
Pulau ini memiliki iklim koppen yakni sebuah iklim yang berdasarkan pada rata- rata curah hujan dan temperatur dalam kurun waktu bulanan maupun tahunan. Suhu tahunan rata-rata di pulau Socotra mencapai hingga lebih dari 18 derajat Celcius.
Curah hujan pulau ini tergolong rendah namun tersebar merata terjadi di sepanjang tahun. Puncak musim hujan di Socotra terjadi pada bulan Desember dengan rata-rata curah hujan 83,0 mm. Sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dengan tingkat kekeringan 0,0 mm.
Bumi pada masa awal pembentukan tersusun atas daratan sangat luas yang disebut dengan superbenua. Salah satu superbenua yang pernah ada adalah Gondwana. Sebelum menjadi sebuah kepulauan, Socotra adalah bagian dari superkontinen atau super benua Gondwana.
Super benua ini terpecah pada zaman Miosen yang terjadi sekitar 23-5,33 juta tahun yang lalu bersamaan dengan peristiwa rifting yang membuka Teluk Aden ke barat lautnya.
Nama Socotra berasal dari bahasa Sansekerta yakni “sukhadhara dvipa” yang artinya “pulau kebahagiaan”. Namun ada pula teori lain yang mengatakan nama ini berasal dari nama suku Arab Selatan yang tercantum dalam prasasti Sabaic dan aḑramitic yakni “Dhū-Śakūrid” (Skrd).
Bangsa barat termasuk Portugis pada masa lampau adalah bangsa penjelajah. Berdasarkan sejarah pulau ini pada tahun 1.500 an sempat didatangi oleh bangsa barat Portugis. Namun seluruh penduduknya merasa terusik hingga harus mengusir mereka pergi dari pulau.
Tujuan dari Portugis datang ke Socotra adalah untuk menghentikan perdagangan Arab dari Laut Merah ke Samudera Hindia dan menggantikan aturan-aturan dagang Islam dengan aturan mereka.
Socotra resmi menjadi bagian dari Yaman Selatan pada tanggal 30 November 1967 tepatnya setelah kesultanan Yaman Timur berakhir kerana digulingkan. Namun sejak tahun 1970 hingga 3 dekade berikutnya, pulau ini tidak dibuka untuk umum. Socotra baru bisa dikunjungi wisatawan setelah kedua negara bergabung menjadi Republik Yaman tahun 1990.
Pulau Socotra pun difasilitasi jalan raya dan bandara. Diketahui penduduk di Socotra sebagian besar adalah pemeluk agama Nasrani selama 52 tahun.
Pulau adalah daratan yang dikelilingi oleh wilayah perairan yang luas. Begitu juga dengan pulau Socotra yang dikelilingi oleh pantai-pantai berikut ini:
Pantai Qalansiyah adalah pantai di Socotra yang berbatasan langsung dengan Teluk Aden. Lokasinya berada di bagian pulau paling ujung sebelah barat laut dan memiliki hamparan pasir putih bersih. Keunikan dari pantai ini adalah ketika air laut pasang dan surut muncul sesuatu seolah-olah pantai ini memiliki sungai di bawah laut.
Pantai Shoab adalah salah satu pantai di Socotra yang terletak di bagian paling barat. Pantai ini terbentang di sepanjang Teluk Aden dan dikelilingi oleh taman nasional yang dihuni oleh beragam hewan unik.
Di sekeliling pantai ini terdapat tebing yang tinggi dan curam. Air di pantai ini pun cukup tenang bahkan hampir tidak ada ombak.
Pantai Arher adalah bentangan alam yang berada di ujung timur pulau Socotra. Laut ini membentang sepanjang 6 kilometer dengan lebar rata-ratanya hampir mencapai 1 kilometer. Pantai ini memiliki bukit pasir yang besar dan cocok untuk sandboarding.
Pantai Delisha adalah pantai di Socotra yang paling banyak dikunjungi karena hanya berjarak setengah jam dari ibukota Hadiboh. Di pantai ini diperbolehkan untuk membangun hotel dan penginapan.
Pantai ini berada di samudera Hindia dan di sebelah selatan pulau Socotra. Karena kondisinya yang berangin jadi pantai ini cocok untuk kitesurfing. Selain itu pantai terpanjang di pulau ini cocok juga untuk berselancar karena memiliki gelombang ombak yang besar. Keunikan dari pantai ini adalah pepohonan yang berada di sepanjang garis pantai.
Meskipun pulau Socotra menjanjikan pemandangan indah setya flora dan fauna yang unik namun faktanya tidak banyak orang yang berkunjung ke pulau ini. Kemungkinan penyebabnya adalah akses yang sedikit sulit untuk sampai di Socotra. Di pulau ini juga tidak disediakan hotel maupun penginapan.
Pulau Socotra kerap disebut sebagai “Pulau Alien” karena dihuni oleh berbagai macam spesies makhluk hidup yang unik. Beberapa kesaksian orang yang pernah datang kesana mengatakan bahwa suasana di pulau Socotra sangat berbeda dengan tempat lainnya di bumi.
Ketika menginjakkan kaki di sana rasanya seperti berada di planet lain. Bahkan beberapa meyakini pegunungannya merupakan sarang Phoenix dan burung Roc.
Dajjal adalah sesosok makhluk yang diyakini oleh umat islam sebagai tanda besar kiamat. Dajjal ini manusia yang ditangguhkan kematiannya dan akan muncul suatu hari menjelang hari akhir. Sebelum hari itu tiba ia disembunyikan dan dijaga di suatu pulau terpencil.
Tempat tersebut dituliskan secara tersirat dalam hadits riwayat Nabi Muhammad. Ciri-ciri yang tertulis dalam hadist tersebut dikatakan cocok dengan kondisi pulau Socotra.
Pernyataan bahwa Socotra dihuni oleh bangsa jin tidak berasal dari orang biasa melainkan dari seorang filsuf jenius yaitu Plato hingga Marco Polo. Ia mengatakan bahwa penduduk Socotra mempelajari ilmu sihir dan mereka adalah penyihir terhebat di muka Bumi.
Charles Cardelus yang merupakan sutradara film dokumenter ini merekam kehidupan penduduk Socotra. Hasilnya adalah masyarakatnya seperti terkurung waktu sebab cara hidup mereka masih seperti ribuan tahun lalu.
Kondisi alam pulau ini bahkan masih seperti pada zaman jurrasic yakni zaman yang ada ratusan juta tahun lalu. Dikisahkan masyarakat Socotra dalam bertransaksi mereka tidak menggunakan melainkan menggunakan ikan.
Dunia laut Socotra memiliki campuran spesies dari wilayah biogeografi yang berbeda yakni dari Samudra Hindia Barat, Laut Merah, Afrika Timur, dan Indo-Pasifik yang. Meskipun merupakan kepulauan kecil, pulau Socotra adalah rumah bagi lebih dari 730 spesies ikan pesisir, 230 spesies karang keras dimana lima diantaranya adalah endemik dan 30 spesies karang lunak. Selain 300 spesies krustasea dengan 9 spesies diantaranya adalah endemik, 490 spesies moluska, dan 230 spesies alga.