10 Jenis Format Audio Paling Populer

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebagian besar masyarakat pasti sudah tidak asing lagi dengan format audio MP3. Namun, apakah kalian pernah mendengar format lainnya seperti PCM, AAC, atau bahkan OGG?

Audio itu sendiri merupakan getaran yang dapat dihasilkan karena adanya gesekan suatu benda. Pada perangkat elektronik, terdapat berbagai macam jenis audio yang biasanya digunakan. Salah satu jenis audio yang umum ditemukan di audio adalah MP3.

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas berbagai jenis audio supaya kalian dapat mengenali jenis audio selain MP3. Mari simak pembahasan berikut ini!

1. MWA

Jenis audio yang pertama adalah Windows Media Audio yang disingkat dengan MWA yang dirilis pertama kali pada tahun 1999. Format ini telah mengalami perjalanan panjang dengan beberapa eolusi dengan nama dan ekstensi yang sama yakni .wma.

Microsoft merupakan perusahaan yang menawarkan format audio secara default ini pada program Windows Media Player. Oleh karena itu, hanya pengguna Windows yang dapat menggunakan format ini.

WMA memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak bisa mengompresi file dengan maksimal, file yang diproduksi tidak ada bedanya dengan file orisinil aslinya, dan file yang dihasilkan memiliki format yang ukup besar.

Meskipun begitu, format audio WMA dapat diaplikasikan pada berbagai macam media player lainnya serta dapat dibantu oleh Digital Right Management untuk menghindari terjadinya pembajakan.

2. WAV

Format yang kedua adalah WAV yang memiliki kepanjangan Waveform Audio File Format yang mana dikembangkan oleh Microsoft dan IBM tepatnya pada tahun 1991.

Sama halnya dengan format MP3, WAV juga banyak digunakan oleh berbagai kalangan mulai dari orang awam hingga para profesional.

Bagi sebagian orang, file WAV dianggap sebagai file yang tidak terkompresi, namun hal tersebut tidak benar sepenuhnya. Karena pada dasarnya, format audio WAV menjadi wadah untuk para pengguna Windows pada berbagai formaat audio dengan potensi audio yang sudah terkompresi.

WAV dianggap sebagai salah satu format terbaik yang dapat digunakan untuk mengedit audio untuk menghasilkan kualitas yang high-fidelity. Ekstensi format audio ini dapat ditemukan dengan nama .wav atau .wv. Namun, ukuran file yang dihasilkan cukup besar dan dapat mencapai 2 GB.

3. AIFF

Format audio selanjutnya adalah Audio Interchange File Format atau yang dikenal dengan singkatan AIFF. Format ini serupa dengan WAV yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM. Namun, bedanya format ini dikembangkan oleh sisttem Apple khusus digunakan untuk Mac pada tahun 1988.

File audio yang satu ini dapat diisikan dengan berbagai jenis format audio untuk berbagai macam versi kompresi salah satunya adalah AIFF-C atau versi lainnya yang biasa disebut juga dengan Apple Loops yang biasanya digunakan oleh GarageBand dan Logic Audio. Yang mana keduanya menggunakan ekstensi AIFF yang serupa.

Suara yang dihasilkan dari format audio ini umumnya angat bagus. Hal tersebut menjadi kelebihan dar format ini. Namun, yang menjadi catatan sekaligus kekurangan dari AIFF adalah audio dengan format ini hanya dapat diputar pada sistem operasi OS yang ada pada MAC saja serta ukuran filenya yang cukup besar.

4. PCM

Format file audio yang selanjutnya adalah Pulse-Code Modulation atau yang disingkat dengan PCM merupakan salah satu format audio yang cukup sederhana.

Format audio PCM menjadi gambaran yang dapat menjadi representasi digital yang berasal dari sinyal audio raw analog. Ekstensi dari format audio PCM mempunyai sub tipe PCM yang disebut juga dengan Linear Pulse-Code Modulation atau LPCM.

Subtipe dari LPCM merupakan bentu PCM yang biasa digunakan. PCM memiliki kelebihan yakni dapat dipakai untuk format DVD maupun CD. Sedangkan, kelemahan dari format audio ini adalah ukurannya yang lebih besar daripada format MP3.

5. AAC

Advanced Audio Coding atau AAC merupakan format yang dikembangkan sejak tahun 1997 yang ditujukan sebagai penerus MP3.

Format audio dengan basis MPEG2 dan juga MPEG4 mempunyai sifat Lossy Compression. Oleh karena itu, biasanya format file yang sudah dikompresi tidak bisa dikembalikan lagi.

Format audio yang dikembangkan oleh Motion Picture Expert Group ini mempunyai kecepatan 128 Kbps dan sudah tergolong cukup baik untuk mendengarkan musik.

