Kenali 5 Jenis Eskatologi (Teologi Akhir Dunia)

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Eskatologi, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani “Eskhatos” yang berarti akhir atau terakhir, dan “logi” yang berarti pengajaran. Secara sederhana, eskatologi dapat diartikan sebagai “wacana tentang hal-hal terakhir”.

Menurut Kamus Besar Oxford, eskatologi didefinisikan sebagai bagian dari teologi yang berkaitan dengan kematian, penghakiman, dan takdir akhir dari jiwa umat manusia.

Sementara dalam beberapa ajaran agama di dunia, akhir dunia menjadi peristiwa di masa depan yang dinubuatkan dalam kitab suci.

Eskatologi, secara umum menggambarkan tentang pencarian tujuan akhir manusia pada tingkat individu dan kosmik. Terdapat kekuatan pendorong untuk mencari jawaban atas tujuan ganda manusia, yang juga merupakan dua tema utama penyelidikan eskatologi, yaitu kehidupan setelah kematian dan tahap akhir dunia.

Pada tahap individu, akan timbul berbagai pertanyaan mengenai akhir kehidupan fisik manusia, seperti bagaimana keadaan seorang individu setelah kematian, berada di mana individu tersebut setelah terjadi kematian. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas dalam eskatologi individu.

Sementara pada tingkat kosmik, spekulasi tentang keadaan umat manusia di masa depan berkembang menjadi suatu kumpulan doktrin yang dikenal dengan eskatologi universal, yang berupaya menjelaskan tentang akhir dunia dan relevansinya dengan hari akhir dalam sejarah dunia atau yang menjadi tujuan akhir umat manusia.

Sejarah

Serta konsep roh manusia setelah kematian tampaknya menjadi titik awal kemunculan eskatologi individual primitif. Namun, dengan kemajuan peradaban, kesadaran religius, serta standar baik buruk yang telah diperkenalkan mendorong asosiasi hukum pembalasan kehidupan roh yang berada di luar kehidupan bumi.

Dengan demikian, kehidupan di masa depan dipahami sebagai keberadaan secara spiritual yang mengambil identitas abadi dari kehidupan normal, sebagaimana ditegaskan dalam eskatologi Mesir kuno. Demikian pula dengan konsep Ibrani awal dan Persia tentang kepercayaan setelah kematian.

Di kedua konsep tersebut, kehidupan setelah kematian digambarkan sebagai suatu kehidupan yang mencakup tempat berbeda, yaitu surga (pahala) dan neraka (hukuman).

Sementara orang Yunani kuno meyakini bahwa kehidupan spiritual yang sudah ada sebelumnya didasarkan pada konsep bahwa kehidupan tidak memiliki awal maupun akhir. Dengan kata lain, bangsa Yunani kuno meyakini bahwa manusia tetap kekal bahkan sebelum dilahirkan.

Jenis Eskatologi

Eskatologi Islam

Eskatologi Islam mempelajari tentang kehidupan setelah kematian, yaitu Al-Qiyamah (hari Kiamat) dan alam akhirat. Eskatologi memiliki kaitan yang sangat erat dengan salah satu aqidah Islam, yaitu yakin kematian, adanya hari akhir, hari kebangkitan, padang mahsyar, pengadilan akhir, surga dan neraka, serta keputusan bagi seluruh umat manusia dan lainnya.

Menurut syariat Islam, manusia dan jin akan melewati beberapa alam kehidupan, diantaranya alam roh, alam rahim, alam dunia, alam kubur, dan alam akhirat. Di mana alam terakhir-lah yang dianggap sebagai kehidupan yang abadi dan menjadi tempat pembalasan segala amal seluruh makhluk-Nya. Hanya ada dua tempat, bagi orang beriman akan ada ganjaran berupa surga, sementara bagi mereka yang durhaka akan diganjar neraka sebagai balasannya.

Sebelum datangnya hari pembalasan, para makhluk harus melewati suatu peristiwa hancurnya dunia atau hari kiamat. Dalam Islam, kiamat terjadi ketika semua orang beriman sudah tidak lagi ada di muka bumi, melainkan hanya orang-orang buruk yang tersisa di mana mereka kembali pada kondisi di zaman jahiliah. Diyakini kiamat akan terjadi pada hari Jumat, dan tidak akan terjadi hingga tidak ada lagi manusia yang menyebut nama Allah.

Kepastian tentang kapan kiamat akan terjadi, hanya Allah-lah yang tahu. Seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat Qur’an dan hadits. Allah berfirman dalam surat Al -Ahzaab Ayat 63:

“… Manusia bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu hanya di sisi Allah,’ dan tahukah engkau (Muhammad), boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya ..”

