Daftar isi
Keadaan langit malam memang mengundang keindahannya sendiri. Ketika kedua bola mata menjatuhkan pandangan ke arah langit malam, hati bak ditemani oleh penghuni langit malam, tidak lain dan tidak bukan adalah bintang.
Benda-benda yang bertempat tinggal di kawasan langit malam memang selalu mengundang tanya. Tidak hanya bintang. Eksistensi daripada yang berdiam diri di atas langit yakni matahari, bulan, dan serta bintang memanglah menakjubkan.
Memandangi benda-benda yang bereksistensi di kawasan langit sangatlah indah, terlebih lagi meniliknya. Memfokuskan mengenai ilmu mengenai eksistensi benda-benda langit dapat dilihat melalui astronomi. Dalam pandangan Islam, astronomi dikenal dengan sebutan ilmu falak. Berikut dibahas mengenai ilmu falak.
Langit malam sangatlah gelap. Meski demikian, langit memiliki temannya sendiri. Ketika pagi, langit ditemani dengan kehadiran sang surya. Malam menjelang, langit kembali tak sendiri dan ditemani oleh eksistensi ribuan kerlip titik cahaya kecil, yaitu bintang.
Eksistensi-eksistensi daripada penghias langit memang memanglah indah. Tidak hanya indah, eksistensi mereka pula bagai menyimpan misteri bagi makhluk hidup muka bumi. Jadi, eksistensi benda-benda penghias langit tidak hanya indah dan memberi rasa kagum.
Melihat lebih dalam ke arah benda-benda langit dengan mempelajarinya pun semakin memberikan keindahan bagi isi kepala. Dalam bidang ilmu, menilik mengenai kehidupan atas benda-benda di kawasan langit merupakan bagian dari astronomi. Dilihat berdasarkan pandangan Islam, ilmu astronomi dikenal dengan ilmu falak.
Kata falak sendiri mengandung arti yaitu mengenai perkumpulan atau barisan benda-benda langit. Falak sendiri berasal dari bahasa Arab yakni falakun.
Jadi, ilmu falak dapat dikatakan menggenggam makna hampir sama dengan ilmu astronomi, yaitu merupakan ilmu yang memfokuskan mengenai eksistensi daripada benda-benda di kawasan langit, terdiri dari bintang, bulan, matahari, dan serta bumi itu sendiri.
Ilmu falak pula mengandung mengenai pembahasan mengenai waktu serta lekat dengan angka dan juga aktivitas penghlihatan mendalam mengenai eksistensi-eksistensi yang berada di kawasan langit.
Makhluk hidup tak dapat dipisahkan ikatannya dengan bumi serta langit. Bumi dan langit seakan menjadi tempat berteduh bagi para makhluk hidup. Kehadiran bumi dan langit sudah bereksistensi sejak zaman dahulu. Orang-orang pada jaman dahulu mengandalkan langit, khususnya bintang serta matahari untuk menjalani hari-harinya.
Tak heran apabila ilmu mengenai langit dan bintang sudah eksis sejak tahun-tahun jaman dahulu. Salah satu ilmu mengenai langit dan bintang masuk dalam ilmu falak.
Ilmu falak sendiri mengandung makna yaitu ilmu mengenai jajaran-jajaran benda langit, khususnya bulan, bintang, serta matahari. Ilmu yang juga melihat mementingkan hitungan ini dianggap eksistensinya sejak Babilonia.
Hal ini dikarenakan orang-orang pada zaman itu kerap melakukan perjalanan dan terpaku dengan landasan bintang dan serta benda-benda langit lainnya. Sebelum terkenal di kalangan periode Islam, falak sudah melalangbuana di beberapa kawasan dunia, seperti Mesir Kuno, Arab, serta Eropa.
Pada kawasan-kawasan tersebut, ilmu falak dipercaya untuk memberikan gambaran mengenai waktu serta aktivitas untuk menyembah Dewa-Dewa. Semakin lama, falak menjadi semakin berkembang dan semakin dilihat lebih dalam lagi.
