3 Fungsi Kelenjar Parotis

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kelenjar parotis adalah kelenjar ludah paling besar diantara kelenjar lainnya dengan berat mencapai 15 hingga 30 gram dan ukurannya 6×3 cm. Kelenjar ini berada pada bagian akhir dari rahang atas di depan telinga.

Tepatnya berada di ramus mandibularis dan processus mastoideus dengan bagiannya yang meluas ke wajah di bawah lengkungan zigomatik.

Sekitar 20% kelenjar parotis mempunyai kelenjar aksesori dan saluran yang terletak di lingkungan M. Masseter. Selain itu, kelenjar parotis termasuk ke dalam kelenjar ludah mayor atau utama.

Hal ini dikarenakan kelenjar parotis menyumbang air liur dalam jumlah yang cukup banyak dan bentuknya yang lebih besar disbanding yang lainnya.

Secara umum, kelenjar parotis berfungsi untuk menghasilkan air liur sama seperti kelenjar ludah lainnya. Namun bedanya, kelenjar parotis ini menghasilkan air lur yang berbentuk cair (serosa). Adapun fungsi lain dari kelenjar parotis sebagai berikut:

1. Menghasilkan Enzim Pencernaan

Berbeda dengan kelenjar lainnya, kelenjar parotis bertugas untuk menghasilkan air liur yang mengandung enzim pencernaan di dalamnya. Enzim pencernaan yang dimaksud adalah enzim ptyalin atau enzim amilase.

Enzim ptyalin itu berguna untuk memecah amilum atau karbohidrat kompleks yang ada pada makanan menjadi maltosa. Maltose ini adalah gula yang terbentuk dari molekul-molekul glukosa.

Kemudian maltosa akan diubah menjadi glukosa sederhana agar proses pencernaan makanannya menjadi lebih mudah. Proses ini terjadi di rongga mulut dan berhenti kegiatannya saat makanan yang dikunyah tersebut tiba di lambung.

Hal ini dikarenakan lambung memiliki suasanya yang asam. Dari sini, jika kelenjar ludah khususnya kelenjar parotis tidak berfungsi maka dapat berdampak pada sistem pencernaan yang kurang optimal.

2. Membunuh Bakteri atau Kuman

Selain menghasilkan enzim pencernaan, kelenjar parotis juga berfungsi untuk membunuh bakteri atau kuman yang ada di rongga mulut oleh lisosom. Air liur yang dihasilkan tersebut mengandung lisozim da laktoferin.

Lisozim merupakan enzim protein yang dapat memecah peptidoglikan dinding sel bakteri gram positif dan menghambat agliutinasi bakteri. Sehingga enzim ini dapat merusak dinding sel bateri dan bertindak sebagai antibotik alami.

Laktoferin yang terkanding di dalam air liur juga bersifat bakterisidal, fungisidal dan antiviral. Dengan kata lain, laktoferin merupakan protein yang dapat memberikan pertahanan bagi tubuh untuk melawan segala kuman penyakut yang berusaha menyerang tubuh.

3. Melindungi Gigi dari Karies

Fungsi selanjutnya yang tak kalah penting adalah melindungi gigi dari karies. Karies merupakan penyakit atau kondisi gigi yang rusak secara bertahap. Air liur mengandung protein seperti laktoferin, lisozim, amilase, cystatin, dan banyak lagi yang membantu dalam pembentukan palikel pelapis gigi.

Oleh sebab itu, bila terjadi masalah pada kelenjar ludah maka akan berdampak pada gigi. Biasanya hal ini disebabkan karena terlalu banyak makan makanan manis dan jarang minum air putih. Sehingga produksi air liur di kelenjar akan mengalami penurunan.

Bahkan hal ini akan berdampak pada aspek lainnya seperti sistem pencernaan, kelembaban mulut, hingga infeksi pada kelenjarnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn