Biologi

11 Jenis Burung Hantu di Indonesia Beserta Karakteristiknya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia menjadi rumah bagi banyak burung hantu. Tercatat ada 222 jenis burung hantu di seluruh dunia kecuali Antartika, dan seperempat spesiesnya ada di Indonesia. Burung hantu merupakan burung pemangsa “raptor” dan berburu di malam hari alias nokturnal.

Burung ini sedikit berbeda dengan spesies burung lainnya dengan kemampuan kepalanya yang dapat berputar 180 derajat.

Sebagian masyrakat Indonesia menganggap burung hantu adalah binatang yang menyeramkan namun sebenarnya mereka tidak berbahaya lho. Lalu apa sajakah jenis-jenis burung hantu itu?

Berikut penjelasan jenis atau spesies burung hantu dan karakteristiknya.

1. Burung Hantu Beluk Jampuk (Bubo Sumatranus)

Persebaran burung hantu jenis ini yakni di sekitar Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Sedangkan di luar negeri ada di Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Ukuran Beluk Jampung sekitar 45-50 cm dengan motif garis-garis yang tebal dan berwarna kuning pekat.

Bulu  beluk jampuk berwarna abu-abu tua sedangkan tubuh bagian atasnya berwarna coklat kemerahan dan bagian bawahnya abu-abu sedikit putih. Alis burung hantu beluk jampuk berwarna putih. Ciri khusus burung ini adalah bentuk telinga yang tegak horizontal.

Burung aktif malam hari ini hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Makanan mereka berupa tikus, ular kecil, ikan kecil, serta burung-burung yang lebih kecil. Cara berburu mereka yaitu dengan mencengkram mangsanya secara tba-tiba.

2. Burung Hantu Beluk Watu Gunung (Glaucidium brodiei)

Ukuran burung hantu jenis ini tergolong kecil yaitu kisaran 15-17 cm. Wilayah persebaran burung hantu jenis ini meliputi Sumatera dan Kalimantan. Selain di Indonesia mereka juga dapat ditemukan di China, Laos, Bhutan, Brunei Darussalam, Myanmar, Nepal, Taiwan, Thailand, dll.

Burung hantu Beluk Watu Gunung juga memiliki garis pada bulunya. Ciri dari burung ini yaitu bulu di sekitar matanya kuning dan pucat di lehernya dengan garis yang melingkar.

3. Beluk Ketupa (Ketupa ketupu)

Ukuran burung beluk ketupa tergolong sedang yaitu antara 40- 48 cm dengan rentang sayap hingga 70 cm. Burung hantu jenis ini dapat ditemukan di Jawa, Bali, Kalimantan, Bangka. Selain di Indonesia persebaran burung hantu ini ada di Laos, Vietnam, Kamboja, Singapura, dan Thailand.

Burung hantu ketupa atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Buffy Fish Owl memiliki warna bulu kekuningan dengan tubuh atas berwarna coklat bercorak kehitaman. Sedangkan tubuh bawahnya berwarna kuning merah bata dengan corak hitam tebal.

4. Burung Hantu Punggok Togian (Ninox burhani)

Ukuran tubuh burung ini tergolong kecil-sedang yakni kisaran 20 cm dengan lebar sayap mencapai  18 cm. Persebaran burung yang ditemukan pada 25 Desember 1999 ini yaitu di Kepulauan Togian, Sulawesi Selatan tepatnya di Melege, Togian, Batudaka. Biasanya mereka berada di daerah perbukitan, perkebunan, rawa, dengan ketinggian 400 m dpl.

Bulu di sekitar dahi, mahkota, dan punggungnya berwarna cokelat dan memiliki coretan halus di bagian mahkota tengkuk, dan mantelnya. Sedangkan alisnya berwarna putih agal kecokelatan namun keputihan bercorak kecokelatan pada dada dan perutnya. Mangsa utama mereka adalah serangga yang mereka buru di malam hari.

5. Burung Hantu Serak Bukit  (Phodilus badius)

Burung berukuran sedang ini memiliki nama internasional Oriental Bay Owl sedangkan masyarakat lokal biasa menyebutnya wowo-wiwi. Ukuran tubuhnya sekitar 27 cm dengan warna cokelat kemerahan yang mendominasi bulunya.

Pada bagian atas tubuhnya terdapat corak bintik hitam dan putih, sedangkan pada bagian bawahnya berwarna sedikit merah muda dengan bintik hitam. Wajahnya juga berwarna merah muda dengan sekitar matanya berwarna gelap. Burung hantu ini memiliki berkas seperti telinga yang berdiri tegak.

6. Burung Hantu Serak Taliabu (Tyto Nigrobrunnea)

Burung hantu yang satu ini juga merupakan endemik Maluku tepatnya Kepulauan Sula, Maluku Utara. Termasuk kedalam ukuran sedang, serak taliabu memiliki ukuran 30-32 cm dengan rentang sayapnya 28 cm.

