Bahasa Indonesia

3 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membaca Puisi Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang memiliki susunan kata sarat makna. Menurut Mulyono (2000: 1), puisi merupakan ungkapan gagasan, perasaan, pengalaman, pemikiran, dan pandangan hidup penulisnya. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga didefinisikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.

Selain disajikan berupa bahasa verbal atau tulisan, puisi juga kerap disajikan dalam bentuk lisan melalui kegiatan membaca puisi. Menurut Aftarudin (1984: 24), yang dimaksud dengan membaca puisi adalah perbuatan menyampaikan hasil-hasil sastra (puisi) dengan bahasa lisan.

Membaca puisi tentu tidak bisa dilakukan hanya dengan sekedar membacanya saja. Namun, ada teknik-teknik tertentu yang harus diperhatikan agar isi atau maksud dari puisi bisa tersampaikan dengan baik kepada pendengar.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi agar bisa menyajikan penampilan yang terbaik, yaitu:

1. Melakukan Interpretasi Puisi

Interpretasi puisi adalah pemaknaan atau penafsiran atas isi sebuah puisi. Hal ini dilakukan agar pembaca puisi mampu memahami makna yang tersirat dalam setiap kalimat puisi yang akan dibacakannya. Dengan demikian, ia akan mampu memahami isi puisi dan kemudian mengungkapkan isi puisi tersebut secara lisan.

Memahami kandungan puisi juga akan membantu pembaca puisi dalam menghayati tiap kalimat yang akan dibacakannya, sehingga ia bisa membaca kalimat-kalimat tersebut dengan penghayatan yang sesuai.

Untuk melakukan interpretasi puisi diperlukan ketajaman visi dan emosi untuk membedah dan menafsirkan isi kandungan sebuah puisi.

2. Penguasaan Faktor Kebahasaan

Penguasaaan faktor kebahasaan yang dimaksud adalah meliputi pelafalan dan intonasi.

  • Pelafalan
    Yang dimaksud dengan pelafalan dalam membaca puisi adalah mengucapkan bunyi sesuai dengan tema dan jiwa puisi yang dibacakan. Pelafalan juga berarti artikulasi yang jelas dalam mengucapkan huruf, kata, dan kalimat. Pelafalan yang jelas akan memudahkan pendengar untuk menangkap kata atau kalimat yang disampaikan pembaca puisi.
  • Intonasi
    Intonasi adalah naik turunnya nada (irama) dalam pembacaan puisi. Selain memberikan rasa keindahan pada puisi, intonasi juga akan menentukan bagaimana perasaan pendengar terhadap puisi. Intonasi dalam membaca puisi berkaitan dengan ketepatan dalam menyajikan irama. Hal ini bisa diperoleh dengan memperhatikan jenis tekanan dalam membaca kalimat. Jenis-jenis tekanan yang dimaksud adalah:
    • Tekanan Dinamik
      Tekanan dinamik merupakan tekanan yang diberikan pada kata-kata yang terpenting atau kata yang menjadi intisari kalimat dalam puisi. Tekanan dinamikakan membuat pembacaan puisi lebih bervariatif dan tidak monoton.
    • Tekanan Nada
      Tekanan Nada merupakan tekanan tinggi rendahnya suara. Tekanan nada digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau emosi dalam puisi. Perasaan girang, senang, marah, keheranan, biasanya diucapkan dengan menaikkan nada suara. Sebaliknya, perasaan sedih  biasanya diucapkan dengan merendahkan nada suara.
    • Tekanan Tempo
      Tekanan tempo merupakan cepat lambatnya pengucapan kata atau kalimat. Kata atau kalimat yang diucapkan cepat berarti menggunakan tempo sebentar. Sebaliknya, kata atau kalimat yang diucapkan lambat memerlukan tempo waktu lebih lama.
  • Jeda
    Jeda merupakan tenggat waktu yang digunakan pembaca untuk perhentian suara. Dalam membacakan puisi, penjedaan bisa dilakukan antarkata maupun antarkalimat. Penjedaan pembacaan puisi dilakukan dengan memerhatikan makna dan kandungan puisi yang dibaca.

3. Penguasaan Faktor Non-kebahasaan

Berikutnya, yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi adalah penguasaan atas beberapa faktor nonkebahasaan. Yang termasuk  faktor nonkebahasaan yang harus dikuasai dalam membacakan puisi adalah sebagai berikut:

  • Sikap
    Sikap yang ditunjukkan seorang tatkala membacakan sebuah puisi di depan umum akan mempengaruhi penilaian dan ketertarikan pendengar. Untuk itu, seorang yang membaca puisi harus berusaha bersikap tenang dan wajar. Untuk menunjang hal tersebut, maka sebelumnya pembaca puisi harus menguasai terlebih dahulu puisi yang akan dibacakannya. Ia juga perlu berlatih berulang-ulang agar ia yakin bisa membawakan puisi di depan orang banyak dengan baik.
  • Bahasa tubuh
    Yang dimaksud dengan bahasa tubuh disini adalah gerakan-gerakan tubuh, meliputi gerakan tangan, kepala, badan, dan juga kaki. Dalam membaca puisi, gerakan tubuh harus dibuat senatural mungkin dan tidak dibuat-buat agar tidak menimbulkan kesan kaku. Selain itu, gerakan saat membaca puisi juga harus disesuaikan dengan kalimat dan makna puisi yang dibaca.
  • Mimik atau Ekspresi
    Mimik atau ekspresi wajah merupakan gerak raut wajah yang dibuat untuk memperlihatkan isi dari sebuah puisi. Penggunaan mimik atau ekspresi yang tepat akan memberikan nyawa dalam pembacaan sebuah puisi. Mimik atau ekspresi wajah dalam membaca puisi harus disesuaikan dengan kandungan kalimat dalam puisi. Misalnya, kalimat yang sedih maka ekspresi wajah juga menunjukkan rasa sedih atau sendu. Kalimat yang penuh amarah, maka diucapkan dengan ekspresi marah atau geram, dan seterusnya.
  • Volume Suara
    Dalam membacakan puisi, volume suara sangat perlu untuk diperhatikan. Volume suara harus disesuaikan dengan tempat, jumlah pendengar, dan ada tidaknya pengeras suara. Hal ini dimaksudkan agar setiap pendengar bisa mendengarkan dengan jelas puisi yang dibacakan.
  • Kelancaran dan ketepatan
    Membaca puisi dengan baik haruslah memperhatikan kelancaran dan ketepatannya. Hal ini akan sangat membantu pendengar untuk menangkap isi puisi dengan jelas. Pembacaan puisi yang terlalu cepat akan membuat pendengar kesulitan menangkap apa yang diucapkan. Sementara, pembacaan yang terlalu lambat bisa menimbulkan rasa jenuh.
  • Penampilan
    Penampilan merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi. Penampilan yang baik akan sangat membantu seseorang untuk tampil lebih percaya diri. Dalam membacakan puisi, penampilan hendaknya disesuaikan dengan tema puisi yang dibaca, meskipun ini tentunya bukan keharusan. Namun, hal tersebut dapat membuat pendengar lebih tertarik.