Indonesia terbentang luas dari Sabang hingga Merauke yang masing-masing memiliki daerah da ciri khasnya. Ciri khas tersebut biasanya tergambarkan melalui pakaian, tarian tradisional, makanan, hingga rumah adat. Salah satu rumah ada Indonesia yang terkenal adalah rumah adat Jawa yaitu rumah Joglo. Untuk mengenal lebih dekat tentang rumah joglo, simak pembahasannya berikut ini.
- Joglo Bukan Nama Asli
Rumah Joglo berasal dari kata “Juglo” yang merupakan singkatan dari Tajug Loro. Kata tersebut memiliki makna yaitu dua gunung yang dapat dilihat dari bentuk atap rumah joglo. Perlahan-lahan pengucapan kata “juglo” berubah menjadi “joglo” dan masih digunakan hingga saat ini. - Filosofi dari Tiang Rumah Joglo
Rumah joglo memiliki empat tiang yang terletak di bagian dalam rumah. Tiang-tiang berukuran lebih panjang tersebut bernama soko guru. Tiang ini juga memiliki filosofi yaitu menggambarkan kekuatan dan juga empat penjuru arah mata angin. Masyarakat meyakini dengan adanya tiang ini maka rumah akan terlindungi dari segala arah. - Atap Rumah Joglo Terbuat dari Tanah
Bentuk atap dari rumah joglo sangat unik. Atap tersebut terbuat dari genting tanah yang sebelumnya sudah dilapisi oleh anyaman alang-alang. Sebab itulah tanpa menggunakan pendingin ruangan rumah joglo tetap terasa sejuk dan nyaman. - Makna Pintu Rumah Joglo
Selain atap, bentuk pintu rumah joglo pun unik dan berjumlah tiga buah. Ke tiga pintu tersebut terletak di bagian tengah sebagai pintu utama sedangkan dua lainnya berada di sisi kanan dan kiri bagian bawah bangunan. Pintu-pintu tersebut tidak diletakkan sembarangan melainkan melambangkan seekor kupu-kupu yang sedang berkembang dan memperjuangkan keluarganya. Makna lainnya adalah pintu yang berada di tengah melambangkan keterbukaan pemilik rumah terhadap para tamu. - Dilengkapi dengan Teras Luas dan Jendela Besar
Rumah joglo biasanya memiliki teras dengan ukuran luas. Teras ini berfungsi untuk melakukan interaksi atau silaturahmi dengan para tetangga. Selain teras yang luas, rumah joglo juga dilengkapi dengan jendela yang besar dan berjumlah banyak. Bentuk jendela tersebut merupakan pengaruh dari budaya Belanda yang sudah diadaptasi dengan budaya Jawa. - Pagar yang Unik terbuat dari Tanaman
Rumah joglo dihiasi dengan pagar bambu yang disebut dengan pagar mangkok. Pagar ini tersusun dari tanaman perdu dengan ketinggian kurang dari satu meter. Pagar yang tak terlalu tinggi tersebut dimaksudkan agar tetap bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar. - Pemiliknya adalah Bangsawan
Rumah joglo terbuat dari kayu jati yang memiliki harga tak murah. Oleh sebab itu rumah joglo juga dapat melambangkan status sosial pemilik rumah. Jadi secara tidak langsung orang yang tinggal di rumah joglo adalah para bangsawan sekaligus menunjukkan status sosial sang pemilik rumah - Sudah ada Sejak Zaman Dahulu
Rumah adat Joglo rupanya sudah ada sejak dahulu kala yaitu pada masa kerajaan Mataram Kuno. Hal ini dapat dilihat dari relief-relief yang ada di candi Borobudur yang menggambarkan rumah penduduk Jawa zaman dahulu sama seperti penduduk Jawa saat ini. - Berkaitan dengan Dewi Padi
Rumah Joglo sering kali dianggap berkaitan dengan Dewi padi yaitu Dewi Sri, Sebab masyarakat Jawa pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Oleh sebab itu rumah joglo memiliki ruangan khusus untuk dewi padi yang bernama ruangan krobokan. - Setiap Ruangan Memiliki Fungsi Khusus
Seperti rumah adat lainnya, rumah joglo dibagi ke dalam 3 ruangan utama yang memiliki fungsi tertentu seperti pendapa yang berada di bagian depan bangunan. Ruangan ini difungsikan untuk menggelar acara. Ruangan selanjutnya yaitu pringgitan atau disebut juga omah njero yang artinya bagian dalam dan berfungsi sebagai tempat pertunjukan seni. Bagian terakhir adalah dalem yang memiliki bentuk persegi atau persegi panjang dan berfungsi sebagai tempat tinggal pemilik rumah. Selain ketiga ruangan utama tersebut biasanya rumah joglo memiliki ruangan bernama emperan yaitu ruangan yang berfungsi sebagai menerima tamu dan juga perantara antara pringgitan dan omah njero. Rumah joglo dilengkapi dengan Senthongan yaitu ruangan untuk menyimpan makanan dan benda pusaka serta ruangan gedhongan sebagai tempat menyimpan barang yang sudah tidak dapat diakomodasikan lagi di dalam rumah.