Meski pun demikian, Allah telah memberitahukan kepada Rasul-Nya beberapa tanda datangnya Kiamat. Terdapat 2 tanda, yakni pertanda kecil dan pertanda besar. Beberapa peristiwa yang termasuk dalam tanda-tanda kecil diantaranya wafatnya Rasulullah, merebaknya riba, khamr, dan perzinaan, Arab menjadi negeri kaya, banyaknya penyanyi wanita dan gedung-gedung tinggi, banyaknya jumlah kaum wanita dan sedikitnya laki-laki, dan masih banyak lagi.

Sementara pertanda besar dari hari Kiamat seperti munculnya dukhan (asap) yang menutupi bumi selama 40 hari, kemunculan Dajjal, Nabi Isa, dan Imam Mahdi, keluarnya Ya’juj Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, dan lainnya. Diperkirakan, pada masa itu manusia akan kembali seperti zaman sebelum Perang Dunia I, seperti berperang di atas kuda dengan menggunakan pedang, tombak, zirah, tameng, dan sejenisnya.

Setelah semua tanda muncul, atas peritah Allah sangkakala akan ditiup oleh malaikat Israfil sebanyak 3 kali. Pertama, Nafkhatul Faza’, di mana semua makhluk akan kaget dan takut, serta seluruh isi bumi dan langit akan saling bertabrakan dan hancur.

Kedua adalah Nafkhatus Shaiq, tiupan yang akan mematikan seluruh malaikat, termasuk Izrail. Terakhir adalah Nafkhatul Qiyam, tiupan yang akan menghidupkan atau membangkitkan kembali semua makhluk Allah yang telah mati.

Setelah dibangkitkan kembali, mereka akan dikumpulkan di padang mahsyar menunggu giliran untuk diadili satu per satu. Masa peradilan ini disebut dengan Yaumul Hisab, di mana semua amal perbuatan mereka di dunia akan diperhitungkan sesuai aturan dan ketentuan Allah.

Eskatologi Kristen

Dari sudut pandang Kekristenan, nasib akhir umat manusia di akhir zaman banyak dinyatakan dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sebagai contoh, dalam Perjanjian Lama eskatologi dapat ditemukan dalam Kitab Yesaya dan Daniel. Sementara dalam Perjanjian Baru, eskatologi ada pada Injil Matius, yakni pasal 24, dan Wahyu.

Eskatologi berkaitan dengan beberapa istilah dan pengertian lain, seperti kedatangan Kristus untuk yang kedua kalinya, kebangkitan manusia, penghakiman dan Penggenapan Kerajaan Allah, dan berbagai tanda yang mendahului datangnya akhir zaman. Seperti yang disebutkan dalam beberapa ayat, misalnya Hari Tuhan (Kis, 220; II Ptr. 3:10 dan Tes. 5:2), Hari Kristus (Flp. 1:10), Hari Terakhir (Mat. 7:22), dan Akhir Zaman (Yoh. 6:39).

Selain itu, juga banyak dibicarakan mengenai situasi di masa mendatang. Situasi tersebut berupa peristiwa yang tiba-tiba terjadi dengan segala tanda dan gejala alam yang dahsyat, dan menghancurkan bumi ini. Disebutkan juga bahwa semua orang jahat akan dihukum, sementara orang saleh akan mendapatkan kedamaian dan kehidupan yang sejahtera.

Terdapat dua tahapan atau jenis akhir zaman yang disebutkan dalal Alkitab, yaitu pertama seperti yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, tentang Kedatangan seorang Mesias (Juru Selamat) dari keturunan Daud (Yes. 9:6-7 ; 11:1 ; Yer. 23:5-6), Anak Manusia yang yang turun dari surga (Dan. 6:13-14), dan para hamba yang menderita (Yes. 53).

Sementara tahapan kedua diyakini sebagai masa penggenapan makna kedatangan Kristus ke dunia. Dengan kata lain, akhir zaman dimulai dengan kenaikan Yesus hingga kedatangan Kristus untuk yang kedua kalinya.

Akhir zaman oleh umat Kristiani dimaknai sebagai penyempurnaan dari segala upaya yang telah dilakukan oleh Mesias yang akan datang (Luk. 4:18-20; 10:23-24; Mat. 11:4-5; 13:16-17). sedangkan dalam Perjanjian Baru, yakni Kitab Ibrani menekankan bahwa saat ini dunia sudah memasuki akhir zaman (1:2), yang ditandai dengan hadirnya Kristus pewaris Kerajaan Tuhan.