Format audio AAC diciptakan oleh audio Codec dengan tujuan untuk memberikan peningkatan atau improvisasi dari kualitas format MP3.

Format ini memiliki berbagai macam ektensi mulai dari .m4a, .m4b, .m4r, .m4v, .mp4, .3gp, dan juga .aac. Berbagai macam ekstensi yang dihasilkan memiliki kualitas suara yang cukup jernih saat di bawah 16 HZ, dan terdapat 48 channel. Hanya saja, untuk dapat memanfaatkan kualitas dari format audio yang baik ini kalian harus merogoh sejumlah kocek.

6. OGC Vorbis

Lain halnya dengan format audio yang laiin, format audio OGC tidak memiliki kepanjangan. OGC Vorbis merupakan tempat multmedia yang dapat menjadi wadah bagi semua jenis format kompresi.

Meskipun dapat digunakan untuk menyimpan semua jenis format kompresi, OGC Vorbis cenderung lebih banyak menyimpan file Vorbis dan itulah yang mendasari format ini dinama9 dengn OGC Vorbis.

OGC Vorbis pertama kali dirilis pada tahun 2000. Format audio yang satu ini sengaja dirancang untuk streaming serta memiliki penyimpanan yang cukup efisien. Walaupun format ini dapat dipakai secara gratis, tida banyak orang yang menggunakan format ini, mengingat dukungan untuk format OCG Vorbis ini bru seikit salah satunya adalah Winamp.

Meskipun demikian, penyimpanan memori yang dibutuhkan berkapasitas rendah. Tak heran jika sering ditemukan file audio yang tidak terlalu bagus kualitas suaranya saat dikompresi. Ekstensi dari format OCG Vorbis bernama .ogg.

7. ALAC

Apple Lossless Audio Codec atau yang disingkat dengan ALAC merupakan format audio yang diluncurkan pada tahun 2004 dan dapat digunakan tanpa berbayar karena bersifat Open Source. Format ekstensi audio dari ALAC bernama .alac.

Format audio ALAC ini sangat baik jika digunakan untuk berbagai macam urusan yang berkaitan dengan Transfer Data Audio. ALAC sangat unggul dalam teknologi kompresinya yang tidak mengubah kualitas suara serta dapat meminimalkan ukuran file.

Meskipun demikian, jika ingin menggunakan format audio ini pada perangkat selain Apple, diperlukan aplikasi pihak ketiga untuk membantu proses pemutarannya. Tak hanya itu, beberapa perangkat tidak kompatibel dengan ALAC.

8. FLAC

Free Lossless Audio Codec atau yang disingkat dengan FLAC yang dirilis pada tahun 2001 merupakan salah satu format audio dengan memanfaat file asli dari sumber mencapai 60% tanpa menghilangkan data sedikitpun.

Tak hanya itu, file audio ini cukup menarik karena bebas royalti dan bersifat open source. Sebagian besar program dan perangkat utama menjadi alternatif yang mendukung FLAC untuk musik.

Walaupun demikian, perlu diingat bahwa file ini membutuhan ruang yang lebih besar karena kapasitasnya dianggap lebih membebani dibandingkan dengan MP3.

9. MIDI

Format selanjutnya adalah MIDI yang dirilis oleh perusahaan alat musik elektronik karena menjadi rangkaian spesifikasi untuk intrumen dengan tujuan agar tiap – tiap instrumen mampu berkomunikasi. Maka, setiap perangkat elektronik misalnya Keyboard dan Komputer bisa disinkronisasi satu sama lain.

MIDI tidak memerukan spesifikasi yang tinggi, dengan file yang berukuran kecil, serta instrumennya bisa diubah dan tidak memerlukan rekaman ulang. Namun kualitas suaranya ditentukan oleh instrumen MIDI itu sendiri.

10. MPEG Layer atau MP3

Siapa nih yang belum pernah denger MP3? Format ini adalah format sejuta umat yang digandrungi hampir seluruh kalangan masyarakat dan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari – hari.

Format ini memiliki ukuran yang cukup kecil dengan durasi rata – rata 3 menit dan biasanya hanya memerlukan kurang lebih 3MB saja. Oleh karena itu, memungkinkan penggunanya untuk mengunduh ribuan lagu.

Format Audio Terkompresi dengan Kehilangan Mutu

Lossy Format atau format audio terkompresi dengan kehilangan mutu merupakan format audio yang menyimpan data berukuran lebih kecil dibandingkan dengan lossless format.

Selama proses kompresi berlangsung, akan ada kehilangan data. Hal tersebutlah yang menyebabkan file akhirnya berukuran kecil. Lossy compression bertujuan untuk menyingkirkan dan membuang semua informasi audio yang dianggap tidak terlalu dapat didengaran oleh telinga manusia.

fbWhatsappTwitterLinkedIn