Pada bagian wajahnya berwarna cokelat sedikit kemerah mudaan sedangkan pada bagian tubuh atas dan sekitar matanya berwarna gelap. Tubuhnya didominasi warna cokelat keemasan dengan motif bintik hitam. Karakteristik larinnya yaitu iris serak taliabu berwarna hitam.

Habitat mereka yaitu berada di hutan dataran rendah dan juga di hutan pamah tebang pilih. Rusaknya habitat mereka meyebabkan pupolasi serak taliabu terancam punah. Saat ini tercatat hanya ada sekitar 250 hingga 1000 ekor.

7. Burung Hantu Serak Minahasa (Tyto inexspectata)

Burung hantu serak minahasa juga merupakan burung endemik Sulawesi sehingga burung hantu jenis ini hanya bisa ditemui di Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan juga Sulawesi Tengah bagian utara. Mereka mendiami hutan primer yang masih asri serta hutan tepian sungai dengan ketinggian 1000-1500 mdpl.

Burung hantu jenis serak Minahasa ini tergolong berukuran besar yaitu mencapai 30 cm. Karakteristik burung hantu ini memiliki tubuh dengan warna dominan merah karat dengan sedikit hitam.

Sedangkan pada bagian wajahnya berwarna merah karat yang lebih terang. Burung hantu serak Minahasa mempunya corak bintik hitam pada tubuh bawahnya namun tidak ada di tubuh atasnya.

8. Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)

Burung hantu serak Jawa memiliki ukuran tubuh sekitar 34 cm sehingga tergolong ke dalam golongan besar. Wilayah persebaran burung hantu jenis ini meliputi Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

Berbeda dengan burung hantu lainnya yang umumnya berwarna gelap burung hantu jenis ini memiliki bulu dengan warna dominan putih. Oleh sebab itu serak Jawa menjadi spesies burung hantu yang paling mudah dikenali.

Mereka terlihat lebih cantik dengan wajahnya yang berbentuk hati dengan warna putih bersih. Pada tubuh bagian atasnya berwarna kuning kuning sedangkan bagian bawah berwarna dengan pola bintik hitam.

Habitat mereka yaitu berada di tepian hutan hingga taman kota. Di alam liarnya mereka berada di dataran dengan ketinggian 1600 m.

9. Burung Hantu Pungguk Tutul (Ninox punctulata)

Burung hantu jenis ini termasuk kedalam kategori berukuran kecil yaitu kisaran 20-24 cm. Daerah persebaran pungguk tutul termasuk luas yaitu meliputi keseluruhan Pulau Sulawesi termasuk Kabaena, Muna, dan Butung.

Tubuh pungguk tutul berwarna cokelar kemerahan dengan pola tutul putih pada bagian kepala, punggung, serta sayapnya. Di bagian lehernya teradapat coretan putih  dengan lingkar wajah hitam dan alis berwana putih.

Pungguk tutul berhabitat di hutan dekat sungai, hutan terbuka, lahan bidudaya dengan banyak pohon, serta di dataran 1.100 hingga 2.300 mdpl. Burung ini akan keluar pada malam hari baik sendiri maupun berpasangan untuk mencari kelelawar sebagai mangsanya.

10. Burung Hantu Celepuk Jawa (Otus angelinae)

Burung hantu celepuk Jawa ini tergolong berukuran kecil yaitu hanya sekitar 20 cm. Burung endemik Pulau Jawa ini tergolong langka. Jumlah celepuk Jawa yang tercatat hanya berkisar kurang dari 10.000 ekor.

Mereka mendiami daerah pegunangan dan dataran dengan ketinggian 1000 hingga 2500 mdpl. Beberapa wilayah yang menjadi habitat mereka adalah Gunung Salak, Gunung Pangrango, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Ciremai, dan juga Dataran Tinggi Ijen.

 Bulunya didominasi dengan warna gelap dan cokelat keabu-abuan di bagian atasnya. Pada tubuh bagian bawahnya terdapat coretan hitam di dada dan putih di perutnya.

Ciri khas dari burung hantu ini adalah memiliki coretan yang rapat dan bercak hitam pada tubuhnya. Sedangkan Alis mereka berwarna putih terang dengan iris berwarna kuning keemasan.

11. Burung Hantu Serak Hitam (Tyto tenebricosa)

Burung hantu jenis ini merupakan burung hantu dengan ukuran besar yaitu sekitar 30-51 cm dengan rentang sayap 103 cm. Serak hitam dapat kita jumpai di Pegunungan Papua dan Autralia bagian tenggara.

Burung hantu jenis ini berbeda dengan burung hantu Papua lainnya karena merupakan satu-satunya yang berwarna abu-abu.  Matanya hitam dan besar, sedangkan sayapnya lebar dan bulat. Kakinya juga besar dan memiliki bulu yang lebat.

Makanan mereka yaitu mamalia, kelelawar, burung, terkadang mereka juga memangsa binatang yang berukuran lebih besar.

Serak hitam biasanya tinggal di parit-parit yang lembab di dalam hitan eukaliptus tua hingga di ketinggian 4000 m. Namun akan berpindah ke hutan yang lebih kering untuk mencari mangsanya dan kembali lagi ke hutan utamanya.