Eskatologi Yahudi

Alkitab Ibrani menjadi sumber utama bangsa Yahudi dalam memahami hari akhir dan berbagai peristiwa yang menyertainya. Dalam agama Ibrani awal (sebelum Pembuangan Babilonia, 538 SM), percaya bahwa orang berthan untuk beberapa waktu di alam bawah tanah Sheol jika mereka mereka menjalani hidup yang baik sebelum Yahweh.

Sementara Yudaisme Rabinik era pasca-pembuangan percaya bahwa kebangkitan merupakan fase yang berkesinambungan dengan kematian setelah kehidupan di bumi. Namun demikian, kehidupan masa depan semacam itu ditentukan oleh ganjaran dan hukuman sesuai kualitas hidup mereka selama di bumi. Sesuai dengan ajaran Alkitab Ibrani.

Sering ada rujukan tentang masa depan ketika Allah akan membangun pemerintahan kebenaran-Nya yang kekal (Yesaya, 11:1-9) dan membenarkan umat-Nya. Namun, sebelum itu terjadi, umat manusia akan dihadapkan pada akhir dunia seperti yang dijelaskan oleh bangsa Yahudi tentang akhir zaman atau “Hari Yahweh”.

Dalam Talmud dikatakan bahwa sebelum terjadi Yahweh hari-hari akan dipenuhi oleh banyak konflik dan penderitaan. Peristiwa-peristiwa penuh gejolak yang akan menjungkirbalikkan tatanan dunia lama yang mana puncaknya ada pada pertempuran besar ketika Gog raja Magog akan menyerang Israel.

Pertempuran tersebut dikenal dengan Harmagedon, yakni ketika Tuhan akan turun tangan, mengalahkan musuh terakhir dan menyelamatkan bangsa Yahudi. Setelah pertempuran, semua kekuatan jahat akan musnah dan manusia berada pada tatanan dunia baru, di mana Tuhan secara universal diakui sebagai penguasa atas semua yang ada di Bumi.

Sementara dalam ajaran pasca-pengasingan, mereka menyatakan bahwa untuk mengakhiri sejarah saat ini Tuhan mengirimkan Mesias-Nya yang bertugas menumpas semua kejahatan dan membebaskan bangsa Yahudi dari segala bentuk penindasan dengan mengalahkan musuh-musuh Israel.

Mesias Yahudi tersebut akan menjadi Raja Israel dan membagi bangsa Yahudi di Israel menjadi beberapa suku untuk memulihkan kerajaan keturunan Daud yang asli. Ajaran lainnya mengatakan bahwa berkumpulnya bangsa Yahudi yang terpencar (diaspora) ke Israel, merupakan syarat datangnya zaman Mesianik.

Eskatologi Hindu

Eskatologi Hindu erat keitannya dengan sosok Kalki atau Avatar ke-10 (terakhir), merupakan anak dewa Wisnu, diceritakan ia bersama Harihara akan membubarkan dan meregenerasi alam semesta sebelum zaman berakhir. Terdapat 1.000 siklus Catur Yuga dalam Kalpa (aeon), yang terbagi menjadi 4 yuga (zaman). Catur Yuga berlangsung selama 4,32 juta tahun, dengan pembagian sebagai berikut:

  • Satya Yuga, yang berlangsung selama 1,728 juta yahun.
  • Treta Yuga, yang berlangsung selama 1,296 juta tahun.
  • Dvapara Yuga, yang berlangsung selama 864.000 tahun.
  • Kali Yuga, yang berlangsung selama 432.000 tahun.

Sementara periode saat ini oleh umat Hindu diyakini sebagai Kali Yuga. Hal ini ditandai dengan perginya Krishna dari Bumi pada 3102 SM atau 5124 tahun dari tahun 2023. Zaman ini diramalkan akan banyak dijumpai penurunan moralitas seperti ketidaksopanan, kekerasan, dan perbuatan buruk-buruk lainnya. Seperti yang tertulis dalam Wisnu Purana pada 100 SM:

“…Status sosial tidak bergantung pada pencapaian Anda, tetapi pada kepemilikan properti; kekayaan sekarang menjadi sumber kebajikan; gairah dan kemewahan adalah satu-satunya ikatan antara pasangan; kepalsuan dan kebohongan adalah syarat keberhasilan dalam hidup; seksualitas adalah satu-satunya sumber kenikmatan manusia; agama, ritual yang dangkal dan kosong, dikacaukan dengan spiritualitas

Pada zaman ini, dunia diperintah oleh Kali, bukan seorang dewi melainkan seorang iblis, iblis Kali. Mereka digambarkan sebagai raja atau pemimpin yang tidak bertuhan dan bertindak sesuai keinginan mereka. Mereka banyak menimbulkan kerusakan di mana-mana. Dosa-dosa banyak nertebaran di muka bumi.

