Daftar isi
Akhiran atau sufiks merupakan afiks yang ditambahkan pada bagian akhir sebuah kata dasar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada bagian belakang kata dasar, misalnya -an, -kan, dan -i; akhiran.
Akhiran dalam bahasa Indonesia memiliki beragam bentuk, misalnya akhiran kan-, an-, dan i-, juga dapat berasal dari bahasa Indonesia asli maupun berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Sama seperti awalan dan sisipan, akhiran merupakan bentuk terikat yang digunakan untuk membentuk kata turunan. Dengan diimbuhkannya sebuah sufiks pada kata dasar, maka makna kata yang terbentuk dapat berbeda dengan makna kata dasarnya.
Akhiran dapat berupa akhiran asli yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, dapat pula berasal dari bahasa daerah atau bahasa asing. Selain itu, penulisan akhiran tidak dipisah dari kata dasarnya serta tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya mengenai akhiran, simak jenis-jenis akhiran yang digunakan dalam bahasa Indonesia berikut ini.
Akhiran -an menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring membentuk nomina, nomina cakapan, adjektiva, adjektiva cakapan dan verba cakapan. Berikut ini beberapa makna akhiran –an:
Contoh akhiran –an:
Akhiran –kan merupakan sufiks yang membentuk verba. Akhiran –kan dapat menyatakan makna menjadikan. menyatakan kesungguhan atau sungguh-sungguh, dan menyatakan untuk atau kepada orang lain. Kata-kata yang terbentuk tersebut dapat menyatakan sebuah perintah.
Contoh akhiran –kan:
Akhiran –i memiliki beberapa jenis, yaitu akhiran –i yang berasal dari bahasa Arab dan memiliki variasi, yaitu –iah, –wi, –wiah, dan –ni. Akhiran –i tersebut berfungsi untuk membentuk adjektiva. Serta akhiran –i yang dalam bahasa Indonesia yang berfungsi membentuk verba. Akhiran –i jenis tersebut menyatakan makna memberikan, misalnya: sampuli dan menyatakan makna berulang-ulang, misalnya: sirami.
Contoh penggunaan akhiran –i beserta variasinya tersebut antara lain:
Contoh lain akhiran –i yaitu:
Akhiran –wan memiliki varian –man dan –wati. Akhiran tersebut berasal dari bahasa Sansekerta yang kemudian diserap dan digunakan di dalam bahasa Indonesia. Akhiran –wan berfungsi untuk membentuk nomina. Menurut Sugiarto (2014: 51) akhiran man– pada masa lampau diletakkan pada bentuk dasar yang berakhiran vokal i, untuk menyatakan jenis kelamin laki-laki. Akhiran –man sudah tidak produktif dan digantikan dengan akhiran –wan yang lebih produktif. Misalnya:
Akhiran –isme merupakan akhiran yang berfungsi untuk membentuk nomina dan menyatakan sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial, atau ekonomi. Contohnya: nasionalisme, komunisme, liberalisme, terorisme, dan sebagainya.
Akhiran –if merupakan sufiks yang diserap dari bahasa Inggris. Akhiran –if adalah akhiran yang berfungsi untuk membentuk adjektiva yang menyatakan makna yang bersifat melakukan atau menunjukkan mutu kegiatan. Contohnya: relatif, responsif.
Akhiran –is adalah sufiks yang berasal dari bahasa Inggris. Akhiran tersebut berfungsi sebagai pembentuk adjektiva, misalnya: psikologis, dan pembentuk nomina, misalnya: jurnalis. Contohnya: psikologis, strategis, agamis, pianis, gitaris, jurnalis, kartunis, idealis, dan linguis.
Akhiran –itas merupakan sufiks pembentuk nomina, yang menyatakan kualitas, keadaan, atau tingkat. Contohnya: loyalitas, intensitas, fasilitas, realitas.