3 Fungsi Ujung Saraf Bebas Pada Kulit

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tubuh manusia memiliki berbagai kemampuan untuk melihat, mendengar, hingga merasakan karena keberadaan berbagai macam saraf. Salah satunya adalah sistem saraf sensorik yang dapat merespon atau bereaksi terhadap rangsangan yang ditangkap dari luar.

Nosisepsi termasuk respon tersebut yang membuat tubuh tahu apakah rangsangan membahayakan tubuh atau tidak. Nosisepsi sendiri merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin nocere yang memiliki makna “untuk melukai” atau “menyakiti”.

Untuk dapat menangkap berbagai rangsangan yang berpotensi bahaya, tubuh manusia memiliki ujung saraf bebas atau yang juga disebut dengan istilah nosiseptor. Ujung saraf bebas yang diistilahkan nosiseptor ini adalah saraf aferen primer yang memiliki sensitivitas atau kepekaan tinggi sehingga mampu menjadi penerima rangsangan (khususnya rangsangan yang berpeluang menyebabkan rasa nyeri).

Berikut fungsi ujung saraf bebas

1. Sebagai Reseptor atau Penerima Rangsangan Penimbul Nyeri

Ujung saraf bebas atau nosiseptor merupakan saraf aferen primer yang ada pada jaringan subkutis, sendi, dan otot rangka. Reseptor yang merupakan kumpulan neuron atau sel saraf heterogen ini pun memiliki letak perifer sehingga kepekaan terhadap rangsangan atau stimulus sangat tinggi, khususnya rangsangan yang berpotensi bahaya, yakni nyeri.

Ujung saraf bebas adalah reseptor yang mampu menerima berbagai jenis rangsangan penimbul nyeri. Nyeri atau rasa sakit biasanya dapat disebabkan oleh faktor rangsangan kimiawi, listrik, mekanis, maupun suhu di mana seluruh rangsangan ini kerap dianggap mengganggu dan memunculkan rasa tidak nyaman pada tubuh.

2. Sebagai Penilai Tingkatan Nyeri

Ujung saraf bebas juga berperan sebagai penilai tingkatan nyeri sehingga mampu mendeteksi adanya rasa sakit yang kemungkinan tidak begitu sakit (nyeri tahap ringan) hingga rasa sakit yang lebih hebat (nyeri tahap berat).

Sebagai reseptor yang tidak selalu aktif setiap saat ini, ujung saraf bebas dapat merespon atau bereaksi pada puncaknya pada skala nyeri. Walau tidak dalam keadaan aktif terus-menerus, reseptor baru akan teraktivasi dan mampu merespon secara cepat ketika menangkap rangsangan yang berpotensi tinggi membahayakan tubuh.

Rangsangan penyebab nyeri yang dirasakan dalam durasi panjang atau seperti menerima rangsangan suhu yang sangat tinggi akan menghasilkan aktivasi dan respon cepat.

3. Sebagai Distributor atau Penyalur Rangsangan Nyeri

Ujung saraf bebas yang pada dasarnya merupakan sel-sel saraf yang terdiri dari akson, badan sel, serta sentral terminal di mana kesemuanya ini terhubung dengan organ dalam tubuh. Kemampuannya tidak sebatas menerima rangsangan maupun membedakan tingkatan nyeri (seperti suhu rendah dan suhu tinggi) saja, tapi juga mendistribusikan rangsangan nyeri tersebut.

Ujung saraf bebas memiliki fungsi lain, yakni sebagai pengubah rangsangan nyeri ke impuls saraf. Setelah menjadi impuls saraf kemudian tersalurkan melewati dorsum ganglion melalui traktur spinothalamikus menuju korteks.

Namun dalam hal penyaluran rangsangan nyeri, distribusi ujung saraf bebas ini akan bervariasi pada kulit di seluruh tubuh karena nosiseptor sendiri berjumlah banyak dan tersebar di banyak bagian tubuh.

fbWhatsappTwitterLinkedIn