Akan tiba pada suatu masa, terjadi kekeringan yang banyak menyebabkan para wanita dan anak-anak yang meninggal. Orang-orang akan bersembunyi di lembah-lembah di antara gunung-gunung, orang-orang akan mengenakan pakaian dari kulit pohon dan dedaunan hingga mereka kedinginan dan perlahan mati . 

Wabah, kelaparan, dan bencana akan muncul silih berganti. Rata-rata umur manusia pada zaman tersebut adalah dua puluh tiga tahun. Saat dunia sedang di puncak kekacauan, inkarnasi terakhir Wisnu yang dikenal dengan Kalki akan muncul dengan menunggangi kuda putih.

Beberapa jiwa saleh yang tersisa akan ia kumpulkan bersama dengan semua inkarnasi avatar (Ketuhanan) yang telah muncul di sepanjang sejarah manusia. Kalki bersama pasukannya akan menumpas semua setan, dosa, dan keburukan yang saat itu mendominasi Bumi. Hal ini seperti yang tertulis dalam Serat Bhagavad Gita.

Tujuan Kalki saat itu adalah mengumpulkan pasukan untuk membangun kebenaran di atas bumi dan menjadikan pikiran manusia semurni kristal. Mereka yang tersisa, akan diubah menjadi manusia baru dengan bentuk kemanusiaan yang lebih baik dan tinggi. Pada akhir penciptaan dunia baru, delapan matahari akan bersinar bersama di langit menandakan sistem kemanusiaan dan semesta baru akan dimulai.

Eskatologi Buddha

Agama Buddha secara umum mengajarkan tentang reinkarnasi berdasarkan hukum Karma, yang terletak pada konsep transfer jasa. Buddhisme awal, yang sekarang diwakili oleh ajaran Theravada menekankan bahwa karma baik (pahala) dan buruk (dosa) merupakan hasil dari perilaku individu dalam kehidupan duniawi seseorang sebelumnya.

Namun, terdapat satu pengecualian yang berkenaan dengan transfer jasa kebaikan untuk saudara mereka yang telah meninggal atau kesejahteraan semua makhluk hidup. Secara khusus, umat Buddha Theravada percaya bahwa Bodhisattva (seseorang yang hampir mencapai Kebuddhaan, namun belum sepenuhnya) dapat membantu orang lain untuk mendapatkan kehidupan lebih baik dengan kebaikan yang ia miliki.

Mereka percaya bahwa mereka yang telah mampu mendekati pencerahan akan terlahir kembali setelah kematian fisik mereka di salah satu surga. Dalam kosmologi Mahayana, para Bodhisattva akan ditugaskan ke alam surga, di tempat mereka melimpahkan pahala kepada mereka yang berdoa memohon bantuan.

Namun, mereka juga memandang takdir manusia sebagai pencapaian kesucian (pencerahan) di dunia spiritual yang bebas dari reinkarnasi fisik apa pun. Serta dapat menggunakan pahala mereka untuk memimpin orang lain menuju kehidupan yang juga bebas dari reinkarnasi fisik.

Secara luas, eskatologi Buddha juga mengakui adanya siklus penciptaan dan kehancuran dunia. Hal ini terlihat dari adanya penerapan pemikiran siklus kosmologis dari teks suci Buddhis, Sutra Pitaka (Kerajaan Khotbah) tentang keadaan spiritualitas Buddhis dalam kaitannya dengan kemunduran dan kebangkitan ajaran Buddha.

Dalam ajarannya (Shakyamuni atau Gautama), Buddha juga meramalkan tentang ajarannya yang akan hilang setelah 500 tahun. Menurut sutra Pitaka, ajaran “10 perilaku moral” akan hilang, dan orang-orang lebih cenderung akan mengikuti “10 konsep amoral”, seperti pencurian, kekerasan, pembunuhan, kebohongan, perkataan jahat, perzinaan, kata-kata kasar dan omong kosong, ketamakan dan niat buruk, keserakahan yang sembrono dan nafsu sesat yang mengakibatkan meroketnya kemiskinan dan berakhirnya hukum dharma sejati. 

Namun, seorang Buddha baru yang dikenal dengan Maitreya akan muncul memperbarui ajaran Buddha dan menemukan kembali jalan menuju Nirwana. Di sini terlihat bahwa sosok penyelamat Maitreya telah ditunggu-tunggu kedatangannya untuk memimpin umat manusia kembali ke jalan Buddhis dan memasuki dunia baru.

fbWhatsappTwitterLinkedIn