Daftar isi
Keadaan dan situasi langit memang sangat indah ketika mata tertuju padanya. Bintang, bulan, matahari menghiasi indahnya kawasan langit. Benda-benda langit tersebut melakukan kerjanya bagai memiliki shift, ada pagi, siang, hingga malam.
Eksistensi daripada benda-benda langit tersebut tidak hanya menghiasi kawasan langit semata saja. Kehadiran mereka pula memiliki manfaat.
Salah satu manfaat benda-benda langit yaitu untuk menentukan kehadiran hari-hari besar dan juga penting. Dalam kepercayaan umat Muslim, kehadiran hari-hari besar dihitung berdasarkan ilmu hisab. Berikut dibahas mengenai ilmu hisab.
Pengertian Ilmu Hisab
Benda langit memancarkan eksistensinya sangat luarbiasa. Kehadiran benda-benda langit senantiasa menghiasi sela-sela kehidupan makhluk hidup. Mulai dari awal hari hingga akhir hari pun benda-benda langit tidak absen dari pangkuan muka bumi.
Eksistensi daripada benda-benda langit memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Dalam kepercayaan umat Muslim, hadirnya benda-benda langit digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan ibadah.
Tidak hanya itu, kehadiran benda-benda langit memberikan manfaat untuk mengetahui penanggalan hari-hari besar dan atau hari raya. Penanggalan hari-hari besar dan atau hari raya sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam kepercayaan umat Muslim dikenal adanya ilmu hisab.
Hisab sendiri menagndung kata haasaba dengan makna perhitungan. Eksistensi daripada ilmu satu ini sangat penting bagi umat Muslim. Secara umum, ilmu hisab mengandung makna yaitu ilmu yang digunakan untuk menghitung.
Ilmu hisab sendiri juga dapat dihubungkan dengan suatu hal dengan nilai atau angka-angka di dalamnya. Ilmu satu ini pula sangat lekat hubungannya dengan ilmu falak.
Karena ada hubungannya dengan ilmu falak, dapat dikatakan bahwa ilmu hisab merupakan ilmu yang digunakan untuk menghitung posisi daripada benda-benda langit, khususnya bulan. Dapat disimpulkan bahwa ilmu hisab adalah ilmu hitung dengan fungsi sebagai penentu posisi daripada bulan.
Eksistensi bulan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan ibadah dan atau acara keagamaan dalam agama Islam. Kehadiran ilmu hisab digunakan untuk menghitung hadirnya bulan dan awal bulan dalam kalender agama Islam atau kalender Hijriah. Jadi, ilmu hisab dapat diartikan sebagai ilmu perhitungan bagi kehadiran awal bulan dalam kalender Hijriah.
Sejarah Ilmu Hisab
Ilmu hisab merupakan salah satu ilmu yang sangat penting bagi umat Muslim. Eksistensi daripada ilmu satu ini digunakan sebagai perhitungan dalam menentukan keberadaan dan atau kehadiran bulan.
Kehadiran bulan dan juga awal bulan merupakan suatu hal penting bagi agama Islam. Awal bulan dalam kalender Islam digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk hadirnya hari-hari keagamaan serta pelaksanaan ibadah.
Ilmu hisab yang dapat diartikan sebagai ilmu hitung ini sudah menunjukkan eksistensinya sejak zaman dahulu. Eksistensi sudah ada sekitar periode Masehi yaitu pada sekitar tahun 750 Masehi hingga 770 Masehi. Sosok Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur merupakan sosok terkenal bagi eksistensi ilmu hitung satu ini.
Nama dirinya adalah nama yang mencurahkan perhatiannya kepada ilmu hisab. Ilmu hisab sangat erat kaitannya dengan ilmu falak. Kedua ilmu ini sama-sama memberikan pengaruh terhadap kehadiran benda-benda langit yang digunakan sebagai acuan untuk penentu ibadah dan serta hari keagamaan.
Keterikatan antara dua ilmu ini didasari atas adanya kitab Sindihind yang merupakan kitab astronomi pada periode India. Kitab tersebut dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab dan mulai diperhatikan secara mendalam.
Adanya pengalihbahasaan terhadap kitab tersebut membuat perkembangan akan ilmu menganai benda-benda langit semakin diminati, terutama pada era kejayaan Khalifah Al-Makmuntahun pada periode pertengahan 800 Masehi.