Ilmu falak menjadi semakin melambung namanya dan dapat dikatakan berfungsi sebagai alat hitung untuk benda-benda langit. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat membantu dalam perhitungan waktu-waktu untuk menjalankan doa.
Perkembangan falak sebagai ilmu mengalami perkembangan pesat karena diajarkan kepada murid-murid melalui ulama-ulama yang datang dari kawasan Arab.
Selain itu, perkembangan ilmu falak juga mendapat hubungan erat dari periode India dengan landasan buku astronomo dengan judul Sindhind. Buku tersebut dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab dan membuat ilmu falak semakin bersinar di mata publik.
Ilmu falak memang dapat dikatakan sebagai saudara dengan ilmu astronomi. Ilmu falak pula melihat hubungan-hubungan benda-benda langit terhadap kehidupan di muka bumi.
Meski merupakan ilmu yang menitikpusatkan pada benda-benda langit, ilmu falak hanya mengarah kepada tiga besar benda langit yaitu mengarah pada bumi, bulan, serta matahari.
Dengan mengarah pada bumi, bulan, serta matahari, ruang lingkup ilmu tersebut memegang empat ruang lingkup, diantaranya yaitu mengenai arah kiblat, waktu ibadah (salat), bulan-bulan sepanjang periode satu tahun, serta gerhana.
Falak dan astronomi saling dekat satu sama lain. Meski saling dekat, kedua ilmu tersebut memegang perbedaannya masing-masing. Sama-sama melihat secara dalam mengenai benda-benda langit, ilmu falak dan ilmu astronomi dapat dilihat bedanya.
Secara umum, ilmu astronomi berfokus pada benda-benda langit, tidak lain yaitu bintang, bulan, matahari. Dalam ilmu astronomi pula dilihat lebih jauh mengenai luar angkasa serta planet-planet yang mendiaminya.
Dapat dikatakan cakupan ilmu astronomi lebih luas. Berbeda dengan ilmu falak yang bersumber dengan mengarah pada matahari, bumi, dan bulan. Selain itu, ilmu falak memegang peranan besar dalam pelaksanaan aktivitas ibadah pada umat Muslim.
Memandangi benda-benda yang bereksistensi di kawasan langit sangatlah indah, terlebih lagi meniliknya. Berbicara mengenai hal tersebut, ilmu falak hadir menghiasi. Kata falak sendiri mengandung arti yaitu mengenai perkumpulan atau barisan benda-benda langit.
Falak sendiri berasal dari bahasa Arab yakni falakun. Ilmu falak dapat dikatakan menggenggam makna hampir sama dengan ilmu astronomi, yaitu merupakan ilmu yang memfokuskan mengenai eksistensi daripada benda-benda di kawasan langit.
Ilmu yang juga melihat mementingkan hitungan ini dianggap eksistensinya sejak Babilonia. Hal ini dikarenakan orang-orang pada zaman itu kerap melakukan perjalanan dan terpaku dengan landasan bintang dan serta benda-benda langit lainnya.
Perkembangan falak sebagai ilmu mengalami perkembangan pesat karena diajarkan kepada murid-murid melalui ulama-ulama yang datang dari kawasan Arab. Selain itu, perkembangan ilmu falak juga mendapat hubungan erat dari periode India dengan landasan buku astronomo dengan judul Sindhind.
Ilmu falak memegang empat ruang lingkup, diantaranya yaitu mengenai arah kiblat, waktu ibadah (salat), bulan-bulan sepanjang periode satu tahun, serta gerhana. Ilmu falak sering kali dikaitkan dengan ilmu astronomi.
Dalam ilmu astronomi pula dilihat lebih jauh mengenai luar angkasa serta planet-planet yang mendiaminya. Dapat dikatakan cakupan ilmu astronomi lebih luas.
Berbeda dengan ilmu falak yang bersumber dengan mengarah pada matahari, bumi, dan bulan. Selain itu, ilmu falak memegang peranan besar dalam pelaksanaan aktivitas ibadah pada umat Muslim.