Dari tata cara dengan landasan kitab Sindihind, dihasilkan tabel mengani pergerakan benda-benda langit pada periode itu. Beberapa tahun kemudian, tabel mengenai pergerakan benda-benda langit tersebut disesuaikan berdasarkan tahun Hijriah.
Keberadaan kalender Hijriah pula merupakan perkembangan daripada ilmu hisab itu sendiri. Dengan adanya kalender Hijriah, umat Muslim makin mempelajari dan mengenal ilmu hisab itu sendiri.
Ruang Lingkup Ilmu Hisab
Ilmu hisab merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam menentukan keberadaan benda-benda langit. Ilmu satu ini pula merupakan ilmu yang sangat penting bagi umat Muslim. Bagi umat Muslin, ilmu hisab dapat digunakan sebagai perhitungan untuk menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah.
Sama-sama berhubungan dengan benda-benda langit, ilmu hisab sangat dekat dengan keberadaan ilmu falak. Ilmu hisab juga memiliki ruang lingkup yang sama halnya dengan ilmu falak.
Karena mengacu pada benda-benda langit yaitu bulan dan matahari, serta bumi, ruang lingkup ilmu hisab berfokus mengenai arah kiblat, waktu ibadah (salat), serta letak matahari dan bulan-bulan sepanjang periode satu tahun.
Dengan ruang lingkupnya tersebut, ilmu hisab dapat digunakan sebagai acuan untuk hitungan bagi munculnya gerhana bulan serta gerhana matahari. Ilmu hisab sendiri pula berfokus pada ibadah dan atau acara besar dalam sistem kalender Hijriah.
Sehingga ruang lingkupnya memegang ruang lingkup, diantaranya yaitu Syawal, Ramadan, Muharram, serta Dzulhijjah.
- Syawal: merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah. Bulan Syawal merupakan hari raya besar bagi umat Muslim. Pada bulan ini, umat Muslim merayakan hadirnya hari raya Idul Fitri.
- Ramadan: merupakan bulan kesembilan dalam susunan kalender Hijriah. Pada bulan ini, umat Muslim melaksanakan ibadah puasa.
- Muharram: merupakan bulan pertama dalam susunan kalender Hijriah. Pada hari pertama dalam bulan tersebut diperingati sebagai hari Tahun Baru dalam agama Islam.
- Dzulhijjah: merupakan bulan keduabelas dalam susunan kalender Hijriah. Pada bulan ini
Perbedaan Ilmu Hisab dan Rukyat
Ilmu hisab sangat penting dalam kepercayaan agama Islam. Kehadiran ilmu satu ini digunakan sebagai perhitungan bagi awal bulan. Selain ilmu hisab, terdapat pula rukyat.
Ilmu hisab dan rukyat dapat dikatakan memiliki hubungan dalam menentukan awal bulan. Meski demikian, keduanya memiliki perbedaan, Ilmu hisab lebih mengacu pada perhitungan.
Nantinya perhitungan dengan landasan ilmu hisab digunakan sebagai penentu posisi bulan. Sedangkan, rukyat adalah suatu kegiatan dengan menjatuhkan pandangan ke arah posisi bulan baru atau bulan sabit. Kegiatan rukyat dilakukan pada saat matahari tenggelam.
Kesimpulan Pembahasan
Dalam kepercayaan umat Muslim, kehadiran hari-hari besar dihitung berdasarkan ilmu hisab. Ilmu hisab dapat diartikan sebagai ilmu perhitungan bagi kehadiran awal bulan dalam kalender Hijriah. Keberadaan kalender Hijriah pula merupakan perkembangan daripada ilmu hisab itu sendiri.
Dengan adanya kalender Hijriah, umat Muslim makin mempelajari dan mengenal ilmu hisab itu sendiri. Ilmu hisab berfokus pada ibadah dan atau acara besar dalam sistem kalender Hijriah. Sehingga ruang lingkupnya memegang ruang lingkup, diantaranya yaitu Syawal, Ramadan, Muharram, serta Dzulhijjah.
Selain ilmu hisab, terdapat pula rukyat. Ilmu hisab dan rukyat dapat dikatakan memiliki hubungan dalam menentukan awal bulan. Meski demikian, keduanya memiliki perbedaan, Ilmu hisab lebih mengacu pada perhitungan. Sedangkan, rukyat adalah suatu kegiatan dengan menjatuhkan pandangan ke arah posisi bulan baru atau bulan sabit. Kegiatan rukyat dilakukan pada saat matahari tenggelam.